Rofika

Saya Rofika, guru SD di sebuah desa kecil. Lahir dan dibesarkan juga di sebuah desa kecil, tepatnya di Desa Tamanan Kabupaten Bondowoso. Saat ini masih menempuh...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pak Su, Burungmu Mengalahkanku

Pak Su, Burungmu Mengalahkanku

Sebelum lanjut membaca, sekilas info bahwa Pak Su yang dikisahkan adalah Pak Suami. lelaki yang menjadi suamiku. Penyebutan Pak Su ku pilih agar terlihat keren saja. Selain itu juga terkesan lebih ringkas dan simpel.

Terbersit dalam pikiran, emang sebegitu berhargakah burungmu ? hingga menyita hampir seluruh hati dan pikiranmu ?. Aku berusaha mengerti hobimu, tapi tetap saja aku merasa burungmu itu adalah sainganku dalam mencuri perhatianmu. Miris bukan? mesti berkompetisi dengan hewan. Iyaaa bener ... hewan. Hewan yang bernama burung.Burung milikmu bukan jenis burung mahal. Tiga puluh rebu sudah dapat membawa pulang jenis burung itu dari pedagangnya. Rupanya pun tak menarik, berwarna coklat muda berpadu putih di dada dan sedikit warna hitam. Tapi burung jelek itu begitu mempesona di matamu Pak Su. Kicaunya yang melengking di ujung pagi laksana buluh perindu yang melantunkan jampi-jampi jaran goyang dan semar mesem yang mampu membelit jiwa ragamu dalam hipnotis yang penuh pesona.Dan puncaknya ketika Kau harus pergi meninggalkan burungmu. Pergi dengan terpaksa. Meski kepergianmu membuat aku merasa sedikit tersanjung. Namun, pesona burungmu tak juga pudar. Hatimu yang tertinggal berselimut gundah, berkelindan dengan rasa khawatir bagaimana dengan hidup burungmu sepeninggalmu.Ah, Pak Su ... akhirnya dengan berbagai pertimbangan Kau memilih anak perempuanmu sebagai pengganti dirimu untuk melayani burungmu, belahan hatimu. Berlapis-lapis memo yang harus diingat dan mesti dilakukan anak perempuanmu pada burungmu. Bolehlah disebut kaderisasi dalam upaya pemeliharaan burung. Daan, Implementasi pengkaderan itu adalah dengan memberikan pelatihan kilat pada anak perempuanmu. Pelatihan kilat tentang bagaimana burungmu harus diperlakukan. Sangat mendetail. Dari A sampai Z.Dua hari sudah Kau pergi. Ketika hari mulai gelap selepas isya. Chatting-mu pada anak perempuanmu membuat rasaku tertahan oleh refleks otak yang tiba-tiba terhenti beberapa saat. Otakku sekejap kehilangan kekuasaannya. Kebingungan dalam meng-input data sehingga output pun memerlukan loading yang lama. Haruskah memuntahkan rasa jengkel ataukah meluapkan tawa. Meski akhirnya trouble, karena harusnya rasa yang keluar adalah jengkel namun faktanya yang keluar adalah luapan tawa tanpa henti.Pak Su, cintamu pada burungmu serupa cinta buta. Cinta yang memutarbalikkan fakta dan logika. Cintamu pada burungmu senama dengan cinta konyol. Cinta yang tak bisa dimengerti dan dimaknai. Cintamu pada burungmu serasa komedi putar. Komedi yang mengajak orang-orang sekelilingmu berputar-putar dalam kepeningan, berucap seruan suka-suka dan rasa gembira diiringi tawa termehek-mehekPak Su ... aku merindukanmu !!!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post