Rodiyah Diyah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
ANAK PILIHAN

ANAK PILIHAN

ANAK PILIHAN

Oleh : Rodiyah, S.Pd, M.Pd

Bel berbunyi tiga kali tanda bahwa pembelajaran telah usai, semua siswa berhamburan keluar kelas mereka berlari dengan cepat berebut angkutan umum dan mengeluarkan motornya masing-masing, saya hanya tersenyum melihat kebiasan rutin tersebut yang memang setiap hari selalu seperti itu.

Tiba-tiba disudut kelas ada anak yang tengah memapah temannya yang sedang sakit, “Ibu ...Ibu...Ibu tolong Bu, sabila sakit Bu.. dia banyak mengeluarkan darah dari mulutnya bu”! Saya kaget dan berlari kearah teriakkan itu diikuti oleh guru-huru yang lain yang sama-sama akan pulang, dan benar saya begitu sampai disudut kelas seorang anak tengah kesakitan dengan mulut yang penu darah, “ Ya Allah ada apa, ini “? Teriak semua guru, kaget menyaksikan kejadian itu.

Mobil segera dikeluarkan dan semua sigap memasukan anak tersebut kedalam mobil ditemani beberapa guru dan teman-temannya, “ Ayo kita ke puskesman terdekat aja, semoga tidak terjadi apa-apa “! Iya bu, semua teman-temannya menghaminkan sambil berurai air mata tanda cemas melihat Sabila yang terus mengerang kesakitan dan tak henti mulutnya mengeluarkan darah segar yang membasahi baju seragam putih abunya.

Setelah masuk ruang rawat dan ditolong beberapa suster serta dokter, sabila sudah mulai tersenyum, “ Terima kasih Bu, terima kasih teman-teman, maafkan saya merepotkan semuanya”.! Kata Sabila berkata lirih sambil melirik kanan-kiri.

Dokter puskesmas menjelaskan bahwa Sabila terkena Deman Berdarah dan ada beberapa pembuluh darahnya pecah sehingga mengeluarkan darah dari mulut, setelah pertolongan pertama dari Puskesmas, dokter menyarankan kepada Sabila untuk istirahat dulu supaya trombositnya normal kembali, kami semua mengangguk tanda setuju dan segera mengantarkan Sabila kerumah orang tuanya.

Hampir 3 minggu Sabila tak masuk sekolah, anak yang rajin ini sangat disukai oleh semua guru-guru yang mengajar dikelasnya, termasuk saya sebagi guru marketing sangat menyukai Sabila, karena Sabila termasuk anak yang rajin dan tekun serta pandai, ada rasa kehilangan ketika hari-hari yang dilalui tanpa kehadiran Sabila.

Pengumuman persipan Ujian Nasional kelas XII sudah terdengar dimana-mana, bahkan semua sekolah berusaha keras mempersiapkan siswa-siswanya menghadapi ujian nasional dengan berbagaimacam kegiatan tambahan jam pelajaran khusus untuk 4 mata pelajaran, hari itu Sabila terlihat gembira dan cerah bekajar kembali bersama teman-temannya mempersiapkan ujian nasional yang waktunya hanya tinggal 1 minggu lagi.

“ Sabila, kau ceria sekali hari ini, sudah sehat ya “? Tanya saya ketika bertemu Sabila, “Iya Bu, alhamdulillah saya sehat bu kata dokter trombosit saya sudah normal kembali, tapi Bu ... bapak saya sekarang yang sakit-sakitan, ada yang bilang kena kanker, ada yang bilang kena stroke, ada juga yang bilang kena guna-guna orang yang syirik, saya bingung Bu “. Jawab Sabila dengan sedih.

“ Oh, memangnya Bapak kamu sakit apa, terus tanda-tandanya apa ya Sabila ? Tanya saya penasaran. “Bapak suka pusing terus badanya gatel-gatel bu, katanya gejala kangker, entah apa ya bu ? “. Jawab Sabila terlihat bingung.

“. Hmmm, gimana yah, oh iya coba minum godokan daun mahkota Dewa, semoga cocok, dan bisa sembuh kembali Sabila,”! Jawab saya agak ragu.

“.Iya Bu, nanti saya mau beli dipasar katanya banyak yang jualan itu, terima kasih Bu, Saya pulang dulu “. Jawab Sabila sambil mencium tangan saya dan berpamitan pulang.

Seminggu telah berlalu dari pelaksanaan Ujian Nasional, semua anak Kelas XII masih menunggu pengumuman dengan harap-harap cemas.

Saya mulai sibuk dengan berbagai kegiatan memasukan nilai harian semua siswa, dan memberikan layanan perbaikan bagi siswa yang belum memenuhi KKM.

Semua guru sibuk dengan urusan penilaian dan kegiatannya masing-masing, dan anak kelas XII sudah banyak yang jarang kesekolah, merekapun sibuk dengan pembekalan dari Industri maupun pembekalan dari BP/BK untuk mengikuti persiapan melanjutkan studi ke perguruan tinggi, atau kursus ataupun persiapan kewirausahaan, semua berjalan dengan tertib dan lancar.

