Resti E

Lahir di Sukabumi 46 tahun yang lalu. Di sebuah desa terpencil di ujung selatan Kabupaten Sukabumi. Menyelesaikan sekolah dasar di SD Negeri Sindanghayu p...

Selengkapnya
Navigasi Web
Juara I Lomba KTAI (Porseni Guru) Kab.Sukabumi 2023
Pengumuman Kejuaraan Lomba KTAI

Juara I Lomba KTAI (Porseni Guru) Kab.Sukabumi 2023

PENERAPAN STRATEGI ROUTINE ORAL QUESTIONS (ROQ) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP PERKALIAN DI SD NEGERI 1 CIBENDA

ABSTRAK

Mata pelajaran matematika khususnya perkalian menjadi hal yang ditakuti oleh pserta didik, sehingga berdampak pada hasil belajarnya. Strategi Routine Oral Questions (ROQ) merupakan sebuah strategi terobosan baru untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dilaksanakan di akhir pembelajaran setiap hari. Habituasinya memerlukan waktu yang lumayan lama, hingga membentuk karakter peserta didik yang melahirkan kebiasaan dan kenyamanan bagi mereka dalam lingkungan belajar. Ini sebagai implementasi dari Kurikulum Merdeka dengan ruhnya adalah Profil Pelajar Pancasila yang memiliki enam dimensi kuat di dalamnya. Tiga dimensi di antaranya, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Hasil belajar yang diperoleh setelah penerapan strategi Routine Oral Questions ini, menunjukkan peningkatan yang signifikan. Sebelum diterapkannya strategi ROQ ini, peserta didik yang tuntas dalam konsep perkalian hanya dua orang peserta didik atau 7% saja dari jumlah peserta didik kelas VI di SDN 1 Cibenda. Kemudian setelah diterapkannya strategi ini, mengalami peningkatan yang cukup signifikan, peserta didik yang tuntas meningkat menjadai 81% dari jumlah peserta didik seluruhnya. Berdasarkan laporan tersebut strategi pembelajaran itu sangat penting diterapkan, dan guru merdeka untuk memilih dan mendesain strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan disenangi oleh peserta didik, untuk meningkatkan hasil pembelajaran.

Kata Kunci: Strategi Routine Oral Questions, hasil belajar, perkalian.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok, mata pelajaran wajib yang ada di setiap jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran matematika diberikan kepada peserta didik untuk membekali mereka berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif. Namun pada kenyataan yang terjadi di lapangan, masih banyak peserta didik yang kurang berminat terhadap matematika yang berdampak pada hasil belajar peserta didik yang kurang optimal. Maka perlu ada kreativitas guru sebagai pendidik untuk menciptakan sebuah pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik.

Menurut Dwi Nurani, S.K.M.,M.Si dalam webinar Kurikulum Merdeka: Pembelajaran Berpusat Pada Peserta Didik menjelaskan bahwa salah satu esensi dari Kurikulum Merdeka adalah mengacu pada fase atau capaian pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Sehingga belajar lebih mendalam, bermakna dan menyenangkan. Pendidikan karakter akan berpengaruh pada perkembangan peserta didik, dan salah satu strategi yang cocok adalah dengan pendekatan habituasi, karena dalam membentuk perilaku dan karakter seseorang itu memerlukan pembiasaan-pembiasaan yang harus dilakukan secara konsisten, belajar sepanjang hayat.

Belajar adalah kegiatan individu memperoleh perilaku dengan mempelajari dan mengolah pengetahuan. Hilgard (Ningrum, 2014: 164) mengungkapkan bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran dan sebagainya sehingga terjadi perubahan dalam diri. Jadi ketika kita melakukan proses pembelajaran terdapat perubahan pola berpikir dari pengetahuan yang sudah dimiliki dengan pengetahuan baru yang didapat. Proses belajar yang efisien mengandung pengertian bahwa belajar itu memperoleh hasil belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Sedangkan hasil belajar siswa yang baik merupakan salah satu bukti berhasilnya proses pendidikan. Karenanya hal belajar perlu mendapatkan perhatian serius dan perlu disadari bahwa hasil belajar adalah bagian dari pendidikan.

Menurut Khusnul Khotimah (2016:14) Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mereka menerima pengalaman belajar dalam proses pembelajaran. Prestasi belajar pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah mengikuti kegiatan belajar. Prestasi belajar biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, symbol, huruf atau pun kalimat. Sedangkan menurut Rusmono (2017) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Perubahan perilaku tersebut diperoleh setelah siswa menyelesaikan proses pembelajarannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar.

