Solusi Menjawab Tantangan Pendidikan Era Globalisasi
Perkembangan masyarakat dunia pada umumnya sudah memasuki masyarakat teknologi informasi yang kian pesan berkembang. Ini merupakan kelanjutan dari masyarakat modern. Ciri-cirinya adalah bersifat rasional, berorientasi kepada masa depan.
Semua sekolah wajib memahami tantangan yang berat ini. Penddidikan pada abad ini tidak sama apa yang kita rasakan pada masa puluhan tahun yang lalu. Zaman terus berkembang maka setiap lembaga pendidikan harus menyiapkan penddikan yang menjawab kerisauan jaman.
keberadaan masyarakat suatu bangsa menjadi satu kesatuan, baik dalam bidang sosial, budaya, ekonomi dan lain sebagainya. Menurut Jalaluddin rahmat dalam bukunya Islam Alternatif, Ada beberapa upaya dalam mengatasi tantangan yaitu :
a. Visi dan Orientasi Pendidikan Islam.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era sekarang. Memberikan dampak terhadap lingkungan dan masyarakat. Berbagai perkembangan dan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seperti kemajuan teknologi komunikasi, informasi, dan unsur budaya lainnya akan mudah diketahui oleh masyarakat. Hal ini merupakan tantangan bagi pendidikan Islam.
Kecenderungan ini harus diatasi oleh dunia pendidikan untuk mencapai visi perkembangan yang tidak ketinggalan zaman. Dalam hal ini pendidikan harus mampu menghasilkan manusia yang produktif yang dapat dijadikan sebagai visi dari pendidikan. Visi harus jelas, mudah dipahami dan dapat direalisasikan dan berorientasi ke depan. Abuddin Nata mengutip pendapat Muchtar Buchori yang menyebutkan ciri-ciri manusia yang produktif adalah:
1. Manusia yang menerima dirinya sendiri dengan ikhlas dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
2. Manusia yang menerima lingkungan hidupnya secara ikhlas.
3. Manusia yang peka terhadap kebutuhan-kebutuhan zamannya.
4. Manusia yang merasa mampu bekerja atau berkarya dan mersa mengenal serta menguasai metode-metode kerja yang terdapat dalam berbagai bidang garapannya.
b. Strategi Pembelajaran
Untuk melakukan kegiatan belajar yang mengacu pada terwujudnya masyarakat belajar, dan menghasilkan manusia yang kreatif, mandiri dan produktif, maka siswa terlebih dahulu harus diberikan ilmu dasar yang memadai terutama bahasa, berhitung, dan ilmu dasar lainnya.
Dalam proses pembelajaran yang berorientasi pada subjek didik ini, kegiatan belajar mengajar dalam rangka mendapatkan informasi lebih banyak dilakukan oleh siswa dan mahasiswa. Dengan cara demikian siswa mulai terlatih bersikap produktif.
c. Keterpaduan Antara Ilmu Agama dan Ilmu Umum
Keterpaduan antara disiplin ilmu umum dan disiplin ilmu agama perlu dilakukan tanpa mengorbankan spesialisasi yang menjadi ciri masyarakat modern. Pemikiran keterpaduan antara ilmu umum dan ilmu agama selanjutnya membawa timbulnya konsep Islamisasi ilmu pengetahuan. Islamisasi pengetahuan dapat menjawab persoalan yang selama ini dirasakan dalam dunia pendidikan, yaitu dualisme antara ilmu umum dan ilmu agama. Untuk mengatasi ini Kuntowijoyo memberikan solusinya dalam bukunya Paradigma Islam Interprestasi Aksi :
Pertama, dengan memasukkan mata pelajaran keislaman sebagai bagian integral dari sistem kurikulum yang ada. Misalnya dengan memasukkan materi-materi studi Islam secara wajib mulai dari tingkat dasar sampai tingkat tertentu.
Kedua, dengan cara menawarkan mata pelajaran pilihan dalam studi keislaman. Setelah menerima mata pelajaran keislaman ini berikutnya murid diwajibkan memilih studi keislaman secara bebas. Seperti tafsir, hadits, fiqh, sejarah Islam. Metode ini banyak digunakan di perguruan tinggi.
Ketiga, integrasi antara ilmu agama dan ilmu umum. Metode ini menawarkan diajarkannya mata kuliah seperti Filsafat Ilmu untuk memberikan latar belakang filosofis mengenai semua mata kuliah umum yang diajarkan. Tujuan utamanya untuk memberikan nuansa keagamaan mata pelajaran-mata pelajaran tersebut dan kemudian mengintegrasikannya ke dalam keilmuan Islam. Metode seperti ini akan menjadi terbatas karena tingkat integrasi yang dituju hanya pada tingkat filosofis.
Keempat, mengintegrasikan semua disiplin ilmu ke dalam kerangka kurikulum Islam. Tentu metode ini menyalahi pembakuan disipliner yang sudah mapan seperti yang sudah dikenal sampai sejauh ini, dan dalam implikasi institusionalnya.
d. Peranan Akhlak
Perkembangan kehidupan modern yang materialistis dan hedonistik dengan segala akibatnya yang saat ini mulai melanda kalangan dunia pendidikan perlu diimbangi dengan penerapan tasawuf. Adanya pemalsuan ijazah oleh oknum kepala sekolah, diterimanya siswa yang nilainya rendah dengan ada uang pelican, pemberian beban biasanya kepada siswa yang tidak dibarengi dengan peningkatan mutu pendidikan merupakan akibat arus globalisasi yang telah melanda dunia pendidikan. Jika dunia pendidikan saja sudah demikian keadaannya, maka lembaga mana lagi yang dapat dijadikan tempat menaruh harapan masa depan.
