Pertama mendengar kata *CURUG Cilember*, fikiranku langsung berkelana, pasti jalanannya bertangga batu, menanjak, cape, penuh dengan pepohonan besar, seram, berbahaya.

Gambaran tentang Curug yang menakutkan itu membuatku tidak terlalu antusias untuk mengikuti kegiatan ke daerah tersebut.

Tapi, karena acaranya bagus yaitu *Tafakur Alam*, akhirnya akupun ikut juga.

Nah, akhirnya tibalah hari Rabu, 17 Oktober 2018, kami ber sepuluh dengan dua anak kecil berangkat menuju Curug Cilember Puncak Bogor. Cukup dengan dua mobil saja.

Karena perjalanan di lakukan hari biasa maka tidak ada macet. Kami menikmati perjalanan dengan riang gembira. Berangkat jam 07.00 sampai jam 09.00.

Sampai di parkir curug, kami sholat dhuha dan minum hangat, karena cuaca sudah terasa dingin.

Jam 10.00 kami naik ke atas menuju curug 7, katanya curug yang paling bawah.

Sesuai dengan perkiraan ku, perjalanan menuju curug 7 yg dilalui selama lima belas menit, sangat melelahkan, keringat bercucuran.

Walaupun lelah, sepanjang perjalanan menuju curug 7, di kanan kiri tangga batu, ada perkemahan untuk acara tafakur alam, ada rumah hobbit, ada flying fox, ada rumah kupu-kupu, ada tulisan hasil kreativitas penduduk setempat dengan menggunakan *bunga edelweis*.

Rasa lelah yang mendera tak terasa ketika melihat pemandangan yang indah di sepanjang perjalanan.

Akhirnya sampailah kami di *Curug 7 Cilember*. Air terjun yang mengalir deras dengan pemandangan alam di sekelilingnya yang masih asli, membuat kami tak sabar untuk terjun ke kolamnya. Menikmati dingin airnya. Tak lupa pula kami selalu eksis berfoto ria.

*Tafakkuur Alam Menjadikan Kita Makin Bersyukur Atas semua Ciptaan Allah SWT*