Rinai Hujan Menjadi Lem Perekat
Tantangan Hari ke 227
#tantanganGurusiana
#menuju-365
Rinai Hujan Menjadi Lem Perekat
Siang itu aku dijemput si bungsu dari sekolah. Langit belitung dilingkupi awan cumulonimbus. Hari begitu gelap. Benar saja sesampainya di rumah hujan turun lebat sekali seperti dicurahkan dari langit. Disertai petir yang menggelegar. Di rumah hanya ada aku dan si bungsu. Bapak belum pulang dari sekolah. Jadi pada waktu itu tidak berani menghidupkan televisi atau memainkan gawai. Jadilah kami diam membisu. Saat mendengar petir bergemuruh, segera kami menutup telinga dengan kedua tangan sambil memejamkan mata.
Anakku yang bungsu laki-laki, usianya enam belas tahun, duduk di kelas XII SMA Kami hanya bertiga di rumah saat ini. Hobi si bungsu berolah raga. Saat menerima raport kelas X semester satu, aku sempat terkesima. Ternyata kegiatan ekstrakurikuler yang ditekuninya berjumlah lima kegiatan yakni : paskib, voli, bulutangkis, futsal dan pramuka. Pantas saja tiap sore hari hampir bisa dipastikan tidak pernah di rumah. Sering aku menjadi bintang film “Home Alone”, karena sering hanya sendirian di rumah. Untung saja aman, tidak ada penculik.
Tapi hujan sore itu membuat si bungsu tak dapat menjalankan aktivitas yang sekaligus hobinya. Aku duduk di kursi ruang tamu. Si bungsu mendekatiku, duduk di sebelahku. Sambil menunggu hujan reda, kami ngobrol tentang banyak hal.
“Bu, tadi di sekolah, waktu pelajaran olahraga, aku mecahkan bola kasti sampai lima ”. katanya mengawali ceritanya.
“Wow ... banyak amat bola yang pecah”, kataku
“Memangnya kamu apakan bolanya sampai pecah?”, tanyaku
“Main sofbol, bolanya di pitcher Davin pelan, jadi nyaman ku pukul pakai bat (tongkat pemukul). Sampai ke atap lab biologi, bu!”, katanya bersemangat.
“Waduh jauh amat jatuhnya bola itu”, komentarku.
“Ha..ha..ha”, tawanya berderai.
“Sudah itu yang better (pemukul) berikutnya Sisca”, di pitcher Davin, bola melambung pelan, dipukul Sisca pelan. Sesudah itu Sisca berlari, deras sekali. Aku tengah berada di base tiga. Ternyata Sisca larinya terlalu ngepot, jadi nabrak aku. Aduh..! serasa ditabrak tronton. Sampai telentang aku, bu. Kawan-kawan tertawa semua, ha..ha..ha”, ceritanya seru dia sampaikan, kamipun tertawa berderai disela hujan yang masih deras mengguyur Tanjungpandan.
“Saat kami berjaga (defense), yang memukul bola Muthia”, lanjutnya lagi.
”Ah.. ini paling-paling pukulannya pendek”, kata Muklis.
“Jadi dia maju ke depan jaga bola”,paparnya
“Saat Muthia memukul bola, tepat benar kena hidung Muklis”, katanya.
“Asli merah hidung Muklis, bu!”, kami pun tertawa bersama.
Cerita yang disampaikan si bungsu selalu saja tentang hal-hal lucu yang dia alami bersama kawan-kawannya. Kalau aku membayangkan sebentar lagi dia akan kuliah, apakah di Semarang atau Yogyakarta atau dimanapun tempatnya?. Sudah berkaca-kaca mata ini. Buah hatiku akan merantau pula seperti mbak dan masnya. Tapi demi masa depannya, aku tidak boleh egois. Harus ikhlas melepas kepergiannya menggapai cita-cita.
Pergilah, nak!. Semangat menggapai cita-cita. Demi masa depan yang cerah. Semoga Allah SWT memudahkan jalanmu untuk menggapai masa depan. Aamiin ...
Tanjungpandan, 22 Oktober 2020.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aamiin ... Smg cita2 bungsu tercapai
Terimakasih ibu gurunya Bayu, aamiin doanya, sehat selalu ibu Herniwati
Aamiin YRA, smg langkah ananda dimudahkan, yg pasti akan kehilangan cerita2 lucunya jk dia sdh kuliah keluar daerah
Aamiin YRA terimakasih doanya ibu Yurlina cantik, iya begitulah ada rasa berat, tapi ikhlas, semoga lancar
Aamiin YRA, smg langkah ananda dimudahkan, yg pasti akan kehilangan cerita2 lucunya jk dia sdh kuliah keluar daerah
sehat dan sukses selalu untuk ibu guru cantik
Aamiin semoga tercapai. Sukses selalu Bu Rohayati
Aamiin ...terimakasih ibu Rusdiana djuni, aamiin doanya
Mantap cetitanya. Tenang bentar lg ade mainan baru. Tunggu cucu buk Ro.
Hi..hi.. benar lah itu bu Nora, terimakasih lah diingatkan ...
Semoga cita-cita ananda tercapai, Bunda. Aamiin. Doa seorang Ibu sangat penting. Semoga sehat selalu dan semakin sukses Bunda.
Aamiin terimakasih doanya, mak nyess .. apresoasinya, sehat dan sukses selalu ibu Novita Sari, S.Pd. SD
Trims Admins
Menikmati setiap moment bersama disaat belum jauh dari kita ya bu...Sukses selalu buat ibu dan keluarga
Terimakasih ibu Ida Purwati untuk apresiasi dan doanya. Salam sehat dan sukses selalu
Aamiin..semoga cita - citanya tercapai .. sukses selalu buat bunda dan keluarga.sehat selalu ya bun..salam literasi
Aamiin terimakasih doa dan apresiasinya bu Hartutik