Februari atau Pebruari? Tantangan hari ke-19
Beberapa waktu lalu saya diminta bantuan kepala sekolah untuk meneliti data calon peserta ujian. Meskipun ini pekerjaan rutin tahunan, masih saja ditemukan kesalahan data akibat ketidakpatuhan dalam penggunaan ejaan. Ketidakcocokan penulisan terdapat pada akta kelahiran (Dindukcapil) yang berbeda dengan Daftar Nominasi Sementara (DNS) calon peserta ujian dari Dapodik. Sedangkan kesalahan yang banyak ditemukan pada penulisan bulan lahir Februari.
Berdasarkan sumber yang dapat dijadikan rujukan, pemakaian bentuk Februari dapat dijelaskan sebagai berikut; Februari dalam penanggalan Masehi merupakan nama bulan yang ke-2. Semula, dalam penanggalan Romawi Kuno, bulan Februari merupakan bulan ke-12 karena sistem penanggalannya dihitung mulai bulan Maret. Tahun diawali dengan musim semi. Kata Februari (Inggris February) semula diambil dari kata Februare yang berarti membersihkan. Bulan Februari dalam konteks Romawi Kuno dijadikan bulan pembaharuan dan pembersihan diri.
Jika kita memperhatikan argumentasi dan penjelasan di atas, maka penggunaan dan penyerapan kata itu ke dalam bahasa Indonesia adalah Februari (penggantian /y/ dengan /i/ jika diserap dari bahasa Inggris [February] bukan Pebruari, bukan Pebruary. Jadi pemakaian bentuk Februari merupakan bentuk baku sedangkan Pebruari merupakan bentuk tidak baku.
Hal yang sama terjadi pada penulisan bulan November yang ditulis Nopember. November yang kini (dalam tarikh Masehi) menempati urutan nama bulan ke-11, dalam penanggalan Romawi kuno menempati urutan ke-9. Hal ini mengacu pada perhitungan angka dalam bahasa Latin (Novem artinya sembilan). Hal ini cocok dengan perhitungan bulan yang dimulai dengan bulan Maret. Nama ini juga dipakai, dipertahankan dengan latar belakang sejarah untuk menghormati Tiberius. Penggunaan dan penyerapan bentuk November diserap secara utuh bukan Nopember (karena /v/ pada kata itu tidak dapat diganti dengan /p/).
Untuk itu melalui tulisan ini saya berharap agar dinas/instansi yang mengeluarkan akta kelahiran dapat memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
dalam mengeluarkan dokumen berupa akta kelahiran mengacu pada pedoman yang ada yaitu Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dikeluarkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud RI. petugas yang meneliti berkas tidak hanya meneliti ketepatan dan kelengkapan data tetapi juga penulisan ejaan pada usulan pembuatan akta kelahiran dari desa/kelurahan. melakukan sosialisasi tentang penulisan ejaan yang benar kepada petugas dari desa/kelurahan yang menangani pengusulan akta kelahiran.Kesalahan penulisan Februari menjadi Pebruari dan November menjadi Nopember mungkin dianggap hal remeh temeh. Tapi jika dibiarkan dapat menjadi permasalahan di kemudian hari.
Akta kelahiran merupakan dokumen yang menjadi acuan data pokok pendidikan (Dapodik) di sekolah. Apabila penulisannya salah pihak sekolah juga menyalin dari data yang salah tersebut. Celakanya, pihak yang sering disalahkan adalah sekolah (SD) karena menjadi acuan untuk jenjang sekolah berikutnya. Dalam penulisan ijazah misalnya, sekolah harus mengacu pada akta kelahiran meskipun penulisan ejaannya salah. Semoga ini menjadi perhatian!
Banjarnegara, 02022020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tulisan yg bermanfaat Pak.
Terima kasih
berarti utk menuliskan bulan di ijazah bulan februari dan november yakni tetep februari dan november atau gmn?? trmksh