Rohayati

Namaku Rohayati, Lahir di Jakarta, Seorang guru geografi di SMAN 1 Tanjungpandan, alumni IKIP Jakarta atau UNJ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Gemuruh Asa Hitam Putih(episode 31)

Gemuruh Asa Hitam Putih(episode 31)

Tantangan Hari ke 242

#tantanganGurusiana

#menuju-365

Gemuruh Asa Hitam Putih(episode 31)

Setelah membereskan rumah dan Alif tertidur pulas, Jia bermaksud menjenguk papanya di rumah sakit. Umak juga sudah selesai menyapu halaman dan mandi. Umak pun bersiap menjaga Alif. Kami berdua lalu pamit sambil salim mencium tangan umak, kemudian kami pergi menjenguk babah Zhang. Motor tua yang telah kupanasi sebelumnya, melaju di jalan Sudirman menuju Rumah Sakit Utama.

Sampai di ruang perawatan VVIP nomor 2, disana masih setia mama Jia yang menunggui suami tercinta. Kami menyalami keduanya. Lalu Jia bertanya,

“Papa sudah mandi, ma?”, tanyanya.

“Belum, masih dingin katanya”, jawab Ny. Fang Yin.

“Jia lap ya badan papa biar segar?”, tanya Jia pada papanya.

Lalu dijawab babah Zhang dengan anggukan kepala. Segera Jia mengambil gayung di kamar mandi dan mengisi sedikit air dingin dari kran dan menuangkan sedikit air termos kedalamnya. Lalu membuka baju babah Zhang dan mulai melap seluruh tubuh babah Zhang. Mulai dari kepala sampai ke kedua kaki, seluruh tubuh babah Zhang tak luput dari sapuan lap di tangan Jia. Lalu mengganti pakaian dengan baju yang bersih.

Begitu sigap kekasihku merawat papanya yang sedang sakit. Hal ini membuat babah Zhang senang hatinya dan membawa kondisi tubuh babah Zhang semakin membaik. Ny. Fang Yin tersenyum lega melihatnya. Sarapan pagi yang disediakan pihak rumah sakit, telah terhidang di atas meja. Lalu Jia menawarkan papanya sarapan pagi

“Sarapan, pa?!”, katanya

“Jia suapi, ya?!”, katanya pula.

Babah Zhang menganggukkan kepala, senang. Lalu dengan sigap Jia menyuapi papanya. Menu sarapan pagi ini sepiring bubur nasi dengan sup hangat dan semur daging sapi. Babah Zhang makan dengan lahap, hingga sepiring bubur habis disantapnya. Selama makan sarapan, setiap suapan yang diberikan Jia, mata babah Zhang tak pernah lepas memandangi anak perempuannya sambil senyum terus tersungging dibibirnya. Bahagia sekali kelihatannya babah Zhang. Lalu segelas air minum mengakhiri sarapan pagi.

“Bagaimana cucu papa, sehat?”, tanya babah Zhang.

“Alhamdulillah Alif sehat, pa”, jawab Jia.

“Neneknya yang menjaganya selama Jia disini. Banyak stok susu ASI Jia siapkan di kulkas, tinggal dipanasi sebentar jika Alif lapar, karena sampai enam bulan hanya minum ASI saja istilahnya ASI eksklusif, pa”, kata Jia menjelaskan. Papanya mengangguk-angguk mendengar penjelasan Jia.

Sambil ngobrol panjang lebar, tangan Jia tak berhenti memijat kaki papanya lalu tangannya pula. Babah Zhang terlihat begitu menikmati sensasi pijatan anak perempuan satu-satunya yang lama sekali tidak dilihatnya.

“Kau tinggallah di lumah papa”, kata-kata babah Zhang mengagetkan Jia, namun segera dijawab oleh Jia dengan sopan,

“Kalau Jia tinggal di rumah papa, kasihan umak sendirian”, jawabnya.

“Kalau papa kangen sama Jia, tinggal sebut saja ke abang, lalu Jia akan datang menemani papa, ya?”, jawabnya pula.

Babah Zhang mengangguk-anggukkan kepala sambil tersenyum. Melihat adegan tersebut, aku terharu. Istriku begitu sayang dan perhatian pada umak. Jia sigap juga merawat papanya. Semakin bertambah sayangku padamu wahai kekasihku. Isteri yang baik, bahkan sangat baik, ah ... Jia, gumamku. Terimakasih ya Allah. Engkau telah mengirimkan anugrah terindah padaku, seorang isteri yang cantik dan setia serta sayang pada umakku. Alhamdulillah ...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Perlahan kerasnya hati babah Zhang meluluh, smg kebahagiaan Bari dan Jia akan terwujud nyata, mantap bu

06 Nov
Balas

Terimakasih apresiasinya bu Yurlina cwantiq, sehat selalu

06 Nov

Trims Adminku sayang ...

06 Nov
Balas



search

New Post