Di pagi buta aku terbangun dengan wajah berseri-seri. Beberapa pekan menanti hari ini. Hari di mana aku akan mengikuti diklat penulisan satu guru satu buku. Rasa penasaran selalu bergelayut di benakku tentang cara menerbitkan buku. Berbekal rasa penasaran kulangkahkan kaki ini menuju tempat diklat. Motor tua itu setia mengantarku sampai tujuan. Sekaligus menjadi saksi bisu dalam membelah rasa penasaranku. Tak mampu kuluapkan dengan kata-kata dalam menyambut hari yang menyimpan sejuta mimpi. Ilmu yang tidak terkira akan dikantonginya. “Duduk di paling depan lebih enak.” lirihku dalam benak.

Di tengah proses mengikuti pelatihan ini gairah lama bangkit kembali. Berjuta angan yang pernah terukir jauh di lubuk sanubari kini akan menyala berapi-api. Hasrat ini sudah tak tertahankan lagi untuk launching buku kumpulan cerpen remaja dan novel. Kubunuh keraguan yang selalu menghantuiku, dalam waktu yang sangat singkat aku sangat berharap buku ber ISBN bisa bertengger di hadapan pembaca. Buku kumpulan cerpen remaja yang bermuatan nilai-nilai karakter disetting untuk kepentingan pembelajaran bagi kaum remaja. Dengan diterbitkannya buku kumpulan cerpen ini, aku ingin setiap remaja gemar berliterasi.

Tentu sasaran pembacanya seluruh remaja dan para pendidik di Indonesia. Meskipun sentuhan terhadap remaja sering dimunculkan namun berbicara dunia remaja tidak pernah ada habisnya. Ingin mengungkapkan perasaan-perasaan para remaja bagaimana cara mengatasi persoalan yang begitu berat namun alternatif menuju hal negatif harus dihindarkan. Kisah itu dikemas dalam cerita fiksi.

Sejuta harapan itu sungguh sederhana. Tak lain dan tak bukan hanya ingin jadi penulis yang melegenda.