Emak Kurang Baca, Siap-Siap Kena Skak Anak
Sore hari di kamar, aku merapikan baju di almari. Tiba-tiba si bungsu datang dan menungguiku yang sedang asyik dengan baju-bajuku. Melihat buku "Ibu Galak Kasihan Anak" yang tergeletak di ranjang, dia membukanya. Di halaman pertama ada kalimat "galak tanda sayang kepada anak". Merasa tidak sesuai dengan judul, si bungsu bertanya. "Mengapa di sini dikatakan galak sebagai tanda sayang sedang judulnya galak kasihan anak". Dengan santai kujawab "baca dulu sampai selesai jangan dipotong"
Kulirik dia, ada kecewa di wajahnya mendengar jawabanku. Kujelaskan padanya bahwa galak sebagai tanda sayang itu hanya sebagai anggapan banyak orang, bukan isi dari buku itu. Padahal aku belum selesai membaca buku itu, sehingga aku belum bisa menjelaskan secara detail.
Si bungsu mendekati rak bukuku dan melihat satu persatu judulnya. Dia mulai memilih buku yang cocok untuknya. "Bunda, adakah buku yang cocok untukku di rak buku ini?"
Dia bertanya begitu karena pernah kukatakan di rak bukuku tidak semua cocok untuknya. Makanya aku menyimpan bukuku di rak yang berbeda dengan buku anak-anak. Maklum aku penggemar novel, takut anak-anak membaca novel yang belum waktunya untuk dia baca.
Kutunjukkan deretan buku yang cocok untuknya. Kubiarkan dia pilih sendiri. Diambilnya buku pengetahuan "Mengapa Begini Mengapa Begitu," Suatu buku yang mengupas tentang kejadian bumi dan makhluk di dalamnya.
Kutinggalkan si bungsu yang sedang asyik membaca. Beberapa saat kemudian dia mengusulku di dapur. Sudah bisa kutebak, aku harus siap menjawab pertanyaan-pertanyaannya. Benar saja dia sudah mengantongi banyak pertanyaan dari buku yang dibaca.
"Bunda, mengapa di buku itu mengatakan bahwa matahari itu termasuk bintang?"
"Mengapa ya, Ok nanti bunda cari jawabannya." Takut memberikan jawaban yang salah.
Setelah beberapa pertanyaan yang kadang membuatku kewalahan untuk menjawab, dia mengalihkan pertanyaan tentang sejarah.
"Mengapa Bilal bin Rabah tidak selesai mengumandangkan azan ketika Rasulullah wafat? Padahal dia itu Muazin kesayangan Rasulullah?"
"Karena rasa sayang dan cintanya kepada Rasulullah. Ketika Rasulullah wafat, Bilal bin Rabah sangat sedih sampai tidak bisa mengeluarkan suara. Begitu sayang."
Masih banyak lagi pertanyaan lainnya. Banyak pertanyaan yang sering membuatku kena skak. Emak Kurang baca sedang anak suka baca wah, begini jadinya.
Membaca adalah gudang ilmu. Kita akan menemukan banyak pengetahuan di dalamnya. Ternyata ketika sudah menjadi ibu, kita semakin butuh membaca. Membaca bukan lagi sekedar hiburan tetapi suatu kebutuhan. Anak akan kecewa jika tidak mendapatkan jawaban dari beberapa pertanyaan nya. Rasa penasaran anak tidak akan hilang oleh waktu. Jawaban kita juga harus hati-hati, jika tak tahu jawabannya lebih baik dihutang jawabannya. Tetapi harus dibayar ya hutangnya agar anak tidak penasaran.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
anak-anak adalah peniru yang baik. Tulisannya luar biasa. Sangat inspiratif
Makasih pak leck
Iya bener sekali. Done fff yaaa