Rodiyah Diyah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Konsistensi Membaca Asmaul Husna dan Al-Qur’an di awal Pembelajaran dalam upaya menggali akar kehidupan religius di lingkungan sekolah.

Pada era globalisasi dewasa ini kita merasakan banyak arus informasi dari berbagai sumber yang terus-menerus tiada henti baik yang bersifat positif mupun bersifat negatif, hal ini akan mengakibatkan pula pada pergeseran budaya, dimana pergeseran budaya yang terjadi adalah ketika banyak generasi muda mengabaikan nilai-nilai agama sehingga akan menumbuhkan penyakit social yang kronis, seperti menjauh dari aqidah tauhid , perilaku tidak mencerminkan akhlak Islami, dan suka melalaikan ibadah.

Pendidikan yang diawali dengan pengenalan Asmaul Husna akan membawa anak didik meyakini kekuasaan Allah Azza Wajalla, serta mampu mengamalkan dalam akhlak mulia, Cobalah dipikirkan bagaimana pesan Rasulullah SAW yang mengajak untuk, “takhallaquu bi akhlaqil-Llah .. Berperangailah anda dengan meniru sifat (akhlaq) Allah”. Seiring dengan itu ada perintah Allah, agar kita semua “ahsin kama ahsanal-Llahu ilaika “ .. artinya, berbuat ihsan (kebaikan) kamu sebagaimana Allah telah ihsan kepadamu (lihat QS. Qashash ayat 77). Di sini kita melihat prinsip pembelajaran melalui pengenalan Asmaul Husna itu.A. Memahami Keutamaan Membaca Asmaul Husna dan Al-Qur’an Bagi Peserta Didik.

Sebelum melaksanakan kegiatan rutin membaca Asmul Husna dan Al-Qur’an sebaiknya peserta didik terlebih dahulu diberi pengertian untuk memahami keutamaan membaca Asmaul Husna dan Al-Qur’an.

Allah berfirman, “Dia telah mengajari Adam seluruh nama” (Al –Baqarah [2]: 31) dan “Milik Allahlah nama – nama yang indah, dan mohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama – nama tersebut” (Al – A`raaf [7]: 180).

Asmaul Husna merupakan nama-nama Allah yang baik, mulia serta agung sesuai dengan sifat yang dimiliki-Nya. Nama Allah ini berjumlah 99 nama yang masing-masing memiliki makna maha indah. Keseluruhan nama agung tersebut merupakan kebesaran dan kekuasaan dari Allah SWT, sebagai pencipta dan pemilihara alam semesta. Ternyata di balik lafal Asmaul Husna terdapat rahasia yang belum banyak diketahui oleh orang, tiap-tiap nama tersebut mempunyai pengaruh dan manfaat yang besar serta menakjubkan terhadap kehidupan manusia, nama-nama Allah itu mempunyai khasiat yang dapat dijadikan sebagai pengaduan akan maksud dan tujuan serta bisa mensejahterakan hidup di dunia dan akhirat, dahsyatnya manfaat Asmaul Husna ini membuat kaum muslim harus mampu dan senantiasa bersandar pada perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.

Setelah peserta didik diberi pemahanan tentang keutamaan membaca Asmaul Husna juga diberi pemahaman tentang keutamaan membaca Al-Qur’an sebagai kitab suci ummat Islam, seperti yang tertera dalam hadis dibawah ini;

Dari shahabat Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu‘anhu : Saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

« اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِه »

“Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya.” [HR. Muslim 804]

Tujuan diturunkannya Al-Qur`an :

1. Dibaca dan ditadabburi maknanya

2. Diimani segala beritanya

3. Diamalkan segala hukumnya

4. Direalisasikan segala perintahnya

5. Dijauhi segala larangannya

Hal ini dapat diketahui bahwa terdapat banyak manfaat jika kita membaca Alquran. yaitu:

1. Menjadi manusia yang baik,

2. Memberikan kedamaian dan ketenangan,

3. Mendapatkan sakinah, rahmat, serta dinaungi para malaikat,

4. Mendatangkan syafa’at pada Hari Kiamat,

5. Mendapatkan pahala yang banya, mendapatkan derajat yang lebih tinggi,,

6. Penghilang segala keraguan, hidup yang seimbang dimana AlQuran menuntun kita untuk bersikap moderat (seimbang) dalam segala hal.

