Rizky Satria

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
TPN 2017 dan Kebangkitan Guru Merdeka Belajar di Indonesia
Kelas TPN (Sumber: FB KGC)

TPN 2017 dan Kebangkitan Guru Merdeka Belajar di Indonesia

Pagi itu matahari bersinar cerah di Jakarta saat puluhan guru-guru dari berbagai daerah di Indonesia mulai berkumpul dan saling bertegur sapa. Tampak antusiasme dan ekspresi kegembiraan yang tak terputus hingga semua orang yang dinantikan hadir. Bagaimana tidak, teman-teman dunia maya yang biasanya hanya berinteraksi di kanal-kanal media sosial kini saling menampakkan diri fisik yang sebenarnya. Mereka adalah guru-guru penggerak komunitas-komunitas belajar yang berasal dari banyak daerah, seperti Pekalongan (Jawa), Palembang (Sumatera), Sanggau (Kalimantan), Bulukumba (Sulawesi), Dompu (NTB), dan berbagai daerah lainnya. Hari itu, mereka akan mengawali sebuah perhelatan besar tahunan yang akan diselenggarakan selama tiga hari berturut-turut. Acara itu bernama Temu Pendidik Nusantara (TPN).

Setelah berkoordinasi untuk saling memantapkan prinsip mengenai arti penting konektifitas dan kerjasama, di hari ke dua dan ke tiga acara utama TPN ini dilaksanakan. Bertempat di dua sekolah negeri di wilayah Ragunan, jumlah guru yang hadir terus bertambah hingga hampir mencapai seribu orang. Mereka adalah guru-guru penuh semangat yang hadir untuk saling berbagi dan belajar mengikuti kelas-kelas diskusi dan pelatihan yang diadakan secara paralel selama dua hari.

Acara tahunan ini merupakan kegiatan puncak dari temu-temu pendidik daerah yang diadakan rutin di puluhan daerah yang tersebar di nusantara. Acara yang juga dihadiri oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Ibu Susi Pudjiastuti, ini kemudian mencatat beberapa fakta unik yang menjadi momentum penting bagi kebangkitan guru merdeka belajar di Indonesia. Berikut adalah beberapa poin ceritanya:

Pertama, di kegiatan TPN ini, pembicara atau pemateri bukan berasal dari jajaran pemerintah atau para ahli teori pendidikan, tetapi dari sesama guru dan praktisi pendidikan lain di lapangan. Gagasannya sederhana: Hanya guru yang memahami bagaimana praktik pendidikan yang sesungguhnya berlangsung di lapangan. Oleh karenanya, guru semestinya dapat memberdayakan dirinya sendiri dengan cara saling berbagi, belajar, dan bekerjasama.

Kedua, tidak seperti pada umumnya, motivasi utama guru untuk mengikuti kegiatan ini bukan untuk mendapatkan sertifikat atau menjalankan surat tugas dari pimpinan, tetapi untuk berbagi ilmu, semangat, dan inspirasi. Hal ini sudah disepakati jauh di awal kegiatan. Bayangkan, perjalanan panjang dari berbagai daerah menuju Jakarta yang berjarak ratusan kilometer jauhnya rela ditempuh oleh guru-guru hanya untuk saling berbagi ilmu dengan sesama guru lainnya tanpa iming-iming sertifikat dan bayaran uang sepeserpun. Luar biasa bukan?

Ketiga, tema kegiatan dari acara TPN ini adalah “Belajar dari Anak: Menumbuhkan Kemerdekaan dalam Pendidikan”. Seperti yang kita ketahui, sudah sekian lama guru selalu menjadi pusat pengetahuan di mana anak-anak biasa belajar kepadanya. Padahal semestinya, guru juga harus bisa belajar dari anak-anak didiknya sendiri. Melalui paradigma ini, setiap anak diberikan ruang untuk menjadi subyek pembelajar yang merdeka. Guru harus terus menerus belajar dari setiap anak untuk menemukan cara mengajar yang membebaskan mereka agar dapat bertumbuh secara alamiah.

Keempat, narasumber puncak dari kegiatan TPN ini adalah Ibu Susi Pudjiastuti, seorang menteri negara yang notabene tidak mencapai kesuksesannya melalui jalur pendidikan formal atau sekolah. Padahal umumnya, narasumber puncak dari kegiatan pelatihan guru adalah seorang ahli pendidikan ternama atau orang yang sukses karena mencapai pendidikan yang tinggi. Gagasannya, dan ini disampaikan juga oleh Ibu Susi, bahwa inti dari pendidikan bukanlah sekolah, tapi belajar. Seseorang bisa saja memutuskan untuk berhenti bersekolah, tapi ia tidak mesti berhenti untuk belajar. Kesimpulannya: Tugas guru jangan hanya terpaku pada usaha untuk membuat anak-anaknya agar tetap bersekolah, tapi untuk menginspirasi mereka agar mau terus belajar sepanjang hidupnya.

Kelima, keyakinan utama penyelenggaraan TPN adalah bahwa perubahan dunia pendidikan bukan berada di tangan pemangku kebijakan dan pembuat kurikulum, tapi berada di tangan guru yang setiap hari menghidupi ruang kelasnya untuk belajar bersama anak-anak. Gagasan ini muncul dari Ibu Ela (Najeela Shihab) sebagai inisiator Komunitas Guru Belajar, bahwa mulai saat ini kita semestinya bisa berhenti menyandarkan perubahan pendidikan pada pemangku kebijakan dan pembuat kurikulum. Sebaliknya, kita harus mulai meyakini bahwa perubahan kecil yang terjadi di setiap ruang kelas akan menjadi perubahan besar jika dilakukan bersama-sama di seluruh sekolah di nusantara.

Rangkaian kegiatan TPN ini berlangsung meriah hingga sesi puncak acara yang diadakan terpusat di Aula GOR Ragunan. Gemuruh hujan deras di luar gedung tak dapat menandingi riuh rendahnya suara ratusan guru-guru yang kerap bertepuk tangan untuk saling mengapresiasi dan, di ujung acara, juga bernyanyi bersama untuk saling menyemangati. Hingga tepat saat waktu magrib tiba, seluruh rangkaian hajat besar TPN ini selesai. Para guru-guru hebat segera bergegas membubarkan diri mereka seiring dengan hujan yang mulai mereda dan telah menyisakan udara yang sejuk.

TPN tahun ini telah selesai, namun gerakan pembaharuan pendidikan akan terus berlanjut bahkan dengan pengaruh yang lebih besar, karena beratus-ratus guru akan kembali ke daerahnya masing-masing, di seluruh nusantara, dengan membawa semangat baik yang baru dalam diri mereka.

Harapan untuk kemajuan dunia pendidikan Indonesia di masa depan menjadi semakin terang di tangan guru-guru yang terus bersemangat untuk belajar. Guru yang senantiasa saling belajar dan bekerja sama. Guru merdeka belajar yang memerdekakan diri dan anak-anak kelasnya untuk terus belajar sepanjang hidup mereka.

Acara Puncak TPN 2017 (Sumber FB KGC)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa. Sampe sekarangpun antusiasme TPN masih membekas di hati

23 Oct
Balas



search

New Post