KENDURI
KENDURI
Oleh: Ruby
***
Lama tak kudengar
Ketuk pintu di ambang petang
***
Undangan meluhurkan kisah
Seperti kematian dan kehamilan
Selapanan serta ruwatan
Atau bersih desa
Pun hajat-hajat lainnya
***
Di selasar perjamuan
Mengharap setangkup berkah
Selamat pula jiwa dan raga
***
Di waktu kecil
Lelaki-lelaki bersarung rapi
Setia datang bergiliran
***
Di balai-balai tetangga
Mereka duduk tenang
Melingkar berlapik tilam
***
Kedua tangan ditengadahkan
Ikhlas mengaminkan
Rapal doa sang tetua
***
Digelar pula hidangan khas
Tumpeng dan ingkung
Berwadah tampah
Dilapisi layunya daun pisang
***
Lengkap beriring aneka sajian
Selamatan dan syukuran
Rekatkan jalinan persaudaraan
Dalam lingkup persinggahan
***
Bilik Senyap, 04-03-2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Asyik dpt bancaan
Keren menewen mbak. Ternyata istilahnya sama dengan di kampungku. Kenduri.. Sesuatu yang selalu dinanti, doa bersama, lalu di tutup dengan makan bersama, kadang juga masih dapat bingkisan untuk dibawa pulang.. hehe.. Sukses selalu
Mantap ulasannya
Selamatan dan syukuran, Rekatkan jalinan persaudaraan,Masyaallah, mantap bu Robingah, sukses selalu
Mantap puisinya Bunda. Salam literasi
Keren say. Asal tak direcoki yg ga suka, tradisi berjln biasa2 sj. Smga tetap damai Indonesiaku...
Keren puisinya. Kangen nasi kenduri ala kampung. Salam sehat dan bahagia selalu Bunda.