Santri Lari Dari Pondok Pesantren, Kenapa?
Selama saya SLTP kini di disebut SMP saya pernah mengenyam pendidikan pondok pesantren. Di Makassar Sulawesi Selatan. Saya juga salah satu santri yang sempat mau lari dari pondok karena tidak sanggup dan tidak terbiasa untuk menjalani kehidupan disana. Tapi Alhamdulillah selesai juga.
Kehidupan berasrama memang banyak tantangan dan ujian. Tapi menjadikan seseorang lebih dewasa dan mapan dalam berbagai hal. Termasuk mapan kepribadian, kemandirian dan mapan ekonomi. Tapi tidak semua orang lulus dari ujian itu. Hanya yang punya komitmen yang tinggi untuk bertahan dan punya cita-cita tinggi kedepan.
Lulusan alumni pesantren biasanya banyak yang sukses dalam usaha dan berbagai jalan karirnya. Rata-rata alumni pondok jadi tokoh di negeri ini. Karena pengalaman dipesantren akan menjadi bekal yang sangat berarti ketika memasuki usia dewasa. Menjadi kehidupan yang dituntut untuk bekerja keras dan mandiri juga bisa memenuhi kebetuhan keluarga.
Selama ini ada beberapa pesantren yang sudah saya kunjungi. Saya kerap kali berdialog dengan beberapa santri. Contoh beberapa pertanyaan saya, bagaimana mondok disini? Enak tidak belajar di pondok ini? Bagaimana ustaz dan ustazahnya? Apa perubahan yang dilakukan selama disini? Bagaimana kemampuan bahasa asingnya? Sudah berapa juz hafalan Qur'an nya? Dan lain-lain. Jawabannya sangat beragam ada yang positif ada yang negatif.
Santri bercerita kalau temannya banyak yang sudah lari tanpa jejak. Tidak kembali lagi ke pesantren. Bahkan ada yang mereka temanan satu sekolah dulu, bareng ke pesantren 10 orang. Cuma 1 orang yang selesai, yang 9 santri lagi satu persatu minggat atau pindah ke sekolah umum. Memang rata-rata begitulah fenomenanya. Hampir semua pesantren mengalami hal yang sama.
Dari berbagai jawaban, yang menarik perhatian saya adalah faktor guru atau ustaz dan ustazahnya. Santri tidak betah di pesantren/pondok karena gurunya tidak ramah dan terkesan otoriter. Ini jawaban mereka. Ada ustaz dulu sangat mereka kagumi tapi lama keluar dan sudah mengajar di tempat lain. Sebagian juga hanya mencari alasan karena sebenarnya memang belum tenang untuk jauh dari ketiak ayah dan ibunya.
Tapi dengan berbagai alasan yang mereka kemukakan. Saya mencoba mencari benang merah. Pengelola pesantren harus serius memajukan pendidikan dipesantrennya. Sehingga santri betah di pesantren. Terus mengevaluasi demi kemajuan pesantren. Guru-guru terus meng-Update diri sesuai dengan perkembangan jaman. Sehingga pendidikan lahir pendidikan Islam yang modern, berteknologi, tidak Kono, mengembirakan sesuai dengan jamannya.
Insyaallah tahun 2019 saya dan teman-teman guru SD IT Muhammadiyah Bireuen bersama Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bireuen-Aceh mencoba untuk mendirikan PONDOK PESANTREN MODERN BERASRAMA UNTUK PUTRA DAN PUTRI ACEH sesuai dengan jamannya. Kami beri nama SMP IT MODERN BOARDING SCHOOL MUHAMMADIYAH BIREUEN.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wah bp luar biasa berkecimpung dalam dunia pesantren sehingga paham betul santri terutama pada zaman now. Semoga semua rencana mulianya mendirikan pesantren diberikan kelancaran. Aamiin. Sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah.
Ulasan yang mantap...makasih sudah berbagi, memang seyogyanya guru ataupun lembaga pendidikan mengupgrade baik pengetahuan maupij metode pembelajaran agar tujuan bosa tercapai, dan akhirnya memang semua kembali ke pribadi kita masing-masing..sehat dan sukses...barakallah
Wow, cita-cita yang sangat mulia. Semoga terealisasi. Semoga sukses dan barakallah.