ROSIHAN ARI WIBOWO

Canggah dari Kyai Soleh Lateng. Lare Osing, lahir di Banyuwangi 01 Februari 1986. Tinggal di Jember sejak tahun 2014. SD Al Irsyad Al Islamiyah Banyuwangi...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pejuang Literasi

Pejuang Literasi

Oleh: Rosihan Ari Wibowo, S. Pd., Gr.

UPTD SATDIK SDN Wringinagung 01 Kab. Jember

#TantanganGurusiana Hari Ke-17

Menjadi pejuang tidaklah mudah. Karena perjuangan adalah proses panjang dan berkesinambungan. Karena itu seorang pejuang harus memiliki tujuan, tekad, pengorbanan, pantang menyerah, dan bersatu.

Tanpa tujuan yang jelas perjuangan tidak akan berhasil. Bagaimana mau berhasil. Untuk apa dan untuk siapa kita berjuang saja tidak punya. Maka, layaknya pejuang kemerdekaan yang menjadikan Indonesia Merdeka sebagai tujuan, seorang pejuang literasi harus memiliki tujuan yang jelas.

Berikutnya, seorang pejuang harus memiliki tekad yang bulat. Tekad inilah menjadikan seorang pejuang memiliki energi dan semangat untuk mencapai tujuan. Dengan energi dan semangat itulah seorang pejuang akan terus bergerak mengikuti proses perjuangan yang panjang.

Rela berkorban menjadi sikap berikutnya yang harus dimiliki seorang pejuang literasi. Perjuangan tidak selalu berjalan mulus. Ada hambatan dan rintangan yang selalu mengiringi. Ada orang yang suka, tapi tidak sedikit orang yang tidak suka.

Seorang pejuang literasi harus mampu menyingkirkan hambatan tersebut. Walau terkadang untuk melakukan itu membutuhkan materi yang tidak sedikit. Bahkan, seorang pejuang literasi harus rela mengorbankan waktu dan dirinya demi tersalurkan ide-idenya.

Jatuh dan bangun adalah hal yang wajar dalam perjuangan. Terutama perjuangan di dunia literasi. Diremehkan, caci maki, dan dipandang sebelah mata adalah hal-hal yang pasti ditemui pejuang literasi. Hal-hal di atas kadang membuat seseorang kapok dan berhenti untuk berjuang (menulis).

Pantang berputus asa wajib dimiliki pejuang literasi. Dengan sikap ini seorang pejuang literasi memiliki mental baja. Tak basah hanya karena dihujani kritikan. Tak kering karena disengat gencarnya cemoohan.

Seorang pejuang literasi harus berkolaborasi dengan pejuang lainnya. Bagaimanapun perjuangan yang dilakukan bersama lebih mudah tercapai daripada berjuang sendiri. Sejarah membuktikan bahwa penjajah lebih mudah menghadapi perjuangan yang bersifat kedaerahan. Namun, mereka keteteran dan hancur lebur ketika Bangsa Indonesia bersatu.

Terakhir, ada satu proses yang harus dilakukan oleh pejuang literasi. Jangan harap kelima hal di atas bisa dilakukan bila tidak melakukannya. Yups, seorang pejuang literasi harus memulai perjuangannya. MERDEKA!

Ngampelrejo, HARI MERDEKA 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Salam merdeka, Sang Pejuang!

17 Aug
Balas

Merdeka!

17 Aug



search

New Post