Tidak sedikit orang yang menolak ketika diajak menulis. Berbagai alasan mereka utarakan. Ada yang karena kesibukan, ada yang karena usia, ada yang merasa tidak bisa, dan masih banyak alasan yang lainnya.

Nyatanya menulis adalah keterampilan. Sama dengan bayi yang sedang belajar jalan. Jatuh bangun pasti terjadi. Namun, karena terus dilakukan lambat laun bisa berjalan juga.

Itulah sebabnya mengapa guru harus ikut pelatihan atau workshop menulis. Supaya mereka bisa keluar dari penjara mental. Ketakutan-ketakutan yang muncul dipikiran menyebabkan mereka tidak mau menulis. Takut salah, takut jelek tulisannya, takut tidak ada yang membaca, dan ketakutan-ketakutan yang lain.

Penjara mental tidak hanya muncul dalam kegiatan kepenulisan. Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti sering terperangkap dalam penjara mental. Merasa tidak mampu, tidak mau mencoba, takut salah, dan perasaan negatif lainnya sering kita temui. Tanpa disadari perasaan-perasaan negatif tersebut justru menghambat kita untuk melakukan langkah pertama.

Padahal Allah telah memerintahkan kita untuk selalu berpikir positif. Selalu optimis dalam menghadapi segala keadaan. Yakin bahwa Dia selalu bersama kita. Sesuai dengan Sabda Nabi "Aku sesuai prasangka hambaku pada-Ku dan Aku bersamanya apabila ia memohon kepada-Ku" (HR Muslim).

Penjara mental membuat kita menjadi pesimis. Dobrak dan buang prasangka-prasangka negatif yang menjadi penjara mental dalam diri kita. Mulailah untuk melangkah, lakukan hal-hal yang akan membuat kita mencapai tujuan yang kita inginkan. Tetap optimis dan selalu semangat.

Ngampelrejo, 11 Maret 2022