Putriku Dengarkan Nasehat Ayahmu!

Putriku, ini ayahmu dengan segala kekurangannya. Sekarang ayah sudah mulai memasuki usia senja. Mata ayah sudah mulai cekung, rambut tak sehitam dulu, badan mulai sakit sakitan. Ayahmu tak muda seperti dulu.

Putriku duduk lah disampingku. Sekarang engkau sudah mulai gadis dan banyak Lelaki yang mulai bertanya tentangmu. Ayah sadar engkau sudah saatnya untuk dipinang oleh seorang pemuda yang tulus mencintaimu.

Dengankan nasehat ayah ini. Mana tau nasehat ini adalah nasehat terakhir ayahmu.

Putriku...

Kelak carilah seorang suami yang tidak hanya menerima kelebihanmu. Suka karena kecantikan dan hartamu. Namun juga menghargai segala kekurangmu dan menerima segala kekurangan keluargamu. Dunia begitu kejam bila hanya mengandalkan paras.

Putriku, carilah suami yang sabar. Dan istiqamah dalam kesabarannya. Ketika kamu marah, tidak balas dengan kemarahan. Jikapun tidak marah, dia tidak akan pernah mengabaikanmu lebih dari 3 hari. Marah-marah itu sifat setan, engkau tidak layak hidup bersamanya.

Putriku, carilah suami yang mau mendengar semua ceritamu dan curahan hatimu seperti ayahmu. Mau mendengar segala keluhanmu. Dia tetap mendengar walaupun kadang cerita itu tidak penting. Walaupun kadang keluhan-keluhan itu sudah engkau sampaikan berulang-ulang.

Putriku, carilah suami yang seteduh bahu ayah. Setiap kali engkau bersandar dibahu ayahmu engkau merasa nyaman dan tentram. Begitu pula dengan suamimu. Engkau selalu merasa tentram dan bahagia disampingnya.

Putriku, akan tiba masanya aku sangat berat melepaskanmu. Sungguh keputusan yang dalam sejarah hidup ayah. Engkau putriku yang sangat kucintai. Tapi ayah rela bila melepaskan kepada lelaki yang tepat. Lelaki yang shalih dan yang mampu membahagiakanmu didunia dan akhirat. Bersama tetesan airmata dan sujud kepada Rabb yang maha segalanya, ayah selip doa untukmu, semoga engkau bahagia selama hidupmu