Tetap Fokus untuk Sebuah Kesuksesan
Stadion Lusail bergemuruh saat Gonzalo Montiel sukses menyarangkan bola ke gawang Hugo Lloris. Tendangan penalti dari Montiel menjadi penentu kemenangan Timnas Argentina atas Perancis pada Final Piala Dunia 2022. Mayoritas pemain Argentina berlari ke sisi kanan gawang yang digunakan untuk adu pinalti guna merayakan kemenangan. Kecuali Lionel Messi yang memilih menghampiri Martinez. Messi memilih menghampiri Martinez karena melakukan beberapa kali penyelamatan penting.
Malam itu menjadi malam yang membahagiakan untuk Tim Argentina. Maklum saja, mereka berhasil melewati masa penantian setelah 36 tahun tidak pernah membawa pulang Piala Dunia. Pemain, suporter, dan Official tim saling berpelukan meluapkan kegembiraan yang lama dinanti-nantikan.
Ada tayangan dramatis yang tersaji setelah pertandingan final berakhir. Pelatih Argentina, Lionel Scaloni tidak ikut bergabung dengan pemain dan stafnya. Ia tetap berdiri dipinggir lapangan. Dari raut wajahnya tampak sekali terharu dan menahan tangis bahagia. Setelah itu beberapa staf menghampiri dan memeluknya untuk memberi selamat.
Tak hanya berdiri di pinggir lapangan, Scaloni menuju ke bench pemain. Di sana Scaloni menangis sebelum akhirnya berdiri dan dipeluk salah satu pemain Argentina. Momen emosional ini tersaji dan viral di media sosial.
Bukan tanpa alasan mome tersebut terjadi. Diawal penunjukannya sebagai pelatih Argentina, banyak pihak yang meremehkan dan bahkan menghujat Scaloni. Salah satu orang yang mengkritik Scaloni adalah Bintang Timnas Argentina di era 80-an, Diego Maradona. Bagi Sang legenda Scaloni baru seumur jagung. Ia dianggap belum layak menukangi Timnas Argentina karena belum memiliki prestasi mentereng.
Kritikan dan hujatan tak pernah ditanggapi oleh Scaloni. Ia fokus melatih dan terus melakukan pembenahan-pembenahan dari dalam. Selain itu Scaloni juga mengajak pemainnya untuk tidak mempan terhadap semua kritikan.
Pendapat Maradona sepertinya menjadi kenyataan. Apalagi pada partai perdana Argentina ditekuk Arab Saudi dengan skor 1-2. Beruntung Argentina dapat bangkit dan menang pada laga selanjutnya.
Kini, dunia tahu bahwa Argentina menjadi juara dunia. Dunia mengakui bahwa Argentina sedang berada di puncak. Tak ada lagi yang mengkritik, apalagi menghujat. Semua mengakui bahwa Scaloni pelatih hebat.
Sebagai manusia kita pasti memiliki cita-cita. Sebagai guru mungkin kita memiliki visi. Ada yang mudah diwujudkan, tapi tidak sedikit yang sulit terwujud. Butuh perjuangan ekstra untuk mewujudkannya. Butuh kerja yang berdarah-darah untuk mwncapainya. Karena rintangan dan hambatan selalu mengiringi.
Satu hal yang perlu diingat. Bahwa tidak ada kesuksesan yang didapatkan dengan cara instan. Tidak ada kesuksesan yang didapatkan dengan duduk santai dan berleha-leha. Semua butuh proses yang salah satunya mungkin bernama kegagalan.
Jangan berhenti karena gagal. Jangan menyerah karena banyak cibiran. Karena mereka yang mencibir tidak merasakan bagaimana perjuangan kita. Karena waktu akan terbuang sia-sia saat kita meladeni si pencibir. Tetaplah fokus pada tujuan dan tetaplah bangkit saat menemui kegagalan. Jika hal itu kita lakukan, sukses dalam genggaman, InsyaAllah.
Jember, 23 Desember 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Masyaallah, ulasan keren banget. Sangat menginspirasi..
Terima kasih Bu...