7. Melarang kita untuk berlebih-lebihan,

8. Terbebas dari Aduan Rasulullah SAW, sebagai pelebur dosa,

9. Dipenuhi rasa tenang,

10. Memudahkan segala rizki, mendapatkan banyak nikmat,

11. Membersihkan penyakit hati, dan mengurangi Ketegangan (stress),

12. Mencegah dan Mengatasi Kepikunan serta menghasilkan Ide yang produktif, menarik dan inovatif

13. Dengan membaca Alquran, hati, jiwa dan pikiran menjadi terelaksasi sehingga kita dapat melihat sesuatu dengan jernih.

Tentunya, manfaat-manfaat membaca Alquran lebih luas dan lebih banyak daripada yang telah disebutkan diatas. Semoga dengan membaca artikel ini, kita bisa lebih mendekatkan dan membiasakan diri membaca Alquran untuk mendapatkan manfaat-manfaat yang akan berguna dimasa mendatang, baik didunia maupun diakhirat.

A. Melaksanakan Membaca Asmaul Husna dan Al-Qur’an di Awal Pembelajaran

Melaksanakan membaca Asmaul Husna dan Al-Qur’an di awal pembelajaran merupakan salah satu langkah untuk mengantisipasi karakter peserta didik pada era globalisasi ini sering dijumpai sejumlah tindakan amoral dan jauh dari nilai-nilai luhur tujuan pelaksanaan pendidikan, misalnya tawuran antar pelajar, beredarnya video mesum yang pelakunya pelajar, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, seks bebas, dan lainnya. Hal tersebut dikarenakan pendidikan masih sebatas rutinitas penjejalan materi kepada siswa (transfer of knowledge).

Hal ini urgen untuk menerapkan sebuah konsep pendidikan yang baru. Konsep pendidikan yang memanusiakan manusia dengan penyeimbangan aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Konsep ini kemudian secara luas disebut sebagai konsep pendidikan karakter. Lalu bagaimanakah sebenarnya konsep pendidikan karakter, dapat dilihat dalam Al-Qur’an surat Luqman ayat 12-14.

Membaca Asmaul Husna dan Al-Qur’an diawal pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik dengan adanya koordinasi baik dari pihak sekolah dengan para guru yang mengajar di jam pertama dengan peserta didik diberi guru sebaiknya memotivasi peserta didik untuk melaksanakan kegiatan rutin tersebut sehingga semua bisa berjalan dengan baik sesuai harapan.

B. Membangun Karakter bangsa Pada Peserta Didik Melalui Pemahaman Asmaul Husna dan Al-Qur’an.

Di dalam Agama Islam, sumber ajaran utamanya yaitu Al-Qur’an, masalah karakter bangsa mendapat perhatian serius, Al-Qur’an sebagai kitab suci yang legkap memuat kosep karakter bangsa sesuai dengan fitrah hidup manusia.

Konsep karakter bangsa tersebut tentunya memberi harapan bahwa tumbuh secara wajar dan secara pasti menuju terbentuk kepribadian seorang manusia yang beriman dan bertaqwa.

Karakter bangsa yang diharapkan melekat pada peserta didik adalah ; religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatip/ bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

Karakter-karakter tersebut akan terbentuk pada pribadi peserta didik apabila peserta didik memahami dan mau mengamalkan apa yang tekah ditetapkan dari sumber pendidikan yang semuanya sudah termuat secara lengkap di Al-Qur’an sebagai pedoman umat Islam.

