Ada yang membaca buku, lalu menangis tersedu-sedu, perasaannya menjadi haru biru. Ada yang membaca buku, kemudian raut wajahnya berubah merah padam menahan geram. Ada yang membaca buku, mendadak senyum-senyum sendirian diiringi gelak tawa bahagia luar biasa. Ada yang membaca buku, kepalanya manggut-manggut tanda setuju, lalu sikapnya semakin tawadhu serta ibadahnya bertambah khusyu. Ada yang membaca buku, setelahnya hati terasa damai, sejuk, dan tentram. Ada yang membaca buku, dan ia pun menjelma menjadi pribadi baru dengan semangat baru. Ada yang membaca buku, seketika energi mengalir dalam dada, tekad kuat sekeras baja untuk menggapai cita-cita. Semua itu terjadi karena sebuah buku!

Belum lagi imajinasi yang menari-nari dengan liarnya ketika kita membaca buku-buku fantasi. Harry Potter misalnya, buku yang ditulis oleh J.K. Rawling ini telah berhasil membius jutaan pembacanya lewat cerita yang ditulisnya. Mengajak para pembaca membayangkan secara detil dengan bebas tokoh-tokoh dalam buku tersebut, Membayangkan kemampuan sihir yang dimiliki oleh setiap tokoh, kondisi bangunan-bangunan, kastil-kastil, dan lain-lain yang digambarkan dalam buku. Setiap pembaca pasti memiliki imajinasinya sendiri. Ketika kemudian buku ini diangkat ke dalam layar lebar, akan sulit memenuhi apa yang terlanjur sudah dibayangkan saat membacanya dalam buku. Pasti tidak akan pernah sesuai dengan ekspektasi pembaca.

“Buku adalah Jendela Dunia”, begitu kata pepatah. Kita bisa mengembara kemanapun kita suka lewat sebuah buku. Melihat dunia dan kehidupan di dalamnya lewat sebuah buku. Kita boleh berkhayal menjadi salah satu tokoh yang diceritakan dalam buku. Kendali di tangan kita sendiri. Mau hanyut dalam cerita, mau tidak percaya, mau setuju ataupun tidak dengan apa yang disajikan penulis dalam bukunya, boleh-boleh saja. Bebas, tak ada yang melarang.

Betapa luar biasanya sebuah buku! Buku mampu membawa pembacanya masuk ke dalam isi tulisan. Mencerna informasi yang disampaikan hingga menyusup ke dalam alam bawah sadar. Ketika buku berkisah tentang semangat dan inspirasi, maka pembacanya ikut tertulari. Ketika buku bercerita tentang pengorbanan para relawan pejuang kemanusiaan yang mendedikasikan hidupnya bagi sesama, maka hati bertanya bagaimana dengan kita? Rasa malu mendera, tumbuh keinginan kuat untuk berbuat yang kita bisa. Buku menyampaikan pesan yang tak terkatakan, membawa kita berpetualang, membuka mata hati dan pikiran.

Membaca itu adalah sebuah proses. Proses menemukan pesan yang disampaikan penulis. Tentu saja tidak bisa cepat-cepat, karena nanti ada hal-hal yang terlewat. Bisa jadi salah menangkap pesan, akhirnya jadi gawat. Dari lembar demi lembar tulisan yang dibaca terdapat proses bernilai luar biasa. Tanpa menelusuri lembar demi lembarnya dengan baik, mencerna setiap kalimat yang tertulis dengan baik, dapat menyebabkan pesan yang diterima tidak akan tertangkap sempurna. Ada yang hilang karena prosesnya tidak dilalui dengan benar.

Membaca mengajarkan kita untuk berusaha. Berusaha menangkap informasi yang disampaikan. Berusaha menikmati tulisan yang tersaji untuk mendapatkan inspirasi dari apa yang telah dibaca. Berusaha menyelesaikan bacaan dengan menaklukkan berbagai rintangan. Berusaha menemukan nilai-nilai hidup sebagai pelajaran berguna untuk diterapkan dalam keseharian. Berusaha mencontoh sikap dan perjuangan tokoh yang digambarkan dalam bacaan.

Bacalah! Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu! Begitu Tuhan memerintahkan nabi pada wahyu yang pertama. Untuk menjadi awal bagi setiap manusia memiliki pengetahuan. Membaca untuk berpikir. Berpikir terhadap setiap penciptaan, membenarkan kekuasaan Tuhan. Membaca untuk memiliki pemahaman bagaimana menjalani kehidupan.

Maka bacalah! Mulailah membaca! Bersama-sama membaca agar kita tahu apa hebatnya sebuah buku. Untuk dapat mensyukuri segala anugrah Tuhan. Bekal untuk bersikap dan menyikapi kehidupan. Jalan kembali kepada yang MahaMenciptakan. Selamat membaca buku, teman!

Rcnani