Pandemi Covid-19 dan Percepatan Digitalisasi Pembelajaran
Digitalisasi dan pemanfaatan teknologi daring dalam banyak bentuk pelayanan publik sebenarnya sudah banyak digunakan oleh banyak lembaga pemerintahan dalam beberapa tahun terakhir ini. Pilihan pelayanan publik secara daring ini bertujuan agar pelayanan masyarakat menjadi lebih mudah, cepat dan efisien. Pemanfaatan teknologi daring ini sejalan dengan perkembangan penggunaan internet dan media sosial yang sangat besar di segala lapisan masyarakat. Penggunaan teknologi daring ini juga sudah banyak digunakan oleh sekolah, terutama untuk penyampaian informasi yang bersifat masal dengan memanfaatkan website atau akun media sosial yang dimiliki oleh sekolah. Selain untuk penyebaran informasi secara masal, pemanfaatan teknologi daring yang sudah banyak dilakukkan oleh sekolah adalah penggunaan untuk ujian CBT (Computer Based Test) meskipun selama hampir tiga tahun terakhir ini ujian CBT ini sebatas untuk Ujian Nasional saja, masih belum banyak sekolah yang menggunakan teknologi daring ini untuk penilaian harian dan semester.
Bagaimana dengan pemanfaatan teknologi daring baik menggunakan komputer ataupun gawai dalam proses pembelajaran, tentu prosentasenya lebih kecil lagi. Apalagi dalam pemanfaatan gawai (HP), masih banyak guru yang “alergi” untuk menggunakan gawai sebagai salah satu alat bantu dan media dalam proses pembelajaran. Masih banyak guru dengan berbagai alasan klasik untuk menghindar dan menjauh dari teknologi daring (internet), sikap ini tentu akan berimplikasi semakin memperlebar perbedaan cara pandang dalam segala hal dengan siswa. Sikap ini membuat gap generation yang semakin lebar antara siswa dan guru, karena kita tahu siswa kita saat ini berasal dari generasi Z dan alpha (milenial) yang sangat dekat dengan teknologi informasi, internet dan media sosial. Perbedaan cara pandang terhadap internet, gawai dan media sosial ini di beberapa kasus sering menjadi konflik antara guru dan siswa.
Tapi keadaan ini berubah ketika pandemi global yang bernama Covid-19 muncul secara tiba-tiba dan begitu masif, keadaan ini memaksa semua proses pembelajaran harus dilakukan dari rumah. Fenomena ini menjadikan semuanya “Mendadak Online” tanpa pandang bulu semua kegiatan pembelajaran harus dilakukan dari rumah (learning from home). Dalam keadaan ini sekolah dan guru tidak punya pilihan harus mampu, menguasai dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi dan internet yang begitu luar biasa. Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana dengan sebagian guru yang sebelumnya belum terbiasa dengan teknologi dan mengintegrasikan internet dalam pembelajaran. Ternyata pandemi global Covid-19 mampu merubah semuanya, terjadi percepatan luar biasa saat ini semua guru menjadi terbiasa memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam pembelajaran walaupun awalnya karena terpaksa. Semua orang seperti tersadar ternyata internet dan gawai dapat digunakan dalam membantu proses pembelajaran.
Tentu kita semua tidak berharap berlama-lama dengan kegiatan pembelajaran dari rumah. Cukuplah belajar dari rumah dan pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran sebagai sarana introspeksi. Bahwa kemajuan teknologi dan penggunaan gawai sebagai salah satu alat bantu dalam mencapai tujuan pembelajaran adalah suatu keniscayaan yang tidak mungkin dihindari apalagi dimusuhi. Karena esensi dari proses pembelajaran bukan sepenuhnya dari sarana dan teknologi yang digunakan oleh guru tapi bagaimana terjadinya proses interaksi yang baik antara guru dan murid. Proses pembelajaran yang dikerjakan oleh guru dalam bentuk dan media apapun harus mampu membawa dan mengintegrasikan transfer pengetahuan, nilai, karakter dan budi pekerti.
Berikutnya kita harus mampu mengambil hikmah dari semua kejadian, termasuk dari pandemi Covid-19, bahkan Mendikbud menjadikan “Belajar dari Covid-19” menjadi tema dalam peringatan hari pendidikan nasional tahun 2020. Tidak berlebihan kiranya kalau belajar dari Covid-19 dijadikan tema Hardiknas Tahun 2020. Salah satu yang harus dijadikan bahan belajar dan perenungan kita bersama adalah pemanfaatan dan pengintegrasian internet dan gawai dalam pembelajaran. Meskipun kehadiran teknologi tidak akan mampu sepenuhnya mendegradasi kehadiran guru di kelas namun teknologi akan sangat membantu tujuan pencapaian pembelajaran jika digunakan dengan perencanaan dan skenario yang tepat. Proses pembelajaran baik itu konvensional maupun e-learning harus mampu membuat siswa menguasai dengan baik pengetahuan (need for competence), menghasilkan sikap kemandirian serta mampu berinteraksi dan berjejaring dengan baik (need for relatedness)
Setelah pandemi ini berakhir, maka guru dan sekolah harus mampu menghadirkan pembelajaran yang memadukan sistem konvensional yaitu tatap muka dan daring (e-learning). Perpaduan dan integrasi internet dan gawai dalam pembelajaran ini disebut dengan blended learning. Sudah bukan saatnya guru dan sekolah untuk menjauh dan menghindar dari pemanfaatan internet dan gawai sedagai salah satu alat bantu dalam proses pembelajaran. Dengan blended learning guru akan lebih mudah mendampingi dan mengawasi siswa untuk menggunakan internet dan media sosial secara sehat, karena penyimpangan penggunaan internet dan media sosial oleh siswa relatif sulit dipantau dengan melarang penggunaanya, yang lebih tepat adalah pendampingan dan pengawasn yang baik. Terakhir hikmah yang juga diperoleh bahwa proses pembelajaran merupakan tanggung jawab bersama dari sekolah, guru dan orang tua, karena itu hubungan yang harmonis, kerjasama dan komunikasi yang baik dari keduanya mutlak diperlukan. Sebagaimana yang disampaikan Ki Hajar Dewantara “ Setiap orang menjadi guru dan setiap rumah menjadi sekolah”. Selamat hari pendidikan nasional tahun 2020, dengan “Belajar dari Covid-19” semoga kualitas guru, kualitas murid, kualitas pembelajaran menjadi semakin baik untuk menghasilkan generasi baru Indonesia yang unggul dan berkualitas, semoga.
*) Artikel ini dimuat di harian Jawa Pos Radar Banyuwangi, Rabu, 6 Mei 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Lanjut....
Joss