#tulisan ke-531

Mungkin kita sering dibuat kesal dengan ulah anak-anak atau remaja yang suka coret-coret tembok. Bagi sebagian anak remaja, membuat coretan di meja atau dinding tembok merupakan hal yang menyenangkan. Namun, kebiasaan itu merupakan hal yang tidak baik, karena dapat merusak fasilitas umum atau linggkungan. Selain mengganggu pemandangan, kebiasaan coret-coret di tembok juga menimbulkan kesan kumuh.

Sebenarnya, setiap anak memiliki jiwa petualang yang luar biasa, dan daya eksploratifnya sangat tinggi sehingga apapun ingin dicoba. Salah satu yang umum kita jumpai adalah kebiasaan mereka suka mencoret-coret dinding. Semakin banyak jumlah larangan yang kita berikan, anak menjadi kurang kreatif dan inisiatif tidak berkembang, sehingga tidak tumbuh rasa percaya diri.

Karena aplikasi dan penggunaan kreativitas yang belum tepat, maka mereka perlu diarahkan. Jangan sampai kita membiarkan lalu anak merasa perilakunya diperbolehkan. Salah satu cara yang dilakukan oleh guru pembina di sekolah kami adalah memberi kesempatan kepada mereka, untuk menunjukkan kreativitasnya. Mereka diberi kepercayaan untuk melukis dinding yang berhadapan dengan kantin sekolah. Ternyata benar, mereka dapat mengekpresikan idenya tersebut. Hasilnya, dinding terlihat indah dengan paduan berwarna yang mereka goreskan.

Jadi tidak selamanya kebiasaan coret-coret itu jelek, asalkan diarahkan sesuai kemampuannya. Contohnya seperti yang dilakukan oleh siswa-siswa kami.

Proses melukis dinding tembok sekolah oleh siswa SMAN 40 Jakarta