Setiap peserta didik pada dasarnya memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda dalam belajar. Ada yang cepat ada juga yang lambat. Menurut pengamatan penulis, peserta didik kelas 6 di SD Negeri 1 Cibenda, masih sangat lemah dalam materi yang berkaitan dengan konsep perkalian. Sehingga berpengaruh pada hasil belajar yang sangat rendah. Ini terbukti dari hasil belajar yang diperoleh hanya sekitar 2 orang peserta didik saja yang sudah menguasai konsep perkalian, atau sekitar 7 % dari jumlah peserta didik kelas 6 SD Negeri 1 Cibenda yang berjumlah 27 orang pada semester 1 tahun pelajaran 2022/2023 dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik 1.1

Berdasarkan kondisi tersebut penulis mencoba menerapkan sebuah strategi pembelajaran sebagai terobosan baru dengan harapan dapat menuntaskan masalah dan kesulitan belajar peserta didik selama ini yaitu strategi pembelajaran Routine Oral Questions (ROQ). Strategi pembelajaran ini dirasa sangat cocok digunakan karena mudah dan disenangi peserta peserta didik. Pada prinsipnya strategi ini sudah dilakukan oleh peneliti yang lain yaitu strategi mencongak.

Menurut Abdul Karim dalam Jurnal Kajian Penidikan Matematika yang berjudul Pengaruh Metode Mencongak Terhadap Hasil Belajar Matematika menyatakan bahwa mencongak adalah suatu cara yang dilakukan oleh guru di dalam melakukan tes mata pelajaran matematika. Jawaban diperoleh dari hitungan di luar kepala. Alat-alat bantu atau menghitung dan catatan tidak boleh digunakan.

A. Jenis Kegiatan

Jenis kegiatan dalam pembelajaran ini adalah menerapkan strategi pembelajaran berupa pertanyaan rutin. Guru memberikan pertanyaan lisan kepada siswa dan siswa pun menjawabnya secara lisan, atau langsung. Hal ini dilakukan untuk melatih siswa menggunakan logikanya dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan menghitung perkalian.

B. Manfaat

a. Bagi Siswa

Dapat menimbulkan semangat dan motivasi belajar siswa serta menghilangkan kesan kalau belajar matematika khususnya perkalian itu sulit.

b. Bagi Guru/ Penulis

Dapat meningkatkan wawasan dan kreativitas bagi guru dalam menyusun dan mengembangkan strategi pembelajaran baru sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

c. Bagi Teman Sejawat

Dapat digunakan olah teman sejawat sebagai referensi strategi pembelajaran yang bisa digunakan dikelas, juga bisa diterapkan pada materi lain.

METODE

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

1. Waktu

Mulai dari awal semester 1 yaitu pertengahan Bulan Juli 2022, sampai akhir semester 1 sekitar pertengahan desember 2022.

2. Tempat

Penerapan strategi Routine Oral Questions (ROQ) dilaksanakan di kelas 6 SD Negeri 1 Cibenda Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi. Dengan jumlah siswa sebanyak 27 orang.

B. Bahan dan Materi Kegiatan

Bahan dan materi kegiatan berupa buku matematika kelas 6, buku referensi lain yang berkaitan dengan materi perkalian. Juga kumpulan soal-soal yang tentang perkalian. Baik perkalian satu angka (satuan), dua angka (puluhan) maupun perkalian tiga angka (ratusan) yang sederhana. Misalnya seperti soal-soal berikut:

a) Perkalian satu angka:

1) 6 x 9 = …………….

2) 8 x 7 = …………….

3) 8 x 9 =……………..

4) 6 x 7 = …………….

5) 5 x 9 = …………….

b) Perkalian dua angka:

1) 12 x 20 =………………

2) 10 x 30 = ……………..

3) 22 x 10 = ……………..

4) 15 x 10 = ……………..

5) 12 x 15 = ……………..

a) Perkalian tiga angka:

1) 100 x 200 = ……………..

2) 200 x 300=………………

3) 150 x 100 = ……………..

4) 100 x 100 = ……………..

5) 110 x 100 =……………...

A. Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan adalah metode tanya jawab. Guru berperan sebagai penanya, memberikan pertanyaan lisan. Dan siswa menjawab pertanyaan secara spontan langsung dengan lisan juga, tidak diperkenankan menggunakan alat tulis atau alat bantu hitung apa pun.

B. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Routine Oral Questions (ROQ).

Adapun langkah-langkah strategi pembelajaran Routine Oral Questions (ROQ) adalah sebagai berikut:

1. Strategi pembelajaran ini dilaksanakan pada saat jam terakhir pembelajaran, kurang lebih setengah jam sebelum waktu pulang, sebelumnya siswa diminta untuk berdoa bersama dulu.

