Hidup adalah perjuangan. Begitu kata Bapak ketika menasihati saya. Mengapa disebut perjuangan? Karena kita diharuskan melalui tantangan demi tantangan dan cobaan demi cobaan yang tersaji.

Terkadang tantangan tersebut bisa kita prediksi. Karena itu kita bisa mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Namun, tidak jarang tantangan atau cobaan tersebut muncul tiba-tiba, tanpa kita ketahui persiapan apa yang dibutuhkan untuk melaluinya.

Apalagi jika kita seorang guru. Banyak sekali tantangan yang akan kita hadapi. Karena itu sebelum tantangan itu datang kita perlu mempersiapkan diri. Kita harus memilili skil guna mengatasi tantangan tersebut.

Seperti yang pernah saya alami. Pertengahan 2017 saya mendapat undangan untuk mengikuti pelatihan pembuatan video. Penyelenggaranya Pustekkom Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Saat itu tidak terbesit sama sekali keinginan untuk bisa membuat video. Apalagi saya hanya seorang guru yang lebih membutuhkan spidol dan kapur untuk menulis di papan tulis. Satu-satunya hal yang membuat saya tertarik adalah penyelenggara pelatihannya Kementrian Pendidikan.

Singkat cerita setelah mengikuti pelatihan tersebut, saya bisa membuat video dengan aplikasi Video Show. Sampai di sini saya masih bingung, untuk apa saya belajar editing video.

Hingga akhirnya, di awal 2018 saya terpanggil dalam program Pendidikan Profesi Guru. Program ini merupakan pengganti dari PLPG. Ternyata keterampilan membuat video yang saya ceritakan di awal sangat dibutuhkan dalam program PPG. Mahasiswa diharuskan membuat dan mengunggah video, tidak hanya sekali, tapi berulang kali. Alhamdulillah, Allah telah menakdirkan saya memiliki skil yang saya butuhkan untuk mengikuti PPG.

Atau cerita kedua saya. Saya tidak pernah sama sekali punya cita-cita untuk menulis buku. Namun, ketika ada flyer sagusabu PGRI sata tertarik untuk mengikutinya. Kali ini, "ingin mencoba membuat buku" menjadi satu-satunya alasan saya untuk mengikuti diklat sagusabu PGRI Jember. Di luar tujuan tersebut saya memiliki keyakinan bahwa suatu saat pasti ilmu yang saya dapatkan akan bermanfaat di masa mendatang.

Benar saja. Saat pendaftaran Calon Guru Penggerak Angkatan 3 dan 7 ada Essay yang harus diisi. Sebetulnya pertanyaannya biasa saja. Seputar kemampuan diri sendiri dan mengembangkan orang lain. Namun, menjadi tidak biasa karena untuk menjawab dan merekam jawaban ditentukan karakternya. Ada yang 500 karakter, 1000, 1500, hingga 5000. Alhamdulillah, jawaban demi jawaban dapat saya lalui hingga saya lulus menjadi peserta Calon Guru Penggerak Angkatan 7.

Bagi mereka yang biasa menulis. Menulis hingga 5000 karakter adalah hal yang cukup mudah. Namun, bagi mereka yang tidak memiliki keterampilan menulis, hal tersebut menjadi momok yang mengerikan. Bahkan, karena ini banyak calon pendaftar Program Guru Penggerak lebih memilih melempar handuk putih.

Dari dua peristiwa tersebut saya berkeyakinan. Bahwa ilmu yang kita dapatkan pasti akan dibutuhkan di masa yang akan datang. Skil yang akan kita pelajari sekarang akan menopang diri kita untuk menghadapi tantangan zaman.

Karena itu jangan pernah membuang-buang kesempatan. Bagi Anda yang ingin menerbitkan buku, atau ingin menjadi guru penulis bergabunglah di kelas Pelatihan Menulis Kreatif Buku Bermutu Jember yang didukung penuh MTsN 2 Jember, Ikatan Pendidik Penulis (IPP) Jatim, dan MediaGuru. Tunggu apalagi Sekarang, atau tidak sama sekali.

Jember, 12 Januari 2023