Sudah beberapa kali saya mengikuti kegiatan literasi. Tepatnya pelatihan yang melibatkan pendidik dan penggiat literasi lainnya. Baik secara daring ataupun luring.

Satu hal yang agak menggelitik di benak saya. Ketika kami yang biasanya bersua lewat medsos atau lewat gurusiana benar-benar dipertemukan di dunia nyata.

Berbagai ekspresi tersaji tepat di depan saya. Senang, terharu, heran, hingga penasaran bercampur jadi satu. Apalagi untuk gurusianer yang sama sekali tidak pernah bertemu tapi sudah kenal karena saling kunjung dan saling sanjung.

Lalu, bagaimana dengan saya? Jangan tanya bagaimana ekspresi saya. Saya yang tidak mudah titen (baca:hafal) dengan wajah gurusianer lain hanya mampu sanyam-senyum saja. Kok ingat foto, lawong berpapasan dengan teman atau saudara saja kadang lupa menyapa mereka karena tidak ingat (pangling).

Beberapa orang menyapa saya saat acara launching kemarin. Namun, beberapa wajah tampak asing bagi saya. Alhasil melempar senyuman adalah cara yang tepat untuk membalas sapaan mereka.

Ada pula yang langsung mendekat dan memberondong saya dengan beberapa pertanyaan. Jika menemui kejadian seperti ini, saya langsung mengeluarkan jurus SKSD (sok kenal sok dekat). Menjawab pertanyaan sekenanya, walaupun tidak kenal siapa lawan bicara kita. Namun, diakhir pembicaraan barulah saya bertanya, Jenengan sinten? (Anda siapa?)

Banyak manfaat yang kita dapatkan melalui literasi. Yang paling saya rasakan adalah bertambahnya kawan dan kenalan. Tidak hanya di lingkup kabupaten. Namun, ditingkat provinsi, nasional, bahkan internasional. Jadi, kapan mulai menulis?

Happy Fun, 17 Juni 2021