Roni Bani

Guru SD, dari Kab. Kupang - NTT Menulis Mana Suka ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Apakah akan menjadi Pusara Tanpa Tangisan?

Apakah akan menjadi Pusara Tanpa Tangisan? Kira-kira sebulan yang lalu, beberapa pemuda beriringan dengan kendaraan roda dua, motor. Ketika melintas, saya duduk di teras rumah. Saya masih sempat memanggil seorang di antara mereka untuk sekedar basa-basi bertanya. ":Kemana kamu beramai-ramai seperti ini? Nampaknya mau bepergian jauh?" "Ia bapak. Kami mau merantau. Kami mau mencoba peruntungan, mungkin di rantauan sana akan menolong kami dan keluarga." demikian ia menjawab pertanyaan saya. Setelah berpelukan dan menerima pesan terakhir untuk jaga diri di perjalanan, berhati-hati dan terus berdoa, saya melepas mereka pergi. Saya tidak pernah membayangkan akan terjadi sesuatu yang menyakitkan. Sore ini kabar buruk dikirimkan via aplikasi WhatsApp bahwa seorang di antara mereka yang pergi sebulan lalu itu telah meninggal dunia. Ia menderita sakit bisul yang jumlahnya (katanya) sangat banyak dan sakit di ulu hati (jantung). Saya kurang percaya. Saya masih bertanya lagi. Ia menjelaskan bahkan dengan menyebut nama rekan seperjalanan waktu itu. Rekan seperjalanan itulah yang mengabarkan. Sungguh sedih. Saya masih belum percaya. Saya mintakan kepastian itu dari saudari si pemberi kabar. Ia berada di negara lain, tapi komunikasi sedang lancar sehingga dia pun memastikan akan hal itu. Jelaslah kini, bahwa si perantau yang masih muda itu telah meninggal dunia. Pada grup WhatsApp satu keluarga besar di kampung kelahiran almarhum pun telah dikirimkan kabar duka itu. Permasalahan muncul. Jenazah tak dapat dikirimkan kembali ke kampung halamannya. Mengapa? Pada kabar duka di grup WhatsApp itu tertera satu kalimat pendek, almarhum tidak memiliki pasport... Lebih miris lagi. Ini makin menyulitkan saja. Mereka pergi dengan daerah tujuan masih di dalam negeri. Ternyata mereka telah sampai di negeri jiran, Malaysia melalui jalan tikus. Mereka pekerja ilegal, jadi bagaimana nasib jenazah? Akankah ia dikuburkan di sana dengan tanpa tangisan ibu-bapaknya, dan sanak kerabatnya? Akankah pusaranya akan dinamai pusara tanpa tangisan? Kita tunggu kabar berikutnya... Koro'oto, 09 03 2020 Heronimus Bani
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post