Sudah lama rasanya, tidak melihat Sabila, mungkin kesibukkannya mempersiapkan diri untuk melanjutkan studi atau tengah mengurus Bapaknya yang sedang sakit, entahlah, tiba-tiba ada rasa kangen di hati saya akan keceriaan anak itu, Sabila yah anak yang selalu tersenyum bersuara merdu, suka menyanyi setiap ada acara di sekolah.

Tiba-tiba ada anak yang datang menghapiri saya sambil bercerita, Bu .. ibu, sudah tahu belum, Sabila kan sakit lagi Bu, sudah 2 hari, katanya badannya panas terus Bu,” ! kata Sella terlihat sedih.

“ Oh, kamu pulangnya kemana, melewati rumah Sabila ga ? kalau benar yuuk kita tengok kerumahnya, Ibu satu jalur kok, “! Jawab saya sambil berharap Sella mau pulang bareng.

“ Iya Bu, saya mau menengok kerumah Sabila, ayo kita pulang sama-sama Bu “! Jawab Sabila terlihat gembira. Akhirnya kamipun pulang bersama-sama melewati jalur rumah Sabila dan sengaja akan menengok Sabila.

Hari itu udara cukup panas, sambil memasukan nilai siswa-siswa ke laptop, sesekali memandang keluar, saya melihat awan yang mulai mendung seperti akan turun hujan, dari arah timur sekelompok burung dara berterbangan seperti memberi isyarat suatu kabar duka.

Suasana ramai semua siswa hilir mudik ke ruang guru untuk mencari tahu nilai- nilainya dan usaha perbaikan pada nilai yang masih di bawah KKM, entah kenapa suasana itu tidak membuat pikiran saya lupa akan cerita Ibu Sabila ketika menengok bersama Sella., masih tergiang kata-kata Ibunya, “ Bu Guru, maafkan Sabila, sekarang sudah tidak bisa mendengar karena pembuluh darah ditelinganya pecah dan dia sepertinya sulit berdiri, bakteri dari DBD itu sudah menyebar keseluruh tubuhnya, kata dokter kami terlambat pengobatannya”. Kata Ibu Sabila sambil terisak-isak ditemani Bapaknya yang selalu tertunduk sedih dan menyesali keterlambatannya membawa Sabila ke rumah sakit.

HP di dalam tas berdering keras, tiba-tiba perasaan tak enak dan pedih menyelimuti fikran dan perasaan saya saat itu, ada detak jantung tak menentu...

dan ada kegelisahan yang menganggu perasaan, dengan cepat saya ambil HP dan segera membaca sms yang baru sampai dan, air hanya kepedihan menetes tak terasa membasahi pipi, tertunduk lemas lunglai dan kepedihan mendera sekujur jiwa, udara terasa pengap ada gelembung dan bintang-bintang mengelilingi mata dan kepala, tanpa sadar HP pun terjatuh, “ Brugg ! semua terkesima dan berpaling kepada saya, “ Ada apa Bu ? Kebapa ? ada Kabar duka ? “. Semua serempak bertanya dengan keheranan.

“Sabila... Sabila telah tiada, Allah sangat menyayanginya, dia telah pergi menghadap Nya”, saya menjawab dengan berah, “ Hah ! Innalillahi wainnalaiki rajiuuunn, Sabila tak pernah ada yang menyangka dia pergi mendahului kita, semoga semua amal kebaikannya di terima dan dimaafkan semua kesalahannya, aamiin.

Hari cerah sekali saat itu, semua siswa bergegas dan berebut ingin melihat papan pengumuman, karena hari ini pengumuman hasil Ujian Nasional, “ Sorak sorai bergemuruh menandakan kebahagiaan yang tak terhingga karena sudah berhasil menyelesaikan pendidikannya selama 3 tahun di SMK, semua berpelukan tanda bahagia, semua siswa menyerbu guru-guru dan menciumi tangan para guru sebagai tanda terima kasih atas segala bimbingannya hingga berhasil lulus.

Pukul 12 suasa kembali senyap, semua sudah pulang kerumah masing-masing dengan membawa kabar gembira lulus ujian nasional, dengan langkah gontai sayapun mulai beranjak pulang dan sesekali saya lirik papan pengumuman, entah angin apa yang membawa saya untuk mampir dan melihar foto para siswa peserta Ujia Nasional yang telah lulus.

Foto siswa satu demi satu saya amati hingga sampai diujung kiri terlihat wajah cantik yang tersenyum manis, dibawah tertulis nama, Sabilla Fatimatuzahra, NISN 20087675, Nilai Matematik 9,0 ; B.Inggris 9,5 ; B.Indonesia : 9,0 dan Produktif Pemasaran 9,5. Subhanallah nyaris sempurna semua nilai istimewa, saya raba foto wajahnya yang selalu tersenyum, tampa terasa air mata mata menetes, ‘” Selamat Sabila, Nilaimu Sungguh Luar Biasa, kau pasti bangga, orangtuamu juga bangga, kau memang anak pilihan “.( 1 Mei 2017)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren Bu..ceritanya

09 May
Balas

Keren Bu..ceritanya

09 May
Balas



search

New Post