Kita seringkali merasa harus mengabadikan momen bahagia bersama orang lain. Harus membekukannya dalam potret. Kita menjadi repot saat kita berada ditengah-tengah orang besar. Ingin duduk paling depan, setidaknya agar mereka mengenali wajah kita.

Atau siapa tahu setelah mereka mengenali kita, mereka tergerak hati membangun relasi bisnis atau apapun dengan kita.

Kita selalu saja ingin hidup dalam penilaian manusia. Bila khalayak ramai mengatakan karyamu indah sekali, kita terbang entah kemana. Padahal, beberapa dari mereka tidak benar-benar tulus saat mengatakannya, hanya sebagai apresiasi saja.

Kita telah dibohongi dunia. Kita melihatnya sebagai permata padahal hanya pemberat hisab amal kita saja. Semua ada pertanggung jawabannya. Tak ada yang salah dengan dunia. Tak ada yang salah dengan pangkat. Tak salah bercita-cita menjadi kaya.

Kesemuanya menjadi salah adalah ketika kita hanya berbuat untuk kenikmatan dunia, mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, berebut kursi terhormat tak peduli menyakiti sesama.

Ingat, bahwa segala musibah di muka bumi ini bermula dari cinta dunia.