Anak adalah buah hati seorang ibu. Apa pun akan ia lakukan demi kebahagiaan anaknya. Seorang ibu rela bepanas-panasan, rela bepergian jauh ke luar negeri menjadi TKI, rela menunggu lama di depan gerbang sekolah menunggu anaknya yang sedang belajar di kelas. Semua itu dilakukan tanpa rasa cape, bosan dsb, semuanya akan terbayar lunas ketika si buah hati yang dicintainya bahagia. Secara otomatis kebahagiaan itu langsung pula dirasakan oleh ibunya.

Seperti kemarin di sebuah rumah nampak ramai sekali. "Ria... ayo cepat mandi nak! " Suara Bi Isah menyuruh putrinya untuk segera mandi. "Ayo cepat nak, nanti kamu ketinggalan sama teman-temanmu." "Lihat mereka sudah pada lewat," kata Bi Isah lagi sambil mondar-mandir di dalam rumah mencari pakaian yang akan dikenakan anaknya hari itu. "Ya, Bu... " jawab Ria seraya berlari ke samping rumah untuk segera mandi. Soalnya di rumah mereka tidak punya kamar mandi, Mang Didi suami Bi Isah belum bisa membuatkan kamar mandi yang layak buat keluarganya. Maklum Mang Didi hanya seorang buruh tani biasa.

Selesai mandi, Ria segera memakai baju seragam yang sudah disediakan ibunya untuk acara samenan di Madrasah Diniyah (MD) tempat ia menuntut ilmu agama. Acara samenan di madrasah diniyah, saat ini masih kental sekali dengan pawai dan arak-arakan. Seperti sudah menjadi budaya yang sulit dihilangkan. Mobil, motor ditambah dengan arak-arakan yang lain dihiasi dengan berbagai ornamen. Semua siswa didampingi orang tua masing-masing, staf pengajar, bahkan para stake holder ikut andil dalam acara tersebut. Suara beduk terus ditabuh, diiringi nyanyian shalawat yang terus bergema. Menambah meriahnya suasana.

Semua siswa bersuka ria. Iringan arak-arakan mulai meluncur ke jalan. Tak ketinggalan Ria dan Bi Isah ibunya, turut naik mobil (kereta mini) khusus untuk mereka yang tidak punya kendaraan.

Semua peserta pawai larut dalam kebahagiaan. Seakan tak memperdulikan lingkungan sekeliling. Mereka tak sadar bahwa yang mereka lewati adalah jalan umum, bukan jalan setapak untuk pergi ke hutan. Seharusnya mereka berbaris antri di pinggir, tidak memenuhi ruas jalan.

Suara klakson mobil dan motor dari pengguna jalan lain terus di bunyikan. Mereka semua sama-sama ingin segera sampai ke tujuan. Sementara jalan yang mereka lalui di penuhi peserta pawai. Ada yang sabar berhenti menunggu rombongan lewat, tapi tak sedikit yang ngomel marah karena perjalanannya terganggu.

Intinya semua orang, semua pengendara harus sama-sama memiliki kesabaran dan disiplin yang tinggi ketika di jalan raya atau jalan umum. Sebab disiplin itu penting, untuk siapa pun tak terkecuali. Demi keselamatan di jalan raya.