Rochadi Arif Purnawan

Lahir di Banyumas, 1965. Setamat SMA, melanjutkan kuliah di IKIP Jakarta. Pendidikan S2 di selesaikan di Universitas Indonesia, program studi Ilmu Biologi Medis...

Selengkapnya
Navigasi Web
Cecak Jarilengkung (Cyrtodactylus pecelmadiun)

Cecak Jarilengkung (Cyrtodactylus pecelmadiun)

Kita pasti sangat mengenal binatang cicak. Sebagian diantara kita ada yang senang melihatnya, namun tidak sedikit pula yang benci hewan melata tersebut. Penulis termasuk yang kurang suka dengan cicak, karena suka buang kotoran sembarangan, sehingga membuat dinding rumah atau lantai menjadi kotor. Bahkan menurut beberapa ahli, kotoran cecak mengandung bakteri yang dapat menyebabkan masalah kesehatan. Kotoran cicak juga dapat terkontaminasi oleh serangga pembawa penyakit. 

Baru-baru ini telah ditemukan Cicak Jarilengkung di Jatim. Yang menariknya, species baru ini diberi nama Cyrtodactylus pecelmadiun.

Spesies ini ni ditemukan di sekitar Madiun, yakni di Maospati dan Mojokerto. Dinamakan pecelmadiun karena Cyrtodactylus pecelmadiun terinspirasi dari kuliner khas Jawa Timur "pecel madiun" demikian dilansir dari rilis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), ditulis Rabu (12/3/2025).

Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Awal Riyanto mengungkapkan bahwa spesies ini ditemukan di lingkungan urban seperti tanggul jembatan, tumpukan genteng, dan kebun di permukiman desa. Ia menyebutkan alasan menamakan jenis cecak jarilengkung itu dengan nama kuliner khas nusantara.

Secara morfologi, Cyrtodactylus pecelmadiun memiliki warna dasar: cokelat kehitaman. Jantan dewasa memiliki panjang tubuh (Snout-Vent Length/SVL) hingga 67,2 mm, sementara betina mencapai 59,0 mm 18-20 baris tuberkular dorsal yang tidak teratur di bagian tengah tubuh, yaitu 26-28 baris tuberkular antara ketiak dan selangkangan, serta 28-34 baris sisik perut. Jantan terdapat ceruk precloacal dengan 32-37 pori precloacofemoral, sementara bagian subkaudalnya tidak memiliki sisik lebar.

"Kami mengamati bahwa C. pecelmadiun cenderung sebagai spesies generalis dalam hal habitat. Spesies ini ditemukan tidak lebih dari 40 cm di atas permukaan tanah, di berbagai lingkungan yang dekat dengan aktivitas manusia," ujar Awal.

Sebagaimana diketahui, Cecak jarilengkung Jawa atau Cyrtodactylus marmoratus merupakan spesies yang pertama yang telah dideskripsi oleh Gray (1831), berdasarkan spesimen yang dikoleksi Heinrich Kuhl dan Johan Conrad van Hasselt. Saat ini, cecak jarilengkung itu tersimpan di Museum Naturalis, Belanda. Setelah 84 tahun berselang, de Rooij (1915) melaporkan keberadaan C. fumosus yang dideskripsi oleh Müller (1895), dan kemudian dikonfirmasi oleh Brongersma (1934). Seiring perkembangan penelitian, beberapa spesies baru dari Jawa telah dideskripsi, antara lain C. semiadii (2014), C. petani (2015), C. klakahensis (2016), dan C. belanegara (2024). Namun, Mecke et al. (2016) menemukan bahwa populasi C. fumosus di Jawa sebenarnya merupakan variasi dari C. marmoratus. Riyanto et al. (2020) juga mensinonimkan C. klakahensis sebagai C. petani berdasarkan taksonomi integratif. Secara filogenetik, C. pecelmadiun berkerabat dekat dengan C. petani, dengan jarak genetik 0,1-1,6%. Spesies ini menjadi bukti kedua keberadaan grup darmandvillei di Jawa setelah C. petani, grup ini melimpah di kawasan Sunda Kecil. Secara keseluruhan, Cyrtodactylus di Jawa terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu grup darmandvillei dan marmoratus, yang keduanya merupakan kompleks spesies. Kondisi ini semakin mendorong eksplorasi lebih lanjut untuk mengungkap keragaman tersembunyi (hidden diversity) dari Cyrtodactylus di Jawa.

Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Zootaxa

(https://mapress.com/zt/article/view/zootaxa.5570.1.3) pada edisi 16 Januari 2025 dan menjadi referensi penting dalam studi taksonomi serta konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia.

"Penemuan ini semakin mendorong eksplorasi lebih lanjut untuk mengungkap keragaman tersembunyi (hidden diversity) dari Cyrtodactylus di Jawa, mengingat masih banyak spesies yang belum teridentifikasi secara menyeluruh," pungkas Awal.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Seperti tokek ya ....

17 Mar
Balas

iya Bu

23 Mar

Ternyata cicak banyak jenisnya. Keren

17 Mar
Balas

Betul Bu

23 Mar

Mantap ulasannya

19 Mar
Balas

Tks Pak

23 Mar

ada cicak jenis baru cicak rowo wkwkwk

25 Mar
Balas

inspirasi

22 Mar
Balas

tks Pak

23 Mar

inspirasi

22 Mar
Balas

tks Pak

23 Mar

inspirasi

22 Mar
Balas



search

New Post