Rosalina

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
SELALU MENJADI PUTRI KECIL AYAH

SELALU MENJADI PUTRI KECIL AYAH

Tanggal 22 Desember banyak bertebaran tulisan dengan tema hari Ibu. Termasuk aku, juga menulis dengan tema tersebut. Walaupun bagiku, hari Ibu itu tiap saat, tiap menit, tiap detik, tak terbilang waktu.

Hari ini, tetiba aku ingin sekali bercerita tentang sosok cinta pertama bagi anak perempuannya, Ayah. Aku dan adik-adik, dulu sekali memanggilnya Papah. Seiring perjalanan waktu, panggilannya kadang Papah, malah lebih sering Papa.

Sebagai anak perempuan, aku lebih dekat ke Papa. Mandi di sungai ketika pulang kampung kelas dua SD, digendong di punggungnya. Kemana-mana selalu diajak. Mungkin karena adikku masih kecil-kecil, jadi biar tidak merepotkan Mama, maka aku selalu diajak.

Ketika daftar kuliah di IKIP Jakarta, juga diantar. Tidak dibiarkan putri kecilnya ini berangkat sendirian. Sampai kakak kelas bilang, "Dek, besok jangan diantar lagi ya".

Papapun melepas dengan berat hati besoknya.

Ketika awal menikah, dua puluh empat tahun yang lalu, Papa menangis melihatku belanja ke Pasar. Masih kuingat jelas, ada Ibu-ibu yang bertanya kenapa Papa menangis. Jawab Papaku, "Anak saya dari dulu apa-apa selalu ada dan disediakan di rumah. Sekarang mau masak aja harus belanja dulu".

Padahal tanpa diketahui oleh Ayahku ini, sebenarnya aku senang belanja ke pasar kayak gini, banyak pengalaman yang didapat.

Sampai saat ini jika ketahuan sakit , akan banyak pesan di WA atau telpon Vcall. Pesannya yang lebih sering, "Na, makan yang banyak. Minum air hangat. Jangan terlalu capek". Dan banyak pesan lainnya. Kekhawatiran yang sangat tinggi dari seorang ayah, yang putrinya sudah menikah😍.

Satu lagi, sampai saat ini, Dari lima putra putrinya, hanya tanggal lahirku yang diingatnya. Sedangkan adik-adikku hanya diingat momennya saja. Tidak ingat tanggal lahirnya.

Sampai adikku yang kembar selalu iri dan bilang, "Iyalaaaaaah. Uni kan anak Papa satu-satunya. Anak kesayangan. Anak yang lain, anaknya Mama".

Tentu ucapan itu hanya candaan saja, karena setelah itu kami timpali dengan tertawa.

Sejatinya, mau setua apapun usianya, anak perempuan tetap selalu menjadi putri kecil bagi sang Ayah.

# Salam Pencinta Literasi

# Bekasi 30.12.2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bapak, lelaki cinta pertamaku, yg tak kan pernah menyakitiku. Tulisan yg indah ttg sosok Bapak, bu lina. Keren!

30 Dec
Balas

Terima kasih Bu Vivi, Ratu gurusiana.

30 Dec

Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi

30 Dec
Balas

Alhamdulillah akunnya aktif kembali. Sukses selalu Bu.

30 Dec
Balas

MantapSelamat datang kembaliBarakalloh

30 Dec
Balas

AshiaaaapppAamiinMaturnuwun Bu Surip

30 Dec

Nah, mantaps nih. Sukses selalu dan barakallahu fiik

30 Dec
Balas

Alhamdulillaah sudah aktif lagi akun Bu .Dan selamat menjadi putri kesayangan orang tua.

30 Dec
Balas

Papah yg hebat, beruntung bu

30 Dec
Balas

AamiinTerima kasih Pak Iwan

30 Dec

Mohon maaf Bu Siti Kurniati. Saya klik yang mana terkirim dimana. Masih belum stabil ini sinyal dan jaringanMohon maaf semua

30 Dec
Balas

Terima kasih apresiasinya Bu Siti Kurniati, Pak Dede Saroni, Bu Siti Ropiah dan Pak Supardi.Barokallahu Fiikum.#mohon maaf masih belum stabil.# mohon dimaklumi

30 Dec
Balas

Alhamdulillah sudah saya follow Bu Siti Kurniati, Bu Surip, Pak Dede Saroni, Bu Siti Ropiah, Pak Iwan dan Pak Supardi

30 Dec
Balas



search

New Post