Tetesan Air Mata Haru Bu Rahmani
"Tetesan Air Mata Haru bahagia Bu Rahmani"
Seorang ibu yang memiliki 9 anak yatim ini, dulunya hanya memiliki rumah seukuran dapur rumah kebanyakan orang di Peusangan, Bireuen-Aceh. Rumah yang dimiliki ibu janda ini membuat pak Deni Putra, koordinator Kami peduli Bireuen dan teman-teman tergerak untuk membantu. Bu rahmani dan 9 anaknya harus tidur ditempat yang layak dan memiliki rumah sendiri. Sehingga bisa tidur yang nyaman bersamanya anaknya dirumah.
Hari ini Senin, tanggal 4 Maret bu rahmani mendapat rumah yang dibangun kami peduli Bireuen. Tadi sore tim KPB (kami peduli bireuen) menyerahkan secara resmi rumah untuknya. Saat bu Ikhwati mewakili tim kpb menyerahkan sedikit sembako, bu rahmani meneteskan air mata bahagia, air mata mengalir deras di pelukan wartawan kabar Bireuen ini. Kata Bu Ikhwati Hanafiah "biasanya saya tegar, tapi hari ini saya tidak sanggup menahan airmata saya". Disini jiwa dan saya mulai bergetar. Disaat orang sibuk memikirkan tentang pembangunan rumahnya. Alhamdulillah Allah masih mengerakkan sebagian orang-orang muda seperti pak deni dan kawan-kawan memikirkan rumah kaum dhuafa seperti Bu rahmani. Saya dan teman guru-guru harus jadi bagian dari gerakan kami peduli bireuen ini.
Teman-teman, mari kita pikirkan sejenak. Ada kalimat yang berkesan yang disampaikan Bripka Deni Putra. Bukankah dunia ini cukup banyak orang baik?. Tapi tidak semua mampu melakukan kebaikan dan tidak semuanya mampu mendakwahkan kebaikan. Bu Rahmani dengan 9 anaknya itu butuh perhatian, butuh uluran tangan, butuh kasih sayang dari saudaranya. Hari ini Bu rahmani mendapatkan kebahagiaan dari kpb walau rumahnya tidak seindah istana, tapi ia merasakan rumah yang ia tidur mulai malam ini adalah istana di hatinya.
Saya yakin, masih banyak di Aceh ini, seperti Bu rahmani yang lain. Ibu janda yang hanya menggantung nasib sebagai buruh cuci. Tinggal di rumah kira-kira 4x5 meter ingin memiliki rumah yang layak. Saya membayangkan di saat hujan dan petir, sambil memeluk anak-anak yang masih kecil. Bu rahmani selalu berdoa kepada Allah , semoga saudaranya yang masih punya hati, cinta dan rezeki, memperhatikan penderitaan yang sudah cukup lama mereka alami. Untuk membuatkan rumah yang layak untuknya. Hari ini Allah menjawab donya Bu Rahmani. Semoga juga Allah menjawab doa ibu janda lain yang belum memiliki rumah.
Kesempatan beramal baik didunia adalah kesempatan dan peluang untuk memberatkan amal kebaikan. Nikmat yang Allah berikan saat ini jangan sampai membuat kita lupa akan kematian yang sedang mengejar. Jangan sampai harta yang Allah titipkan membuat sang pemilik serakah. Lalu lupa makna kebahagiaan yang hakiki, Bukankah dalam Al-Qur'an, sudah Allah beri pelajaran yang baik. Qarun yang kaya raya sangat serakah dan enggan bersedekah Allah tenggelam Qarun kedalam bumi. Qarun tidak bisa menafsirkan kebahagiaan yang hakiki yaitu tinggal di surga berjumpa dengan Allah Swt. Semoga banyak orang kaya di dunia ini bisa mengambil pelajaran dari kehidupan Qarun.
Rizki dasilva
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Luar biasa, terima kasih telah berbagi. Salam literasi.
Hebat Indahnya berbagi Bahagia mereka.. Bahagia kita