C. Konsistensi Membaca Asmaul Husna dan Al-Qur’an sebagai upaya menggali akar kehidupan religius di lingkungan sekolah

Konsistensi adalah keterlaksanakaan kegiatan yang secara kontinu atau terus menerus pada pembacaan Asmaul Husna dan kitab suci Al-Qur;an oleh peserta didik dengan bimbingan dan dorongan dari semua guru yang mengajar dengan memberikan pengertian dan pemahaman sehingga akar kehidupan religius yang merupakan karakter utama bangsa yang harus diterapkan dan menjadi suatu kepribadian yang benar-benar tertanam pada pribasi peserta didik.

Kehidupan religius dilingkungan sekolah sangat potensial untuk digali dengan berbagai cara, diantaranya dengan membaca Asmaul Husna dan Al-Qur’an pada jam awal pembelajaran karena pada saat pagi hari peserta didik masih sangat fress dan siap menerima semua infomasi pendidikan dari pendidik/guru, oleh karena efektif apabila semua guru kompak menjalankan program kegiatan tersebut tanpa harus melihat apakah dia seorang guru Agama islam atau bukan, karena pada dasarnya semua guru yang beragama Islam atau seorang muslim memiliki kewjiban tidak saja mengajarkan ilmu yang sesuai dengan pendidikannya bersifat umum akan tetapi juga memiliki kewajiban menyampaikan pendidikan agama sebagai dasar atau landasan kehidupan yang baik bagi peserta didiknya.

Kehidupan religius akan memberikan dampak positif bagi setiap peserta didik, yaitu :

a. Pengendalian diri sehingga akan tumbuh sifat:

1. Bersabar dengan tidak membalas terhadap ejekan atau cemoohan teman yang tidak suka terhadap dirinya.

2. Memaafkan kesalahan teman dan orang lain yang berbuat “aniaya” kepada kita.

3. Ikhlas terhadap segala bentuk cobaan dan musibah yang menimpa, dengan terus berupaya memperbaiki diri dan lingkungan.

4. Menjauhi sifat dengki atau iri hati kepada orang lain dengan tidak membalas kedengkian mereka kepada kita

5. Mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan Allah Swt. kepada kita, dan tidak merusak nikmat tersebut; seperti menjaga lingkungan agar selalu bersih, menjaga tubuh dengan merawatnya, berolahraga, mengonsumsi makanan dan minuman yang halal, dan sebagainya.

b. Prasangka Baik (Husnussan), menumbuhkan sikap :

1. Memberikan apresiasi atas prestasi yang dicapai oleh teman atau orang lain dalam bentuk ucapan atau pemberian hadiah.

2. Menerima dan menghargai pendapat teman/orang lain meskipun pendapat tersebut berlawanan dengan keinginan kita.

3. Memberi sumbangan sesuai kemampuan kepada orang yang membutuhkan bantuan kita.

4. Turut serta dalam kegiatan-kegiatan sosial baik ketika di lingkungan rumah, sekolah, ataupun masyarakat.

5. Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepada kita dengan penuh tanggungjawab.

c. Persaudaraan (Ukhuwwah) akan memiliki sikap positif yaitu :

1. Menjenguk/mendoakan/membantu teman/orang lain yang sedang sakit atau terkena musibah.

2. Mendamaikan teman atau saudara yang berselisih agar mereka sadar dan kembali bersatu.

3. Bergaul dengan orang lain dengan tidak memandang suku, bahasa, budaya, dan agama yang dianutnya.

4. Menghindari segala bentuk permusuhan, tawuran, ataupun kegiatan yang dapat merugikan orang lain.

5. Menghargai perbedaan sukur, bangsa, agama, dan budaya teman/orang lain

Demikian besarnya pengaruh dari pemahaman membaca Asmaul Husna dan Al-Qur’an walau hanya dilakukan diawal jam pembelajaran dengan konsisten atau tidak berhenti dengan alasan apapun sehingga akar religius akan tergali dan tertanam pada setiap pribadi-pribadi peserta didik dan harapan serta tujuan pendidikan nasional yang sesungguhnya akan segera tercapai dengan baik tampa harus menunggu dan membuang waktu.

Hal harus selalu diingat oleh semua guru di Indonesia apabila seorang muslim adalah kebutuhan utama peserta didik adalah Pendidikan berbasis Al-Qur’an. (Rodiyah)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post