Rokhdimah

Rokhdimah, lahir di Batang, bulan Juli 1972. Kuliah di IKIP PGRI Semarang ( sekarang UPGRIS), lulus sarjana_S1 tahun 1996. Fakultas Bahasa dan Seni, dengan Juru...

Selengkapnya
Navigasi Web
CERBUNG

CERBUNG

KIDUNG INDAH AWAL NOVEMBER

Part 1

Oleh; Rokhdimah

Suasana siang itu begitu dingin, tak seperti biasanya hujan begitu deras mengguyur bumi Rindang Ayu. Daerah perkebunan teh itu mulai berkabut. Siang itu begitu sepi, hanya gemericik tetesan air hujan membasahi bumi. Gemuruh angin mulai terdengar, terasa menusuk tulang belulang. Kicau burung juga tak lagi terdengar. Desiran daun teh diterpa angin mulai terasa. Tak satu pun di luar seorang pun lewat berkendara. Nesya masih sibuk di depan layar monitor komputernya. Pekerjaan satu minggu ini belum kelar juga sehingga ia harus menuntaskannya segera. Tinggal dua hari lagi sudah akan berakhir bulan oktober tahun ini. Nesya harus segera melaporkan laporan keuangan pada pimpinan perusahaan. Nadia harus profesional dalam tugasnya. Walau terlambat sehari dua hari tidak masalah, baginya ketepatan adalah hal nomor satu atau utamanya. Pak Rahman pasti akan maklum kalau Nesya salah namun itu tidak menjadikan Nesya bermalas_ malasan. Sudah hampir lima tahun Nesya bekerja di perusahaan itu. Oleh sebab itu begitu mudah ia menyelesaikan tugasnya. Tiba_tiba ruang direktur terbuka oleh hentakan angin yang cukup kencang hingga Nesta harus berjingkat karena terkejut. Dari dalam ruangan Pak Rahman menatapnya dengan sendu, namun tak dihiiraukannya tingkahnya bosnya itu. Nesya pura_pura tidak mengerti ulahnya. Padahal Ia tahu kalau bosnya berpindah tempat duduk dari yang semula terhalang dinding ke posusi yang lebih leluasa memandang dan mengamati Nesya dari dalam ruangannya. Sambil mengetik angka_angka hasil pemasaran produksi perusahaannya , ia sempat melirik tingkah Pak Rahman yang aneh. Gadis muda itu sempat takut pada beliau. Namun apa boleh buat semua pekerjaan harus kelar pada waktunya maka tak dihiraukannya segala tingkahnya, yang penting tidak mengganggunya.

Hujan semakon deras, bukannya menjadi reda. Semakin sore semakin redup dan di luar tampak gelap. Sahabat akrab Nesya dari bagian personalia datang nyamperin Nesya.

"Nesya. Bikin apa to? Sudah kelar? Aku mau pulang nih"

"Belum Mia, masih banyak nih, tega kau meninggalkanku sendiri?

",Kan ada Pak satpam dan cleangbiys. Napa meski takut, yeee?" Kesel Mia padanya.

"Bener ya! Aku cabut dulu, kasihan putraku pasti rindu ingin main denganku."

,"Ya udah no.. Tinggal aja diriku. Gebyar lagi juga aku cabut. " jawab Nesya sambil tersenyum.

Ketika Mia berbincang dengan Nesya, tanpa disadari Pak Rahman telah duduk di tempat kerja sekantor Nesta, pas di bagian sebelah kirinya. Do berdoa dalam hati semoga Pak Rahman ndak tanya macam_macam padaku. Aku takut beliau ranta_tanya masalah pribadi. tunanganku. Aku gadis tidak muda lagi, aku sudah cukup umur untuk menikah. Bahkan kalau orang desa aku telah berputra dia, tiga, bahkan empat orang. Beliau sangat resah disuka di sampingku sambil mengajak ngobrol tentang rencana keuangan perusahaan ke depan. Termasuk program_program perekrutan personalia, dan segala macam biaya produksi teh sampai segala pemasarannya. Nesya berasa yang ada di sampingnya adalah bapaknya. Pak Rahman itu usianya masih muda, cuma beliau bertingkah seperti orang yang sangat tua bahkan sampai cara berpakaian pun sangat menunjukkan usia sudah tua, mungkin karena sebagai pimpinan beliau "nuani" istilah jawanya begitu. Nesya tidak tahu apa yang ada dalam hati Pak Rahman se benarnya, namun Nesya tetap berbaik sangka pada Beliau.

Wajahnya telah sedikit menyeruput, rambut alis dan jenggot serta tambangnya sudah mulai ditumbuhi bulu bulu rambut yang memutih. Senyum khasnya begitu romantis membuat teduh yang menatapnya. Sama sekali tak ada guratan pemarah di mukanya. Semua tampak dalam dan penuh wibawa serta kebapakan. Pikiran Nesya agak melayang...memikirkan apakah dia hari ini dapat terselesaikan laporannya itu. Namun Nesya tetap berusaha.

"Sudah agak reda Nes, tu lihat keluar reda kan?" Tanyanya sambil tersenyum khas.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ditunggu cerita selanjutnya ya Bu, penasaran, salam kenal ya bu

30 Oct
Balas

Ya ....Bu salam kenal juga. Insya ALLAH

31 Oct



search

New Post