Sekitar 15 guru penulis siak secara simbolis disambut hangat oleh bupati Siak. Mereka satu persatu dipanggil kedepan memberikan hasil karyanya ke kepada bupati Siak Riau saat Acara pelatihan penulisan buku Sagusabu.

Penghargaan diberikan kepada guru penulis asal Siak. Karena bisa mengangkat nama daerah khususnya kabupaten. Terutama di bidang literasi. Dengan karya-karya yang menakjubkan. Kata bupati Siak " Saya terharu sama guru-guru Siak, karena berhasil menghasilkan karya-karya yang luar biasa, mereka adalah aset daerah yang layak di hargai".

Sebagai "Asoe Lhok" Putra Asli daerah Juli, Bireuen, Aceh. Saya cemburu kepada guru siak. Sambutan hangat pemerintah siak untuk guru penulis siak. Aceh belum bisa menghargai guru penulis menurut saya. Pemerintah kita hanya pintar Mengkritik guru, menyalahkan guru, apalagi pada saat muncul hasil UN. Saya saran sama pemerintah yang seperti ini. untuk sering-sering berwisata, terutama wisata hati.

Saya hanya merasakan bahagia pada saat mantan Kadis Pendidikan Kab Bireuen Pak Nasrul Yuliansyah membuat lonching puluhan Buku. Saya terharu salut sama beliau yang sangat menghargai guru penulis, tapi saat itu saya sangat kecewa Tanpa kehadiran Bupati dan wakil bupati. Dalam hati saya mungkin guru penulis itu tidak terlalu penting bagi pemerintah. Saya juga tidak terlalu mengharap pemerintah menghargai guru penulis. Karena kita bisa kecewa.

Saya benar-benar cemburu sama guru Siak. Mereka akan di lonching 200 bukunya di depan istana siak satu bulan kedepan. Mereka di undang ke istana seperti layaknya pangeran dan ratu.

Untuk guru penulis Aceh. Terus lah menulis. Jangan harap anda akan di undang kantor bupati apalagi apalagi ke kantor gubernur. Anda pasti akan di undang ke Jakarta Bulan November 2018 pada peringatan Hari Guru Nasional oleh CEO Media Guru. Tentunya pakai uang sendiri. Selamat!.yang penting ingat bahwa Menulis itu Ibadah dan menjadi media dakwah.