Tetiba suasana menjadi hening. Mereka yang sedari tadi asyik bercanda mulai mengalihkan perhatiannya. Kini mereka asyik bercengkrama dengan gawai masing-masing. Mencoba merangkai kata demi kata.

Itulah pemandangan yang tampak pada kegiatan In House Training di SDIT Nurul Islam. Peserta asyik menulis dengan gawai masing-masing. Ya, menulis dengan gawai menjadi trend yang akhir-akhir ini marak. Selain bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja, menulis dengan gawai sangatlah praktis.

Padahal saat menyiapkan materi workshop saya sempat kebingungan. Hal ini dipicu karena saya ingat saat pertama kali mengikuti pelatihan sagusabu. Saat itu semua peserta membawa laptop. Tapi saya tidak punya nyali untuk menanyakan kepada panitia.

Kegalauan berakhir ketika saya melihat gawai. Saya yakin, pasti semua peserta memiliki gawai. Kenapa tidak dicoba saja? Kalau saya bisa menulis dengan gawai, pasti peserta juga bisa.

Workshop pun dimulai. Seperti dugaan saya, peserta sangat antusias. Hal ini terlihat dari pemberian tugas pertama sampai ketiga. Semua peserta melahap habis tugas-tugas yang saya berikan. Mereka menuliskan tugas tersebut pada kertas yang disediakan panitia.

Selanjutnya tugas yang ditunggu-tunggu. Tugas inilah yang menjadi titik balik gurusianer. Lanjut menulis untuk mengembangkan diri atau berhenti menulis. Karena sejatinya tulisan itu seperti pedang. Semakin tajam bila terus diasah.

Pada tugas kali ini peserta diwajibkan menyelesaikan sebuah tulisan. Tulisan tersebut wajib diunggah di Gurusiana. Hasilnya, seperti yang tampak pada foto. Semua peserta tampak khusyuk menulis di gawai masing-masing. Setelah saya baca tulisan mereka, wow cetar membahana!. Salam Literasi.

Ngampelrejo, 13 Maret 2022