#tantanganmenulis365-1

#tagur-7

FLAT

Oleh : Rochmalia Swastati, S.Pd

Ibarat makanan kurang bumbu atau tanpa garam dan gula. Tak ada kelezatan di sana. Tiada rasa istimewa sebagai pemikat. Hambar. Atau ibarat minuman teh tanpa gula, hanya aroma teh yang tercium. Tak ada gula sebagai pemanis. Tak ada rasa spesial yang disajikan. Hanya tawar.

Begitulah gambaran perasaan seorang Aini saat ini. Matanya menatap cermin di hadapan. Sekilas, semua tampak normal dan biasa saja. Ia pandangi sosoknya di cermin dari atas kepala hingga ujung kaki. Tidak ada yang berubah. Fisiknya masih sempurna tanpa kurang sesuatu pun. Namun, ada satu yang hilang dan tak ia temui. Ia tatap sorot matanya. Ia coba selami pancaran yang terlihat. Tak ada lagi sorot mata penuh semangat di sana. Tak ada lagi pandangan bahagia terpancar dari sana. Sorot matanya masih tajam, namun sangat datar. 

Entah sejak kapan semangat dari sorot mata itu memudar. Aini hanya merasa beberapa hari ini ia tetap beraktivitas normal seperti biasa, tapi tak ada semangat sama sekali. Semua berjalan layaknya rutinitas harian yang selalu ia kerjakan. Ia pun merasa seperti terbang setiap kali melangkah ke luar rumah. Terbang tapi tak ada tumpuan untuk berpijak. Terbang tapi tak ada sayap di sisi kiri dan kanannya. Hampa. Mungkin semua ini terjadi sejak ia menerima kabar calon suaminya berpulang, padahal undangan sudah tersebar, dan tiga hari lagi mustinya menjadi hari yang membahagiakan untuk Aini. Tapi detik ini, hanya perasaan flat yang menemani hari-harinya. Hanya itu yang Aini tahu dan rasakan. 

Paya, 12 Januari 2022