Pak Omank

Guru SD Negeri 1 Wanayasa Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ironi Guru Tua dan Tuntutan Kurikulum Merdeka
gurudikdas.kemdikbud

Ironi Guru Tua dan Tuntutan Kurikulum Merdeka

Kebijakan penerapan Kurikulum Merdeka dengan segala ikutannya mulai dirasakan dampaknya terutama oleh guru-guru tua. Mereka yang saat ini berusia 50-an tahun hampir sebagian besar mengeluh dengan perubahan yang sedemikian drastis dalam urusan mengajar maupun administrasinya.

Diakui atau tidak, pandemi Corona telah mengubah segalanya. Pembelajaran secara daring dengan memanfaatkan perangkat teknologi akhirnya keterusan. Tidak hanya dalam pembelajaran tetapi juga dalam pemenuhan administrasi kepegawaian.

Satu per satu administrasi guru yang semula dituangkan dalam lembaran kertas telah beralih ke HP/Laptop. Tidak hanya administrasi, dalam hal aktivitas keseharian pun demikian. Rapat yang semula mengharuskan hadir secara fisik kini bisa di depan layar laptop. Presensi kehadiran juga melalui gawai dan terakhir yang gres adalah penilaian kinerja pegawai melalui aplikasi Platform Merdeka Meganjar (PMM). Dengan kata lain hampir semua kegiatan guru selalu dikaitkan dengan perangkat teknologi.

Demikian juga aktivitas guru berkaitan dengan tugas pokoknya yakni mengajar. Dari mulai menyusun perangkat ajar, pembuatan media pembelajaran, hingga pelaporan nilai tak lepas dari aplikasi.

Ternyata kondisi ini bukannya membuat guru merasa nyaman namun malah sebaliknya. Bahkan tidak hanya dirasakan oleh guru tua. Guru-guru muda yang sudah familiar dengan perangkat TI pun mulai gerah dibuatnya.

Waktu mereka dihabiskan seharian di depan laptop dan gaway. Kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga dan bersosialisasi dengan tetangga nyaris tak ada. Ironisnya, karena saking sibuknya justru murid dibiarkan merana untuk belajar sendiri.

Dalam menyikapi kondisi ini setidaknya guru terbelah menjadi beberapa golongan. Pertama, adalah golongan guru yang mempunyai semangat tinggi untuk berusaha belajar memenuhi tuntutan zaman. Mereka berusaha dengan gigih dan selalu update informasi. Kedua, yaitu golongan guru yang berusaha semampunya. Mereka berusaha belajar mengoperasikan apa yang diminta sebatas standar minimal saja. Dan, golongan terakhir, adalah guru yang sudah tidak mampu lagi mengikuti irama perubahan dan tuntutan teknologi.

Dalam hal ini ada 2 hal yang bisa dilakukan yaitu ada yang meminta bantuan orang lain dengan segala konsekuensinya. Guru yang memilih jalan ini sebenarnya rawan akan tindak kejahatan cyber karena ada peluang terjadinya pencurian data pribadi. Untuk itu perlu waspada dan hati-hati.

Di sisi lain sebagian guru pasrah dan angkat tangan dengan keadaan. Mereka siap menerima segala risiko termasuk jika harus pensiun dini. Mungkin ini bukan pilihan yang diinginkan. Namun, sebenarnya ini merupakan jalan yang dirasa lebih nyaman karena sudah tidak lagi dikejar-kejar tagihan administrasi dan tuntutan aplikasi. Di samping itu dengan sisa usianya mereka bisa lebih berkonsentrasi untuk ibadah. Mereka juga bisa menyalurkan hobi atau mencari peluang usaha di bidang lain. Wassalam.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Harus pensiun kah?

19 Jan
Balas

Tidak harus. Pensiun adalah solusi terakhir jika memang sdh tidak mampu mengimbangi tuntutan

19 Jan

Harus pensiun kah?

19 Jan
Balas

Ulasan yg menarik

19 Jan
Balas



search

New Post