Romdonah Kimbar

Guru SD yang suka membaca, sedang belajar menulis, ingin menularkan virus membaca dan menulis kepada anak sendiri dan anak didik ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Keripik Lem Pyong, Renyah dan Gurih

Keripik Lem Pyong, Renyah dan Gurih

Keripik Lem Pyong, Renyah dan Gurih

Oleh Romdonah Kimbar

Mendengar kata keripik, yang terbayang pertama adalah keripik pisang atau keripik tempe. Olahan makanan dengan bahan dasar pisang atau tempe yang dibumbu gurih. Cemilan ringan ini bisa menjadi teman minum teh atau kopi di waktu senggang sambil menikmati novel atau cerpen karya teman sesama penulis. Mantap!

Tetapi nama keripik Lem Pyong? Sepertinya baru saja ada ya? Apa pula ini? Begitu pastinya pertanyaan yang muncul. Memang ini nama baru. Nama yang saya berikan untuk produk keripik yang baru saja saya buat.

Awalnya saya merasa penasaran saat seorang teman bercerita tentang bisnis onlinenya. Ia tidak hanya menjual perkakas rumah tangga saja tetapi makanan ringan juga. Tahun lalu ia sukses menjual produk keripik berbahan dasar batang talas hijau atau talas kebun.

Saat saya kecil, batang talas kebun ini biasa dibuat sayur sebagai teman nasi, dengan lauk ikan asin. Saya suka sayur ini, apalagi jika ibuku yang memasaknya. Enak dan gurih rasanya. Ibu saya tahu rahasianya agar hasil masakan batang talas itu enak dan tidak gatal di lidah.

Ah, tentang sayuran batang talas kita simpan dulu ya, kita kembali ke topik awal. Ya, keripik Lem Pyong.

Nama Lem Pyong saya pilih untuk keripik ini dengan alasan untuk menarik perhatian. Keripik ini berbahan batang talas hijau atau di tempat saya dikenal dengan lompong. Nah, biar keren namanya, saya ubah lompong menjadi Lem Pyong. Saat saya unggah di status whatsapp saya, teman-teman mengira bukan keripik tetapi lempong yaitu ubi goreng bertepung. Bukan!

Keripik Lem Pyong buatan saya ini laris manis lo! Tidak perlu menunggu lama, hasil gorengan pertama ludes tanpa perlu dibungkus.

“Enak, Bu!” kata si Bungsu sambil mulutnya tak berhenti mengunyah keripik.

“Enak juga buat lauk makan,” kata si Sulung tak mau ketinggalan saat kami buka bersama di rumah. Sementara anak gadis saya hanya bertanya penasaran karena tidak bisa melihatnya secara langsung, apalagi menikmatinya. Ia bersekolah di kota dan berada di tempat kosnya. Saya mengirimkan foto keripik lewat pesan Whatsapp. Suami saya tak berkomentar tetapi dengan lahap pula menikmatinya.

Gorengan keripik eksperimen yang pertama sudah habis dalam dua hari. Saya katakan eksperimen pertama karena ini pertama kalinya saya membuat keripik dengan bahan lompong. Keripik yang pernah saya buat sebelumnya adalah keripik bayam, itupun hasilnya belum memuaskan. Karena suami dan anak-anak suka keripik Lem Pyong ini, saya melanjutkan dengan eksperimen yang kedua dengan harapan hasilnya lebih baik dari yang kemarin.

Untuk eksperimen yang kedua lompong saya ambil dari kebun tidak jauh dari rumah. Minggu siang sekitar pukul sepuluh saya meminta Sulung untuk mengambilnya dari kebun sekalian mengambil daunnya untuk makanan ikan di kolam. Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui peribahasanya.

Saya siapkan bumbu dan adonan tepung sambil menunggu Sulung pulang dari kebun. Beberapa siung bawang putih, ketumbar, kencur dan garam saya haluskan menggunakan cobek dan muntu. Tepung beras putih, tepung kanji, tepung gandum dan tepung maizena saya campur menjadi satu. Setelah campuran tepung rata saya tambahkan bumbu yang sudah dihaluskan. Sambil mengaduk, saya menambahkan air sedikit demi sedikit ke dalam adonan. Yang terakhir saya menambahkan telur ke dalam adonan tepung berbumbu sambil terus diaduk. Adonan disisihkan.

Lompong disiangi seperlunya. Lompong diiris tipis. Irisan lompong direndam dalam air garam untuk beberapa saat. Remas-remas irisan tersebut dalam rendaman, kemudian dibilas untuk menghilangkan getahnya. Irisan lompong dibilas beberapa kali kemudian diperas untuk mengurangi kandungan airnya.

Langkah terakhir adalah memasukkan irisan lompong ke dalam adonan tepung untuk di goreng. Gunakan minyak panas dan cukup banyak agar tidak mudah gosong. Setelah berwarna kekuningan dan renyah angkat dan tiriskan. Untuk hasil terbaik, goreng setengah matang terlebih dahulu, diamkan beberapa saat kemudian goreng lagi sampai keripik berwarna kekuningan dan renyah tetapi tidak gosong. Hidangkan sebagai cemilan bersama teh atau kopi panas.

Selamat mencoba!

Depok, 21 Mei 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap! Pengen mencoba tapi tidak ada lompong di kebunku. Pas meremas lompong apakah tidak gatal tangannya, Bu?

22 May
Balas

Bggak gatal. saat menggoreng harus telaten.

24 May

Wah inovatif dan kreatif nih bun, jadi pingin nyoba. Saya belum pernah sama sekali makan makanan berbahan dasar lompong, bayangkan saja tidak pernah. Sukses ya bun.

22 May
Balas

Yang dibuat keripik ya saya juga baru makan kemarin itu...Tadi pagi saya satu jam menggoreng dapat 1 toples keripik. Lumaya bisa untuk lauk atau cemilan nanti sore

24 May



search

New Post