Rizky Febrinna S.Pd

Ketika waktu mengobati lukamu, pastikan mereka adalah orang-orang yang tulus menyayangimu. Cintai waktumu, cintai keluargamu....

Selengkapnya
Navigasi Web

Pohon Hampir Mati

Kaulah semangat jalani hari

Pelita di kala dunia mulai meredup

Pembangkit serpihan hati yang sedang layu

Membuncah bergerak hadapi kenyataan

Dulu rindang daunmu sejukkan siapa saja yang numpang berteduh

Duduk nikmati langit biru belai lembut pipi di wajah sayu

Akar kuatmu bertahan di riuhnya badai bahkan hujan berhari-hari sejukkan segala yang berjiwa

Sebut saja pemanasan global yang terus menyiksamu tiada ampun

Kau tetap teguh di tempatmu kukuhkan pendirian kuatkan ketenangan yang menjadi sumber kekuatanmu

Anginpun iri padamu, sehingga ditiupkannya kekuatan yang dahsyat untuk meruntuhkanmu

Namun hanya sekedarnya bagai hembusan tipis kau tetap diam biarkan sekelilingmu terus merongrong hidup yang puas kau jalani

Bertahun-tahun kau berdiri menjadi saksi siapa saja yang tak sadari mata tajammu

Tiap detik kau serap segala kejadian sebagai bekal persaksian saat ditanya RabbMu nanti

Cukuplah kau melihat dan mendengar segala kejadian yang bergulir

Manusia itu tak pernah tau

Mereka terus melakukan hal yang dilarang

Suatu hari Awan hitam memuntahkan kilatnya tepat di jantungmu yang semakin menua

Sesak tak tertahankan

Panas menjalar ke seluruh sendi yang selama ini terus menopang dengan kuatnya

Perih tak tertahankan namun tak ada seorangpun mendengar teriakan

Malam itu begitu panjang dilewati seakan tertimpa beban beratus-ratus kali lipat tak terbayangkan sebelumnya

Namun akarmu tetap memberi isyarar

Teruslah bertahan meski daun-daunmu telah banyak yang berguguran

Tangismu semakin terisak, tetap tak ada seorangpun yang mendengar

Inikah yang dinamakan seleksi alam itu?

Yang lemah sebentar lagi akan musnah

Yang jatuh akan semakin menjauh

Dan teriakanmu berhenti dengan sendirinya

Tak ada guna sepertinya karena kau sadari ada yang lebih berhak atas hidupmu

Kau mulai tersenyum, tak ada keluh kesah lagi

Kau bersyukur dan semakin menyadari

Biar sakit lumpuh pada kaki, namun kekayaan penuh ada pada hati

Dan akhirnya kaupun mengerti

Hidupmu sangat berarti

RHome06Maret2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post