Problem terbesar dalam mendidik anak di era kekinian adalah masalah akhlak. Hal itu disampaikan oleh narasumber Fadhilah N Wulandari dalam kegiatan Workshop, "Strategi Mendidik Anak Berakhlak Mulia" yang dilaksanakan di MTs-MBS Wanayasa, Banjarnegara, Selasa(20/12).

Kegiatan workshop diikuti oleh seluruh dewan guru dan asatid Pondok Pesantren Modern MBS Wanayasa, dengan menghadirkan narasumber dari Sekolah Alam Adzikia, Banjarnegara.

Wahyudin, Mudir MBS Wanayasa menyatakan bahwa melalui kegiatan Workshop ini diharapkan muncul kesamaan persepsi bagi pendidik dan tenaga kependidikan ketika menghadapi peserta didik dengan berbagai problematikanya

Lebih lanjut Wahyudin berharap dari forum ini akan lahir sebuah kesepakatan tentang nilai-nilai yang akan dikembangkan sekaligus menyusun SOP sebagai acuan para guru dalam membimbing murid

Sementara itu dalam paparannya Ustadzah Wulan yang juga praktisi pendidikan berbasis fitrah ini menyampaikan bahwa tugas manusia atau misi kita hidup di dunia ini tak lain adalah untuk beribadah. Sedangkan visi itu adalah maksud Allah SWT dari penciptaan manusia.

Maka, terlepas dari apa dan bagaimana latar belakang yang mengantarkan kita menjadi guru hendaklah bisa memberi manfaat dan rahmat kepada orang lain dan lingkungan. Mengapa kita memilih menjadi Guru? Guru seperti apa kita ini? Dan, sejauh mana ikhtiar kita?

Perlu diingat bahwa manusia adalahi hamba Allah (QS.Ad-Zariyat 56), manusia juga sebagai khalifah (Al-Baqarah: 30), dan sebagai rahmatan lil alamin (Al-Anbiya 107). Maka dalam mendidik anak guru tidak boleh menggunakan 3M yakni marah, melarang, dan menyuruh. Guru hendaklah lebih mengedepankan adab karena pada hakikatnya anak sebenarnya sudah dibekali 4 fitrah yaitu keimanan, belajar, bakat,dan perkembangan. Tugas adalah mengembangkan potensi itu melalui kegiatan pembelajaran yang sesuai tahapan perkembangannya.