Tak Lolos Audisi CGP, Jangan Frustasi
Beberapa hari lalu, melalui surat Dirjen GTK telah diumumkan hasil seleksi Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 8 yang dinyatakan lolos tahap 1. Ada yang menggelitik ketika saya membaca status di media sosial dari beberapa teman guru yang mengikuti seleksi CGP hingga beberapa kali namun belum lolos juga. Ungkapan kekecewaan itu antara lain dituangkan di media sosial yang saya kutip seperti tulisan aslinya berikut ini:
Undur Diri dari group, setelah dari CGP 4 s.d. 7 tak pernah lulus saat kubur mimpi tuk jadi GP. Biarlah semua terkubur dlm angan saja, entah jawaban essay dan syarat seperti apa yang dicari penguji¿???????????
Saya berpikir Wajar jika saya tidak lolos CGP...karena saya tidak terbiasa banyak bicara atau bercerita,,tapi lebih suka aksi nyata...dan ternyata orang masih lebih suka menilai tulisan yg belum tentu benar daripada kerja nyata...
Maaf,,ini pengalaman saya. Di sekolah saya sudah ada guru penggerak tapi tidak bergerak dan tidak mau menggerakkan orang lain...malahan jarang masuk kelas
Saya tanya tujuanmu apa ikut guru penggerak,,dia jawab mau jadi kepsek dan pengawas karena itu sudah jadi syarat
Wooow...
Jadi...tenang2 saja bpk ibu guru yg tidak lulus2 ikut CGP...
Semua berpulang pada motivasi hati kita bukan narasi kita...
Saya senang menjadi guru karena dirindukan oleh anak2 didik kita adalah kebahagiaan terbesarku....walaupun usia sudah 50 tahun dan tidak memenuhi syarat ikut CGP lagi tapi saya tetap semangat mendidik anak2 negeri..
Tidak harus lolos dan ikut CGp baru kita bisa bergerak dan menggerakkan orang lain,
jika motivasi hati benar maka aksi nyata kita juga benar…
Dan, masih banyak lagi ungkapan yang bernada kecewa atau sekadar menghibur diri karena belum lolos seleksi atau dalam tulisan ini saya pilih kata audisi. Berdasarkan pengalaman saya mengikuti seleksi CGP tahap 5, seleksi Calon Guru Penggerak (CGP) ini layaknya audisi pencari bakat di televisi. Semua aspek dinilai. Hanya bedanya penilaian dilaksanakan secara daring sehingga antara calon peserta dan asesor (juri) tidak bertatap muka secara langsung.
Maka, wajar jika ada nada kekecewaan dari peserta yang belum lolos seperti yang saya kutip di atas. Namun lepas dari itu semua, proses seleksinya memang benar-benar ketat. Dari pemeriksaan administrasi, mengerjakan essay, praktik mengajar, hingga wawancara.
Intinya, ikuti seluruh proses dengan baik, jangan terlalu percaya diri, dan jangan takut gagal. Singkatnya, lengkapi seluruh dokumen yang diminta, jawab dengan jujur jangan copy paste jawaban orang lain. Tentang hasil sepenuhnya kita serahkan kepada Yang Maha Menentukan. Jika sesuai harapan kita wajib bersyukur jika belum sesuai harapan kita bersabar. Jika memungkinkan ikut seleksi lagi dan lagi.
Terakhir, berhenti mencari alasan atas kegagalan yang dialami. Jangan putus asa apalagi frustasi. Segera bangkit untuk terus belajar dan jangan lupa nikmati setiap proses, enjoy, dan jangan merasa tertekan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar