Bersaing untuk mendapatkan trophy juara dibutuhkan kerja keras yang luar biasa. Mengerahkan segala kemampuan fisik dan mental serta biaya merupakan bagian yang tidak terlepas dari kesuksesan untuk meraih prestasi juara. Tapi perlu digaris bawahi, bahwa keterbatasan biaya janganlah menjadi penghalang untuk berprestasi. Terkadang kita salah menilai, bahwa biaya adalah faktor penentu keberhasilan, walaupun memang benar semua kepentingan lomba membutuhkan biaya. Justru pola pikir seperti ini yang harus dirubah, bahwa biaya bukanlah sebagai faktor sepenuhnya penentu utama keberhasilan karena banyak prestasi bisa diraih dengan biaya yang minim atau sedikit. kesungguhan, ketekunan, semangat juang tinggi tanpa mengenal lelah dan letih adalah merupakan bagian penting di dalam meraih keberhasilan dan itu merupakan proses pengembangan sikap mental yang harus ditularkan kepada peserta didik lainya agar jejak langkah mereka bisa diikuti oleh generasi berikutnya. Tapi perlu diketahui, bahwa sikap mental seperti itu tidaklah cukup untuk mengukir prestasi karena tanpa adanya koseptor-konseptor yang berjuang memuluskan jalan meraih prestasi mustahil juga dapat tercapai.

Ide-ide briliant untuk merumuskan tahapan-tahapan kesuksesan lahir dari orang-orang yang berkompeten dalam segala pemikiran, sikap dan keterampilan yang telah teruji keberhasilannya.

Ingin mengangkat citra guru pembelajar peraih segudang prestasi atas perjuangan buah tangan terampil profesional dan kualitas kompetensi serta bermental juara. Sebut saja dia adalah Ibu Siti Wandah, S.Pd. Beliau adalah guru qualifid untuk dijadikan contoh. Pengabdian dan loyalitasnya ya

telah banyak menorehkan prestasi yang gemilang di dalam mengangkat citra madrasah. Seorang guru pembelajar, konseptor masa depan, praktisi pendidikan, kreator pengembang pendidikan, guru idola, sepertinya layak untuk disandangnya. Kiprahnya di dalam dunia pendidikan begitu membanggakan dan mengharumkan nama madrasah, berangkat dari riwayat pendidikan keguruan di UIN syarif Hidayatulloh Jakarta Ibu Siti Wandah, S.Pd mengkontribusikan keilmuan yang diperolehnya dengan penuh keikhlasan beramal dengan keilmuan. Daya dan upaya dengan segenap kompetensi yang dimiliki tanpa kenal putus asa telah membuktikan dirinya menjadi seorang guru profesional. Sosok ke ibuan yang bersahaja , harmonis, dan profesionalitas dibidang pendidikan kental dengan profil dirinya. Memiliki suami dan satu orang anak putri yang begitu mendukung profesinya adalah anugerah terindah yang dimiliki, karena berkat dukungan cinta kasih sayang dari mereka berdua Ibu wanda mampu menelorkan prestasi-prestasi gemilang. Menurutnya; berkontribusi di dunia pendidikan bukan semata-mata mengejar profit tapi bagaimana kita bisa mencetak anak-anak didik kita menjadi kebanggan Bapak-Ibu nya, Bangsa, dan Agamanya dengan keikhlasan. Sungguh luar biasa otoritas beliau di dalam mewujudkan pendidikan yang bebasis karakter.

Figur keteladanan beliau patut untuk di contoh oleh teman-teman seprofesi dengannya.

Profesi sebagai menjadi guru adalah pilihan hidupnya. Disela-sela kesibukannya yang begitu padat di dalam mengamalkan ke ilmuannya tetapi tidak mengurangi kodrat dia sebagai seorang wanita, yaitu sebagai ibu rumah tangga. Karena kewajiban mengurus rumah tangga tidak boleh dikesampingkan lantaran aktifitas yang padat di madrasah. Selain itu juga Ibu Siti Wanda pun aktif di dalam pengajian-pengajian di masyarakat, bahkan aktif mendidik putrinya dengan ilmu-ilmu agama agar putrinya menjadi anak yang sholehah harapan ayah dan bunda. Menurutnya hidup itu hakikatnya adalah mengabdi kepada sang pencipta Allah swt. Segala kesuksesan tidak terlepas dari takdir Allah swt, dan bukan semata-mata dari buah tangan kita sendiri karena manusia hanya bisa berusaha dan berdoa. Luar biasa konsep dan prinsip hidupnya; bahwa hidup adalah pengabdian. Pengabdian kepada manusia dan pengabdian kepada Allah swt telah dia buktikan yang hasilnya patut untuk diancungi jempol.

Semoga ada dan terlahir Siti Wandah-Siti wandah lainnya yang siap mengabdi dengan sepenuh hati dalam rangka membaktikan dirinya demi kemajuan pendidikan dan pengabdian seorang hamba kepada Sang Pencipta.