Entahlah skenario Alloh untuk hari itu aku belum tahu, hanya yakin dan berharap pada keinginan yang pasti terkabulkan. Sebuah gerakan kecil membawaku pada suatu kerumunan yang begitu banyak hadir orang yang sangat luar biasa dengan proses yang tak di sangka-sangka. Hari itu ketika sedang di sibukkan dengan PILKADA JABAR 2018 sebagai penyelenggara Pemilu tiba-tiba ada surat undangan untuk mengikuti Workshop Penulisan Bahan Literasi Nasional yang berlokasi di Kota Pontianak Kalimantan Barat. Jarak yang cukup jauh dari kampung halamanku. Saking jauhnya harus menggunakan alat transportasi laut atau udara. Padahal dulu sewaktu aku masih kecil jika aku nangis sering di ceritakan oleh almarhumah ibu (Allohummagfirlaha Warhamhaa Wa’afiha wa’fuanha) kalau ada pesawat lewat di atas awan kampungku, ibuku bilang cup cup nak, nanti pesawat itu akan mmberikan uang. Dari situlah setiap ada pesawat lewat ataupun terdengar pasti teriak bilang “ hai, pesawat bagi uang dooong !” sambil berlarian. Walaupun teriakan itu tak didengar sekalipun oleh pesawat itu. Namun, tak disangka sebuah gerakan yang di lakukan di kampung halaman membuat aku menglami yang namanya naik pesawat secara gratis. Gerakan kecil itu namanya Gerakan kampung membaca, yang di lakukan sebagai ikhtiar menghidupkan denyut nadi kampong halaman dengan gerakan literasi.