Keadaan dunia pendidikan seperti demikian itu, diperparah dengan beredarnya obat-obat terlarang di sekolah-sekolah. Berbagai tindakan yang paling aman dan mudah bagi sekolah adalah mengeluarkan siswa yang jelas-jelas terlibat dalam penyalahgunaan obat-obat terlarang tersebut.
Alternatif lain yang perlu dikembangkan dalam mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengamalkan ajaran akhlak. Ajaran akhlak perlu disuguhkan melalui seluruh bidang studi yang diajarkan di sekolah.
e. Kontribusi Pendidikan Islam Dalam membangun masyarakat madani
Secara sederhana pendidikan Islam dapat diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan secara sistematik untuk membentuk masyarakat didik sesuai dengan tuntutan Islam. Abuddin Nata mengemukakan secara teoritis pendidikan Islam sangat besar perannya dalam membentuk masyarakat. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, dilihat dari segi tujuannya pendidikan Islam memiliki tujuan yang berkaitan dengan pembinaan masyarakat yang beradab. Athiyah al-Abrasyi mengatakan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa dan tujuan dari pendidikan Islam yang sebenarnya tanpa mengesampingkan pendidikan Islam, akal atau ilmu praktis lainnya.
Kedua, dilihat dari sifatnya, pendidikan Islam tidak memisahkan antara pengajaran dan pendidikan. Pengajaran biasanya diartikan mengisi otak anak dengan ilmu pengetahuan sedangkan pendidikan adalah membina kepribadian atau sikap.
Ketiga, dilihat dari pendidik pendidikan Islam menghendaki agar seorang guru di samping memiliki pengetahuan yang mendalam dan luas tentang ilmu yang akan diajarkannya, juga harus mampu menyampaikan ilmunya itu secara efektif dan efisien serta memiliki akhlak yang mulia.
Keempat, dilihat dari segi metode pengajarannya pendidikan Islam menempuh cara-cara menyampaikan pendidikan yang sesuai dengan ilmu yang akan diajarkan, anak didik yang diberi pengajaran yang disampaikan tersebut berlangsung sesuai dengan sarana yang tersedia.
Kelima, dilihat dari segi sasarannya pendidikan Islam ditujukan untuk semua manusia tanpa membeda-bedakan jenis kelaminnya.
Keenam, dilihat dari segi lingkungannya, pendidikan Islam menggunakan seluruh lingkungan pendidikan mulai dari lingkungan rumah tangga, masyarakat sampai dengan sekolah atau perguruan tinggi.
Dari hal tersebut memperlihatkan dengan jelas bahwa yang dimaksud dengan masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab. Yaitu masyarakat yang seluruh aspek hidupnya didasarkan pada nilai-nilai Ilahiah yang universal, seperti kejujuran, demokratis, manusiawi, kemitraan, dan keikhlasan. Untuk masyarakat yang demikian dapat dicapai melalui pendidikan Islam, karena pendidikan islam dengan aspeknya didasarkan pada nilai-nilai yang luhur dan universal.
1. Peluang Globalisasi Terhadap Pendidikan
Gelombang globalisasi tidak hanya menampilkan tantangan sebagaimana telah dijelaskan tetapi globalisasi juga memberikan peluang-peluang penting yang memungkinkan terjadi perkembangan dan kemajuan-kemajuan signifikan dalam kehidupan sosial pendidikan yang pada gilirannya mendorong peningkatan intensitas tertentu dalam kehidupan keberagaman. Di antara peluang-peluang yang dapat dihasilkan dari globalisasi antara lain:
a. Pendidikan harus dirancang sedemikian rupa yang memungkinkan para peserta didik mengembangkan potensi yang dimiliki secara alami dan kreatif dalam suasana penuh kebebasan, kebersamaan dan tanggung jawab.
b. Pendidikan harus melakukan perubahan-perubahan dengan menciptakan sistem pendidikan yang lebih komprehensif dan fleksibel, sehingga para lulusan dapat berfungsi secara efektif dalam kehidupan masyarakat global.
c. Pendidikan harus menghasilkan lulusan yang dapat memahami masyarakatnya dengan segala faktornya yang dapat mendukung mencapai sukses ataupun penghalang yang menyebabkan kegagalan dalam kehidupan bermasyarakat.
d. Salah satu pilihan yang dapat dilakukan adalah mengembangkan pendidikan yang berwawasan global bahwa informasi dan pengetahuan tentang bagian dunia yang lain harus mengembangkan kesadaran kita bahwa kita akan dapat memahami lebih baik keadaan diri kita sendiri apabila kita memahami hubungan dengan masyarakat lain dan isu-isu global. Oleh karena itu pendidikan berwawasan global akan menekankan pembahasan materi yang mencakup:
1. Adanya saling ketergantungan di antara masyarakat dunia.
2. Adanya perubahan yang akan terus berlangsung dari waktu ke waktu.
3. Adanya perbedaan kultur di antara masyarakat atau kelompok-kelompok dalam masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk saling memahami budaya yang lain.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar