Sekelumit Kisah Tentang Kereta Api
Oleh: Rosihan Ari Wibowo, S. Pd., Gr.
UPTD SATDIK SDN Wringinagung 01 Kab. Jember
#TantanganGurusiana Hari Ke-24
Semasa kecil saya bercita-cita menjadi masinis. Ada alasan mendasar yang menyebabkan saya memilih profesi tersebut sebagai cita-cita. Salah satunya karena saya terlalu sering naik kereta api.
Rumah kerabat yang terletak di kabupaten sebelah, membuat saya sering naik kereta api. Banyuwangi-Kalisat atau sebaliknya adalah rute yang paling sering saya lewati. Karena seringnya saya bepergian dengan kereta api, pada usia SMP saya berani pergi seorang diri ke Malang. Waktu itu kedua kakak saya kuliah di Kota Apel.
Semakin sering saya naik kereta api, semakin kuat cita-cita saya untuk menjadi masinis. Entah kenapa, rasanya ada kenikmatan tersendiri saat memanfaatkan jasa kereta api. Mungkin karena tempat duduk dan gerbongnya yang cukup luas dan panjang, sehingga memungkinkan penumpang untuk berjalan-jalan di atas kereta. Inilah yang sering saya lakukan, bolak balik dari gerbong satu ke gerbong yang lain.
Lain dulu lain sekarang. Dulu, saat saya SD hingga masa kuliah, kereta api identik dengan kendaraan ekonomi. Maksudnya, banyak pedagang asongan yang menjajakan dagangannya di atas gerbong. Bolak balik dari gerbong depan ke belakang atau sebaliknya. Aneka makanan ringan hingga mainan anak-anak mudah saya jumpai.
Keberadaan pedagang asongan tersebut justru menjadi daya tarik tersendiri bagi penumpang. Mereka tidak perlu susah payah untuk mencari oleh-oleh. Cukup membeli 10 buah bipang Pasuruan, 10 bungkus keripik pisang Klakah, 10 bungkus krupuk ikan, dan 10 bungkus rambak sapi sudah bisa dijadikan oleh-oleh.
Berbicara tentang pedagang, ada cerita unik yang masih membekas dalam ingatan saya. Yakni adanya dagangan khas yang ada di daerah tertentu. Terutama yang saya tahu di Garahan (Kab. Jember) yang terkenal pecelnya dan di Klakah (Kab. Lumajang) yang terkenal dengan aneka kripik dan satwanya.
Sebelum tiba di Stasiun Garahan penumpang menyiapkan uang. Sesampai di stasiun penumpang berdiri seraya mengulurkan tangan yang menggenggam uang. Di luar kereta, pedagang nasi pecel yang sudah bersiap dengan tempeh berisi dagangannya menyambut uluran tangan penumpang yang memberikan uang. Dengan sigap, penjual pecel melayani.
Sebenarnya, tidak banyak pembeli yang dapat dilayani. Mungkin hanya satu atau paling banyak 3 penumpang. Hal itu disebabkan singkatnya waktu berhenti kereta. Soal rasa bisa diadu. Padahal menunya cukup sederhana. Nasi pecel dengan kerupuk. Tapi nikmatnya seperti pecel Madiun yang sudah tersohor.
Lain lagi dengan Stasiun Klakah. Sampai di stasiun Klakah kita akan disuguhi pemandangan unik. Lebih pantas kalau di sebut pasar hewan (walaupun tidak seramai pasar hewan sebenarnya). Hal ini disebabkan banyaknya pedagang yang menjajakan hewan peliharaan. Ada kucing, kelinci, burung, trenggiling, dan hewan lainnya yang sekiranya lucu, unik, dan laku untuk dijual.
Belum lagi pedagang keripik yang menjajakan keripik dengan berbagai varian. Keripik tempe, keripik nangka, keripik apel, dan keripik bayam. Riuh ramai pedagang justru menjadi hiburan tersendiri bagi penumpang, apalagi ada beberapa pedagang yang menawarkan dagangannya dengan gaya khas yang justru bikin penumpang tertawa.
Seiring aturan baru yang berlaku, kini tidak ada lagi pedagang asongan di atas kereta. Tak ada lagi riuh suara pedagang asongan menjajakan dagangannya di kereta. Kalaupun ada, mereka karyawan yang bertugas di gerbong restorasi (kereta makan).
Sekarang, pedagang pecel Garahan membangun warung di pinggir jalan. Sedangkan asongan yang lain bekerja di terminal atau di pom-pom bensin.
Ngampelrejo, 24 Agustus 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar