Rochadi Arif Purnawan

Lahir di Banyumas, 1965. Setamat SMA, melanjutkan kuliah di IKIP Jakarta. Pendidikan S2 di selesaikan di Universitas Indonesia, program studi Ilmu Biologi Medis...

Selengkapnya
Navigasi Web
Terjebak

Terjebak

Mudik atau pulang kampung pada saat lebaran sudah menjadi bagian dari tradisi masyarakat di Indonesia. Rasanya tidak sempurna, jika lebaran tidak berkumpul dan bertemu dengan keluarga atau kerabat, terutama bagi orang yang hidup di perantauan dan masih ada orang tua di kampung. Sangat disayangkan jika kesempatan seperti ini harus terlewat begitu saja.

Maka tidaklah heran jika arus lalu lintas menjadi sangat padat, bahkan terjadi kemacetan di mana-mana. Hal ini menjadi agenda tahunan bagi Ditlantas Kepolisian dan Kementerian Perhubungan serta instansi lain yang terkait.

Berbagai langkah antisipasi sering dilakukan pihak pemerintah melalui kebijakan instansi terkait. Misalnya pemberlakuan ganjil-genap, buka-tutp satu arah, dan Contraflow. Kebijakan ini sering diambil dengan tujuan untuk mengurai kemacetan yang terjadi.

Apakah anda pernah punya pengalaman mengikuti jalur contraflow? Penulis 2 kali punya pengalaman mengikuti arahan petugas lalu lintas untuk masuk jalur contraflow.

Pertama, lebaran 2 tahun lalu saat kembali dari kampung atau sering disebut dengan istilah arus balik. Di ruas tol Cipali (Cikampek-Palimanan), penulis diuntungkan saat masuk jalur satu arah menuju Jakarta karena perjalanan lancar. Tapi, begitu masuk contraflow dari Cikampek mulai tetkendala. Awalnya memang lancar, tetapi begitu sampai ruas Dawuan-Cikarang, ternyata kendaraan mulai macet, bahkan tidak bergerak. Sebaliknya yang tidak masuk jalur contraflow justru lancar.

Pengalaman kedua penulis alami kemarin saat pulang mudik. Sebenarnya penulis sudah antisipasi dengan memilih jadwal pulang pada malam lebaran ke-2. Kami beranggapan dari Jakart pukul 23.30, dengan prediksi bahwa arus lalu lintas tidak seramai hari-hari sebelumnya, namun prediksi itu melesat. Justru kemacetan itu mulai terjadi di ruas tol MBZ yang biasanya lancar. Yah, waalaikum masih bisa bergerak hingga masuk ruas tol Cipali.

Setelah Km 86, penulis masuk jalur contraflow yang memang terlihat lancar. Namun yang terjadi setelah beberapa Km, penulis justru terjebak kemacetan parah. Akibatnya, waktu tempuh yang basanya cukup 6 jam menjadi 10 jam lebih.

Dalam hati, saya ngga mau lagi tergiur masuk jalur contraflow.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya Pak Arif. Semoga saat arus balik nggak kena macet. Aamiin. Sukses selalu

12 Apr
Balas

Belum ada solusi ampuh untuk mudik spt ini ya, Pak. Hehe....

15 Apr
Balas

Betul Bu

19 Apr

Luar biasa pak Rochadi penuh inspirasi dan mencerahkan

12 Apr
Balas

Itu semua karena jumlah kendaraan yang terus meningkat ya Pak Arif

12 Apr
Balas

betul bu

12 Apr

Hati2 di jln slmt smpe tujuan p Rochadi

12 Apr
Balas

itulah sensasinya mudik lebaran. Bikin capek,tapi asyik juga pulkam lebaran. Hehe.... Salam bahagia, Bapak.

12 Apr
Balas

Minal Aidin wal Faidzin Pak Rochadi.

12 Apr
Balas

Mohon maaf lahir batin Bu

12 Apr



search

New Post