Sang Doktor Memilih Jalannya

Seorang doctor bersama seorang dokter dan seorang master menumpang satu unit dokar. Dokar ditarik dua ekor kuda menuju suatu tempat tujuan yang hanya diketahui oleh sang kusir yang hanya seorang sarjana.

Di perjalanan itu, dokter dan master bercakap-cakap ringan saja. Sementara sang kusir yang sarjana sesekali melempar ujar menyambut dan menyambut percakapan dua sahabatnya itu. Sang Doktor membisu dengan wajah kering tak berminyak. Tiba-tiba sang Doktor menyapa dua sahabatnya Master dan Dokter. “Hei… kalian tidak lihat tujuan kita berjalan kemana? Lihat di sana, di atas bukit itu kita akan tiba. Mengapa kamu masih membincangkan jalanan yang datar dan rata ini?”

Sarjana yang menjadi kusir keheranan. Wajarlah bila akan sampai ke bukit itu. Tapi dokar masih perlu terus dipacu. Roda-roda akan terus berputar dan berguling, sementara kaki-kaki dua ekor kuda akan terus bergerak. Kedua ekor kuda berat menarik dokar berkotak yang diisi 3 penumpang dan seorang kusir.

Sang kusir yang sarjana menjawab, “Akh, tuan Doktor, bukankah kita perlu rileks di jalanan ini agar menghibur diri? Biarkan semuanya berjalan normal. Kita akan sampai ke bukit itu.”

Sang Doktor agak dongkol mendengar jawaban Sarjana. Ia lalu memintanya menghentikan dokar. Setelah dokar berhenti, ia pun turun. Dari sana ia memilih jalan lain menuju bukit. Pilihan yang bijaksana baginya.

Selamat sore Doktor

By: Heronimus Bani

Koro'oto, 17 Maret 2020