ROSIHAN ARI WIBOWO

Canggah dari Kyai Soleh Lateng. Lare Osing, lahir di Banyuwangi 01 Februari 1986. Tinggal di Jember sejak tahun 2014. SD Al Irsyad Al Islamiyah Banyuwangi...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sudah, Nggak Usah Diet! (3-Habis)
84 kg

Sudah, Nggak Usah Diet! (3-Habis)

Oleh: Rosihan Ari Wibowo, S. Pd., Gr.

UPTD SATDIK SDN Wringinagung 01 Kab. Jember

#TantanganGurusiana Hari Ke-29

Setelah berhenti mengonsumsi obat X, saya tetap berusaha untuk menguruskan badan. Salah satunya bermain sepak bola dengan teman-teman. Oh ya, selama kuliah saya tinggal bersama nenek di Kalisat. Jadi saya banyak berinteraksi dengan tetangga yang seusia.

Hampir setiap sore saya bermain sepak bola dengan mereka. Hal itu membuat kami semakin akrab. Pertemanan kami berlanjut, bukan hanya di sepak bola. Setiap malam kami berkumpul di salah satu tempat, kami menyebutnya basecamp.

Dari sinilah cerita berawal. Suatu malam ada teman yang mencetuskan ide gila. Ia merasa kasihan melihat saya yang berpostur tambun. Karena itu ia menyarankan supaya saya mencari teman kuliah yang menarik. Dekati dia dan "tembak" kalau sudah siap, begitu instruksi yang ia berikan.

Jujur saja, jangankan mendekati, memandang lawan jenis saja saya tidak berani. Sekali lagi, tidak PD dan perintah agama untuk selalu menjaga pandangan menjadi alasan saya untuk membatasi pergaulan dengan teman perempuan. Namun, dorongan yang kuat untuk kurus ditambah dengan support yang nyeleneh dari teman-teman membuat saya ingin melakukan "diet ekstrim" ini.

Besoknya saya menentukan teman perempuan untuk dijadikan sasaran. Bila "penembakan" benar-benar terjadi, ini menjadi pengalaman pertama bagi saya. Namun, bukan diterima tujuan utamanya. Tujuannya supaya saya ditolak, sehingga memberi efek kepada saya.

Setelah beberapa hari berlalu, saya putuskan untuk memilih salah satu teman. Sebut saja Ima. Bagi saya ia gadis yang cantik. Apalagi sehari-hari ia mengenakan jilbab, pokoknya gue banget. He..he..

Satu bulan proses PDKT saya lakukan. Jangan membayangkan seperti mahasiswa pada umumnya, PDKT yang saya lakukan hanya sekadar bertukar nomor HP dan saling sharing tugas kuliah. Sampai akhirnya rasa suka itu benar-benar muncul.

Tak menunggu lama, begitu ada kesempatan saya langsung mengutarakan isi hati kepada Ima. Saya sudah siap dengan segala risiko yang timbul saat Ima memberi jawaban. Termasuk jika dia bertepuk sebelah tangan. Toh ini yang saya inginkan.

Sesuai perkiraan, Ima menolak cinta yang saya tawarkan. Alhamdulillah, jawaban yang saya nanti keluar dari mulut Ima. Benar juga kata teman-teman. Cinta ditolak berjuta rasanya. Hati berdebar-debar, timbul perasaan malu, menyesal karena sudah menembak, dan yang paling parah persendian rasanya mau copot. Tubuh benar-benar tak bertenaga.

Efek tersebut terbawa terus dalam keseharian saya. Di rumah, saat bersama teman-teman, di lapangan bola, apalagi di kampus. Di rumah saya menjadi bulan-bulanan teman-teman terus saja meledek. Di kampus saya tidak berani memandang apalagi menyapa Ima.

Selain efek di atas, ternyata selera makan saya berkurang drastis. Kok bisa ya, mungkin benar kata orang-orang. Jatuh cinta berjuta rasanya. Benar juga kata teman-teman saya, kalau cinta ditolak efeknya bisa kemana-mana. Buktinya malam hari saya juga sulit tidur. Akhirnya sebelum tidur saya habiskan untuk bermain gitar menyanyikan lagu-lagu sendu.

Di rumah kepikiran, di kampus masih deg-degan, makan tak enak, waktu tidurpun banyak berkurang. Begitu terus hingga berjalan empat bulan. Satu-satunya hal yang saya syukuri waktu itu saya selalu diberi kesehatan. Mungkin karena setiap sore saya sempatkan untuk main bola.

Sampai suatu hari saya ditegur oleh bulek. Beliau menegur saya karena tubuh saya tampak lebih kurus. Mendengar teguran bulek membuat saya penasaran. Saya ambil timbangan badan yang biasa saya taruh di bawah tempat tidur. Melihat angka di timbangan membuat saya terkejut. Timbanga tersebut menunjukkan berat badan saya di angka 84 kg. Padahal terakhir timbang, berat badan saya mencapai 110 kg.

Saya tidak habis pikir, kemarin-kemarin kok tidak kepikiran untuk timbang. Ternyata diet saya berhasil. Saya berhasil menurunkan berat badan hingga 26 kg. Angka yang sulit dicapai dengan hanya berolahraga atau mengurangi porsi makan.

Jika ditanya senang atau tidak, saya jawab dengan tegas bahwa saya sangat senang. Namun, jika disuruh mengulang dengan cara yang sama dengan tegas sayab jawab tidak. Cukup sekali memiliki pengalaman seperti itu. Apalagi sekarang sudah berkeluarga masa iya mau nembak cewek lagi? Haram tau! Salam literasi!

Ngampelrejo, 29 Agustus 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ulasannya

30 Aug
Balas

Terima kasih bu

30 Aug



search

New Post