Hemat, Cermat, dan Bersahaja

Tantangan hari ke-113

#TantanganGurusiana 365 hari

Sebagai anggota Pramuka tentu kita akan selalu ingat tentang Tri Satya dan Dasa Darma. Ya, itu adalah kode kehormatan Pramuka Indonesia. Khususnya Pramuka golongan Penggalang, Penegak, dan Pandega.

Kita mengenal ada 10 isi Dasa Darma Pramuka. Satu di antaranya berbunyi hemat, cermat, dan bersahaja. Apakah kalimat tersebut hanya berlaku ketika seseorang menjadi anggota Pramuka saja? Tentu saja tidak. Hemat, cermat, dan bersahaja seharusnya bisa menjadi sikap hidup bagi kita semua.

Hidup dengan sikap hemat, cermat, dan bersahaja tak berarti hidup dengan cara yang pelit/kikir, terlalu jeli, penuh perhitungan dan merendahkan dirinya sendiri. Hidup bersahaja atau sederhana bukanlah sebuah pencitraan dan bukan pula sebuah belenggu kebahagiaan dalam menikmati kemewahan. Hidup bahagia adalah hak dan harapan setiap orang. Namun, hidup bahagia itu tidak hanya dapat diukur dengan suatu kemewahan saja.

Hemat, cermat, dan bersahaja memang merupakan sikap yang sangat baik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi dalam menghadapi situasi yang sulit di tengah pandemi Covid-19 ini. Ketiga sikap yang merupakan dharma ke-7 dalam Dasa Darma Pramuka itu sangat tepat untuk diimplementasikan.

Banyak di antara warga yang sedang menghadapi kesulitan hidup karena dampak pandemi Covid-19. Ada yang kesulitan mendapatkan makanan, pekerjaan, dan tempat tinggal. Bahkan ada pula yang mendapatkan kesulitan untuk hidup bebas berkumpul dengan sanak saudara dan handai taulan.

Bagi kita yang masih dapat menikmati makan dengan enak dan berkecukupan, serta bertempat tinggal di rumah dengan tenteram dan nyaman perlu juga untuk berempati kepada mereka yang sedang dalam ujian kesabaran. Setidaknya, hidup hemat, cermat, dan, bersahaja menjadi salah satu bentuk empati yang dapat dilakukan. Meski hal ini hanya berupa sikap empati secara tidak langsung.

Perilaku hidup hemat dapat ditunjukkan dalam berbagai hal. Misalkan saja hemat waktu, hemat uang, hemat bahan bakar, hemat air atau bisa juga hemat dalam berkata. Untuk itu, akan lebih bijak jika di bulan Ramadhan ini kita juga tidak berlebihan dalam berbelanja dan menyiapkan menu untuk berbuka puasa dengan aneka jenis kudapan dan lauk-pauknya. Cukuplah dengan sajian yang sederhana tetapi kita masih sanggup bersedekah kepada tetangga atau orang-orang yang membutuhkan di sekitar kita.

Tidak keluar rumah dengan berkendaraan untuk hal yang tidak penting juga merupakan bagian dari hidup hemat. Tidak hanya itu, dalam hal berkata kita juga bisa berhemat. Caranya? Cukup dengan mengatakan hal yang penting-penting saja. Atau lebih baik diam jika kita tidak mengetahui hal yang sesungguhnya. Hal ini penting diingat dan dilakukan agar tidak menimbulkan sesuatu yang tidak diinginkan.

Cermat dalam melakukan sesuatu juga penting dibiasakan sehingga tidak akan menimbulkan kerugian atau salah tafsir bagi orang lain. Termasuk di dalamnya ketika kita sedang membaca atau menulis. Pesan dan informasi yang ditulis dengan cermat dan teliti akan meminimalkan terjadinya ketidaknyamanan ketika orang lain membacanya. Begitu pula ketika kita membaca tulisan orang lain dengan cermat. Membaca terlebih dahulu dengan cermat sebelum berkomentar dapat menghindarkan diri dari kesalahpahaman.

Penanaman sikap hidup hemat, cermat, dan bersahaja dalam pendidikan Pramuka dapat melahirkan insan-insan yang peduli terhadap sesama. Kebersahajaan yang dimilikinya mengesankan hidup apa adanya sesuai dengan kemampuan. Tidak berlebihan dalam banyak hal meskipun banyak ilmu dan banyak harta. Tunduk dan patuh pada perintah agama lebih diutamakan daripada hidup berfoya-foya. Semoga nasihat untuk diri sendiri ini juga bermanfaat bagi orang lain.

Kendal, 10-05-2020