Bacalah dengan menyebut Rabb-mu yang menciptakan

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah

Bacalah, dan Rabb-mu lah Yang Maha Mulia

Yang mengajar manusia dengan pena

Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya

(Q.S Al-Alaq ; 1-5)

Terima kasih @Nur_Kaha

Penggalan surat pertama yang Allah turunkan, benar-benar mengusik sudut hati. Kalimat Iqra’ yang merupakan fi’il amr (kata perintah) untuk membaca benar-benar menelanjangiku, menguak kenyataan bahwa aku bukanlah abdi-Nya yang tunduk dan taat. Lalu, apa sebenarnya makna pernyataan kesaksian yang selalu terucap minimal 10 kali tiap hari itu?. bahwa tidak ada sesembahan, kecuali hanya Allah, yang maknanya apapun yang diperintahkan-Nya, maka wajib dan harus dilaksanakan. Sedangkan aku?. Jauh dari panggang. Untuk melakukan perintah membaca saja, yang sederhana, yang tak perlu keluar energi banyak, yang tak menyita seluruh waktu, sudah tak aku tak pedulikan. Berkelana kemana saja akal sehatku?. Menguap kemana kesadaran dalam hatiku?. Terbenam dimana pengetahuanku?. Pengetahuan yang harusnya membuka tabir gelap hingga terang benderang manfaat luar biasa dari membaca itu.

Rabb-ku telah menganugerahiku profesi yang memudahkanku untuk melakukan perintah-Nya. Membawaku terdampar dalam dunia membaca dan menulis. Tapi, lagi-lagi hal itu tak membuatku menyadarinya dengan segera. Ah, nurani, Rabb-ku dengan sifat Rahman dan Rahimnya telah menuntunku. Tapi ku sia-siakan. Mata hatiku tak cukup peka menerima sinyal-sinyal paripurna itu.

Hari ini benar-benar luar biasa. Kata-kata motivasi itu benar-benar melempar kesadaranku dalam dimensi ruang yang lain. Namun, tampaknya kesadaran saja belumlah cukup. Butuh pemakluman hati agar bisa bersahabat dan berlapang dada untuk melakukan semua.