Rochadi Arif Purnawan

Lahir di Banyumas, 1965. Setamat SMA, melanjutkan kuliah di IKIP Jakarta. Pendidikan S2 di selesaikan di Universitas Indonesia, program studi Ilmu Biologi Medis...

Selengkapnya
Navigasi Web
Takziah-2

Takziah-2

Rasa haru dan iba tidak dapat kami sembunyikan saat menyaksikan tubuh sepuh dan renta. Beberapa kali dia menangis setiap mengenang almarhumah istrinya yang baru saja dipanggil menghadap Allah Swt.

“Ini adalah ujian berat buat saya. Mengapa harus istri saya yang dipanggil duluan, padahal usianya masih muda, baru 50 tahun. Sementara saya sudah berusia 78 tahun dan sakit-sakitan. Lalu bagaimana saya harus mendampingi anak saya yang masih SMP,” Ujarnya sambil menahan isak tangis.

Kami sendiri tidak menyangka, bahwa kondisi beliau sudah seperti itu. Terakhir bertemu beliau, akhir tahun 2018 saat beliau masih aktif sebagai ketua komite sekolah. Waktu itu beliau sudah tinggal di Kuningan, namun kami undang ke sekolah pada saat pergantian kepala sekolah, dan beliau masih sebagai ketua komite.

Yah, Bapak H. Abdul Parman adalah seorang tokoh masyarakat di wilayah Pademangan, Jakarta Utara. Tahun 1999, beliau terpilih sebagai ketua komite disekolah kami. Kala itu beliau masih berstatus sebagai Kepala Sekolah Dasar (SD). Beberapa adik dan semua anaknya adalah alumni sekolah kami. Bahkan hingga sekarang masih ada cucu beliau yang masih bersekolah di sekolah kami.

Tahun 2008, saat beliau sudah pensiun istri pertamanya meninggal dunia dan dimakamkan di Kuningan Jawa Barat. Selang satu tahun kemudian, beliau memutuskan untuk pulang kampung. Belum genap satu tahun tinggal di kampung, beliau terpilih sebagai Kepala Desa selama satu periode (6 tahun). Pada saat beliau terpilih sebagai Kepala Desa, beliau menikah lagi dengan istri yang kedua yang masih terbilang muda untuk beliau. Dari pernikahannya yang kedua, beliau dikaruniai seorang anak yang sekarang masih kelas 8 SMP.

Bapak H. Abdul Parman, kami kenal sebagai orang yang sagat tegas dan disiplin, namun berkepribadian yang mulia dan memiliki jiwa sosial yang tinggi. Maka, walaupun sudah tinggal di Kuningan, kami sering datang berkunjung ke kediaman beliau, baik saat masih menjabat Kepala desa, maupun sesudah tidak menjabat. Sejak pandemi Covid-19, kami sempat lama tidak berkunjung ke kediaman beliau, sampai akhirnya datang kabar duka, istri beliau meninggal pada hari Selasa, 16 Mei 2023 pukul 03.30.

Namun, karena masih hari kerja sehingga kami baru sempat takziah pada kamis, 18 Mei bertepatan dengan hari libur. Kami berangkat dari sekolah pukul 07.00 dengan prediksi perjalanan 4 jam, sehingga perkiraan jam 11.00 sudah sampai. Seandainya pukul 13.00 kami Kembali keJakarta, maka diperkirakan pukul 17.00 sudah sampai Jakarta.

Namun kenyataannya tidak seperti yang kami perhitungkan. Perbaikan di beberapa ruas jalan tol Cipali,dan kendala lain membuat perjalanan kami tersendat, sehingga kami baru sampai di tempat tujuan pukul 14.30. Dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang ada, maka kami tidak bisa berlama-lama di sana, dan pukul 15.30 kami pamit pulang. Setelah dua kali beristirahat untuk makan dan shalat, pukul 21.00 kami tiba di sekolah dan sampai di rumah kembali pukul 22.00.

Hanya satu yang menjadi beban dalam pikiran saya, yaitu belum ada ide untuk menulis di gurusiana, sementara waktu terus berjalan. Setelah mandi kemudian makan malam, Hehe… dari pagi kami baru makan di rest area pukul 16.00, jadi sampai rumah lapar lagi.

Setelah makan, baru muncul ide. Kenapa ngga menulis cerita perjalanan Jakarta-Kuningan PP aja, pikir saya.

Saat kami memberikan suport untuk Bapak H. Abdul Parman.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Seperti ibu saya. Kalau ada saudara yang lebih muda meninggal, bilangnya seperti itu. Smg beliau tabah menjalaninya.

19 May
Balas

Iya, kebanyakan orang berusia lanjut seperti itu bu Erna.

21 May

Ajal tak ada yang tahu.

19 May
Balas

Betul bu Rina

21 May

Sy bbrp hr ini hampir buntu ide p Rochadi

19 May
Balas

ada kalanya mmg begitu ya bu Siska

21 May

Semoga beliau tabah, dan almarhumah Husnul Khatimah.

19 May
Balas

Aamiin...

21 May

Kematian memang rahasia Allah. Semoga almarhumah diterima amal baiknya dan diampuni dosa-dosanya.

19 May
Balas

Aamiin...

21 May

Mantap

19 May
Balas

Tks pak Sandi...

21 May

Sama sama pak...lanjutkan

21 May
Balas



search

New Post