2. Guru mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengn perkalian. Bisa ditulis dulu di buku, kemudian ditanyakan kepada peserta didik atau membuat pertanyaan langsung secara spontan.

3. Pertanyaan yang diajukan melibatkan operasi hitung perkalian, baik perkalian satu angka, dua angka maupun tiga angka.

4. Persilahkan peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang diajukan secara kompetisi, dan menjawabnya secara lisan atau langsung tanpa menulis/ mengerjakan dulu di buku. Semua peserta didik tidak diperkenankan menggunakan alat tulis apa pun untuk menjawab pertanyaan.

1. Bagi peserta didik yang tahu jawabannya, diminta untuk mengacungkan tangannya terlebih dahulu dengan cepat sebelum menjawab pertanyaan.

2. Guru mempersilahkan kepada peserta didik yang paling cepat mengcungkan tangan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.

3. Siswa yang dapat menjawab dengan benar, diberi reward/ hadiah untuk pulang lebih awal.

4. Pertanyaan terus berlangsung sampai semua peserta didik kebagian pertanyaan, dan yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar secara berurutan diperbolehkan untuk pulang.

Kegiatan ini dilakukan secara rutin tiap hari. Habituasinya tidak cukup satu bulan, bisa dua bulan bahkan lebih, agar daya ingat dan kreativitas peserta didik dalam mengolah informasi yang berkaitan dengan berhitung semakin terlatih.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penerapan strategi pembelajaran Routine Oral Questions (ROQ), merupakan hasil inovasi dari penulis sendiri sebagai pengembangan dari strategi mencongak yang sudah dilakukan oleh peneliti atau penulis sebelumnya. Hanya pelaksanaannya yang mungkin berbeda, untuk strategi ini dilaksanakan secara rutin konsisten tiap hari dan dalam kurun waktu yang cukup lama. Sehingga karena sering kali dilaksanakan secara rutin, secara tidak langsung akan melekat pada peserta didik. Jadi penerapan strategi yang dilaksanakan di SD Negeri 1 Cibenda ini memiliki dampak positif pada kegiatan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran matematika tentang konsep perkalian.

Strategi Routine Oral Questions (ROQ) sangat mudah dilaksanakan, tidak memerlukan media yang susah dan tidak terlalu melibatkan banyak orang paling satu teman sejawat saja. Ini diperlukan apabila guru kelas sebagai penulis dan peneliti ada kendala tidak bisa melaksanakan pembelajaran, maka teman sejawat bisa membantu menggantikan untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan. Karena memang pertanyaan-pertanyaan itu harus tetap dilaksanakan dan diberikan secara rutin tiap hari.

Sebelumnya kebanyakan dari peserta didik merasa enggan untuk belajar matematika apalagi tentang perkalian. Ada di antara mereka yang tidak masuk sekolah ketika dihadapkan dengan pelajaran matematika. Peserta didik seakan dihadapkan dengan masalah besar, sehingga minat dan semangat belajar mereka kurang. Tetapi dengan penerapan strategi Routine Oral Questions ini, secara perlahan-lahan minat dan semangat belajar peserta didik mulai nampak kelihatan, walaupun tidak instan, ini memerlukan habituasi yang cukup lama sampai peserta didik benar-benar menyukai dan menyenangi mata pelajaran matematika yang terkait dengan perkalian. Dampak yang sangat terasa dan nampak terlihat adalah, mereka selalu menantang dan antusias meminta penerapan strategi ROQ ini dilakukan tiap hari.

Dengan kata lain, penerapan strategi pembelajaran Routine Oral Questions ini, merupakan Implementasi dari Kurikulum Merdeka saat ini di mana pendidik diberi keleluasaan untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik. Serta fokus pada materi esensial, relevan dan mendalam sehingga ada waktu cukup untuk membangun karakteristik, kreativitas dan inovasi peserta didik dalam mencapai kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi (https://kurikulum.kemdikbud.go.id).

Adapun hasil yang dapat dilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan menerapkan strategi Routine Oral Questions (ROQ) berlangsung aktif. Siswa lebih kreatif dan sangat antusias dalam menjawab pertanyaan. Logika atau mineset mereka cenderung benar- benar digunakan.

2. Munculnya kompetisi yang sehat antar sesama siswa.

3. Pada saat strategi pembelajaran Routine Oral Questions (ROQ) diterapkan, rasa percaya diri siswa mulai terbangun, yang semula tak acuh pada saat diberi pertanyaan, mulai terlihat tanggung jawab dan jiwa mandiri untuk mengikuti kompetisi.

4. Meningkatkan minat belajar peserta didik.

1. Ketakutan peserta didik terhadap pelajaran matematika menjadi hilang, bahkan sebaliknya peserta didik menjadi menyukai pelajaraan matematika.

2. Hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran matematika mengalami peningkatan dari sebelumnya, dalam menghadapi soal-soal yang berkaitan dengan perkalian. Ini dibuktikan dengan jumlah peserta didik yang sudah menguasai konsep perkalian meningkat dari yang semula hanya dua orang saja atau sekitar 7 % dari jumlah 27 peserta didik, meningkat menjadi 81 % peserta didik yang sudah menguasai konsep perkalian dalam proses pembelajaran, seperti yang digambarkan pada grafik berikut.

Grafik 3.1

Dalam proses pembelajaran tentunya tidak terlepas dari masalah atau kendala yang dihadapi. Baik dalam model, metode atau pun strategi yang diterapkan. Begitu pun pada saat penerapan strategi Routine Oral Questions ini, memiliki beberapa kendala salah satunya adalah jika pada hari tertentu guru ada kegiatan atau perjalanan dinas dan tidak bisa melakukan pembelajaran, otomatis penerapan strategi ini akan tertunda. Sedangkan dalam sintaks dari strategi ini perlu dilakukan secara rutin, kontinyu dan konsisten.

Cara mengatasi hal tersebut, sehari sebelumnya atau satu jam sebelumnya, penulis mengkomunikasikan atau menginformasikan kepada teman sejawat yang dimaksud untuk memohon bantuan, agar pada saat kelas ditinggalkan bisa menggantikan untuk menerapkan pembelajaran dengan menerpkan strategi Routine Oral Questions kepada peserta didik di kelas, sebagaimana hari-hari biasa yang dilaksanakan oleh guru kelas VI di SD Negeri 1 Cibenda.

PENUTUP

Untuk menanamkan konsep perkalian dalam pembelajaran matematika khususnya di kelas 6 SD, penerapan strategi Routine Oral Questions (ROQ) sangat cocok dilakukan karena:

1. Strategi ROQ dilaksanakan secara rutin tiap hari, sehingga akan menguatkan daya ingat peserta didik, meningkatkan kreativitas, aktivitas dan efektivitas logika berpikir peserta didik secara mandiri, bernalar kritis untuk menyelesaikan masalah dan soal-soal yang berkaitan dengan perkalian. Sejalan dengan ruh kurikulum merdeka yang mengedepankan dan mengembangkan penumbuhan karakter peserta didik sejalan dengan Profil Pelajar Pancasila.

2. Meningkatkan kepercayaan diri, kemandirian serta tanggung jawab peserta didik. Selain itu strategi ROQ mudah dan murah untuk dilaksanakan, namun dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan hasil laporan praktik baik yang sudah dilakanakan, direkomendasikan untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka melalui pembelajaran kreatif dan inovatif dengan cara:

1. Guru tidak terfokus kepada model atau pendekatan saja, akan tetapi strategi pembelajaran pun perlu dikembangkan dan diterapkan, kita bisa berkreasi karena pada prinsipnya dalam kurikulum merdeka itu guru diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi kreativitasnya dalam rangka membuat suasana kelas yang menyenangkan sehingga dapat membentuk karakter peserta didik menjadi lebih baik dan hasil belajar meningkat.

1. Peserta didik diharapkan bisa menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi perkalian dengan melepaskan diri dari cara-cara yang biasa dilakukan, tapi peserta didik harus mampu berpikir kreatif, mandiri menggunakan logika tidak bergantung kepada guru atau pun temannya dengan cara langsung mengutarakan jawabannya secara lisan. Hal ini akan membentuk karakter peserta didik menjadi lebih kreatif dan mandiri sesuai dengan dimensi Profil Pelajar Pancasila yang sedang digaungkan oleh pemerintah saat ini khususnya kemdikbud.

DAFTAR PUSTAKA

https://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/membangun-karakter-pelajar- pancasila-melalui-kurikulum-merdeka https://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ir/article/view/534 https://kurikulum.kemdikbud.go.id

https://repository.uir.ac.id/4699/4/bab2.pdf

https://www.google.com/search?q=pengertian+hasil+belajar+menurut+para

+ahli&oq=pengertian+hasil+belajar+menurut+para+ahli&aqs=chrome..69i5 7j69i60.62252j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-8 https://www.youtube.com/watch?v=mYmCofCoB44

Karim, A. (2017). Pengaruh Metode Mencongak Terhadap Hasil Belajar Matematika. JKPM (Jurnal Kajian Pendidikan Matematika), 02 (02), 151 – 158. Ningrum D.S dan Leonard. 2014. Pengembangan Desain Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

mantap ulasannya

31 Jul
Balas



search

New Post