Desember tahun ini saya bertemu dengan orang-orang hebat. Mereka adalah komunitas menulis. Tak sengaja ketika saya berselancar di jejaring sosial Facebook, mata saya tertuju pada brosur dengan foto seorang penulis hebat. Mencoba memberanikan diri bertanya lewat kolom chat. Apakah masih ada kuota bagi pemula seperti saya. Bak gayung bersambut, chat saya mendapat jawaban yang indah.

Saya berkesempatan mengikuti CWC AGPG 2021. Ragu dan minder rasanya berada di tengah-tengah mereka. Tak terasa dua hari berlalu mengikuti kegiatan ini. Alhamdulillah, rasanya mendapat oase di tengah kegalauan saya.

Di penghujung tahun 2021 ada banyak hal yang belum sempat saya lakukan. Sebagai seorang ibu saya banyak belajar dari anak saya. Al Fatih namanya, usianya 7 tahun. Saat ini duduk dibangku Sekolah Dasar. Setiap pagi saya selalu mengantar kesekolah sebelum jam 06.30, karena saya juga harus segera mengisi daftar hadir untuk selfi di SAENAGA.

Satu hal yang sampai saat ini saya belum dapat mewujudkanya yaitu satu kata” sabar “.

Ketika saya memanggilnya saat dia bermain, dia harus segera pulang mandi dan berangkat ke TPA. Saya harus menggunakan jurus andalan yakni dengan menaikkan volume suara. Dengan metode tersebut ternyata lumayan ampuh untuk membuatnya segera beranjak dari tempat bermain. Harapan saya di tahun depan saya mampu mengelola mood pada saat menghadapi anak.

Dari Al fatih

Saya belajar tentang ketulusan.

Saya belajar dari tatapan lembutnya yang menenangkan.

Saya belajar mendengar celotehnya.

Saya belajar saat dia berkata “Bunda aku minta maaf.”

Selamat datang tahun 2022.

Semoga Bunda menjadi Penyabar dan Penyayang.

Bunda mampu menulis buku.

Salam Literasi