Pak Omank

Guru SD Negeri 1 Wanayasa Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ketika Rumah Berubah Menjadi Gudang Sampah
dream.co.id

Ketika Rumah Berubah Menjadi Gudang Sampah

Dulu di awal menghuni rumah baru, banyak orang yang datang bertamu terkesan dengan tata ruang di rumah saya. Padahal ketika membangun rumah baik design hingga proses pengerjaan semua menggunakan tukang-tukang kampung.

Untuk pembuatan design rumah saya juga tidak menggunakan jasa arsitek. Saya hanya memberikan gambaran umum bangunan, jumlah kamar, jumlah ruang, dapur, kamar mandi, dan sebagainya.

Namun setelah rumah jadi tata ruang, perabotan, dan asesoris setiap ruangan saya sesuaikan. Tentu melalui proses perdebatan dan diskusi panjang dengan istri. Baik dari sisi model, ukuran hingga pilihan warna catnya. Bahkan untuk menemukan warna yang pas kadang saya mengoplos sendiri warna cat untuk kusen, pintu, dan jendela.

Mungkin itu yang menyebabkan beberapa tamu yang datang ke rumah terkesan. Umumnya mereka mengatakan rumahnya terkesan lapang, nyaman, bersih, dan rapi. Meskipun saat ini jika dilihat dari arsitektur bangunan sudah ketinggalan zaman sebab saat ini sudah banyak berdiri banguan megah dengan arsitektur kekinian.

Namun demikian kesan rumah terasa enak, lapang, nyaman, rapi, indah ternyata tidak semata-mata ditentukan oleh arsitektur bangunan saja. Salah satu penyebab rumah terkesan sumpek dan berantakan karena tata ruang yang tidak tepat. Di samping itu, karena banyaknya barang tak terpakai masih terus disimpan. Logika sederhana, selama masih mungkin terpakai, sayang kalau dibuang.

Maka, ketika ada tamu yang datang ke rumah di ruang tamu mungkin masih mempunyai kesan bagus dengan rumah kita. Namun begitu masuk di ruang tengah, terus ke dapur, ke kamar mandi hingga ke ruang belakang kesan bagus itu seketika hilang. Mengapa?

Tentu karena tata ruang dan banyaknya barang yang tidak terpakai di rumah kita. Di dapur mungkin akan dijumpai tumpukan kardus bungkus makanan, di belakang berserakan botol-botol, kaleng, tv rusak, kulkas rusak, kursi rusak, dan barang-barang rusak lainnya.

Awalnya kita berpikir mungkin barang-barang tersebut suatu saat masih dibutuhkan atau bisa dipakai lagi sehingga kalua dibuang eman-eman. Namun pada saatnya diperlukan ternyata dicari-cari tidak ketemu karena sudah tertimbun barang-barang lain.

Lama kelamaan rumah kita menjadi sebuah gudang raksasa dengan berlimpah barang ada di dalamnya. Semua barang ada di situ. Di sisi lain setiap anggota keluarga terus saja membeli dan membeli barang baru.

Itulah sebanya mengapa ada rasa yang berbeda ketika masuk ke dalam rumah sendiri dengan masuk ke dalam kamar hotel. Kadang kita rela merogoh uang hingga jutaan untuk menginap semalam di hotel padahal di rumah sendiri gratis.

Mengapa kamar hotel bisa menghadirkan kesan nyaman dan rapi?. Tak lain karena didesain oleh tenaga ahli dan benda-benda yang ada hanya yang diperlukan saja. Sementara kamar-kamar di rumah kita tak ubahnya seperti gudang raksasa. Kita simpan segala jenis plastik, aneka ukuran kardus, botol kecap, botol sirup, hingga barang-barang elektronik yang tidak terpakai. Jika kebiasaan ini terus berlanjut maka lambat laun rumah kita akan berubah menjadi gudang sampah raksasa.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Pak. Salam literasi!

07 Jan
Balas



search

New Post