Rosi Desvirika

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Maafkan Aku (Tantangan Gurusiana Hari ke-93)

Maafkan Aku (Tantangan Gurusiana Hari ke-93)

Malam semakin larut, mata terpejam, namun aku tak bisa tidur. Sudah kucoba dengan membaca doa berulang-ulang namun tetap jua hatiku tak bisa diajak untuk kompromi agar tak lagi mengingatmu Aryo. Seribu pertanyaan ini masih betah menemani hati sejak tiga tahun ini. Dimana kamu Yo?

Akhirnya memori tiga tahun silam kembali menari-nari dalam ingatan. Semakin kucoba untuk melupakan semakin kuat mencengkram hatiku untuk mengingatnya. Ya, sebuah peristiwa yang membuatmu pergi meninggalkanku.

Waktu pernikahan kita tinggal menghitung bulan. Semua sudah direncanakan dengan sangat matang. Namun takdir berkata lain, kebakaran itu merenggut orang-orang terkasihmu. Ayah dan ibumu tak bisa selamat dari amukan si jago merah yang meluluhlantakan rumah kediamanmu. Saat itu kamu berada di rumahku dan mengobrol dengan bapak.

Mereka tiada dan meninggalkanmu sebatang kara. Dan sejak saat itu, kamu berubah Yo. Kamu menjadi sangat pendiam dan sering menghabiskan waktu sendirian menyesali ketidakberadaanmu di rumahmu saat itu. Hingga akhirnya kamu memutuskan sesuatu yang membuatku selalu larut dalam kesedihan.

“Sasya, maafkan aku karena aku nggak bisa lagi melanjutkan rencana pernikahan kita. Aku masih belum bisa menerima kenyataan bahwa kedua orang tuaku telah pergi. Aku sudah memutuskan untuk meninggalkan kampung ini. Aku ingin mencari pekerjaan di kota. Aku mencintaimu Sya, aku janji setelah mendapatkan pekerjaan, aku akan kembali, menikahimu dan membawamu ke kota untuk tinggal bersamaku.” Aku hanya diam mendengar kata-katamu yang bagai belati menghunus jantungku.

Walau aku berusaha menahan keinginanmu, namun kamu bersikeras. Kamu tetap pergi Yo. Sementara Aku selalu setia menunggumu, walau tiada kutahu sampai kapan kulakukan semua itu. Hingga sebulan yang lalu permintaan bapak yang sedang sakit, agar aku menerima lamaran dari anak sahabatnya menggoyahkan benteng hati yang selama ini kubangun. Benteng yang kokoh agar tak seorang pun sanggup memasukinya. Dan benteng itu akhirnya ambruk melihat keadaan bapak. Hatiku rapuh, hingga lamaran itu kuterima. Besok adalah hari pernikahanku Yo. Maafkan aku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ceritanya... Semoga selalu bahagia dan bisa memaafkan masa lalu tetap semangat.

02 Aug
Balas

Terimakasih pak.

02 Aug

Sedih sekali Bu Rosi. Di lua

02 Aug
Balas

Di lua galak di dalam hati managih. Dalam hatinya hanya dia seorang... hehehe ... keren Bu Ochi

02 Aug

Hehehe, belajar pula kita bikin cerpen kak.

02 Aug

Cerita yang keren. Mantab. Salam literasi, sukses selalu.

02 Aug
Balas

Cerita yang bagus bunda

02 Aug
Balas

Terimakasih Bu

02 Aug

Keren say...kasian Yo nya..

02 Aug
Balas

Ceritanya bagus Bun

02 Aug
Balas

Terimakasih bunda

02 Aug

Terharu bacanya

02 Aug
Balas

Hehehe.

02 Aug



search

New Post